Ancam Sebarkan Rekaman Hubungan Intim, Petugas Pengamanan di Aceh Ini Peras Mantan Tunangan
Karena korban merasa takut dengan tindakan terdakwa yang akan menyebarkan vidio tersebut akhirnya korban menyanggupi permintaan terdakwa
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Serambi Indonesia Jafaruddin
TRIBUNNEWS.COM, ACEH – Pria Aceh Utara merekam hubungan intim dengan tunangannya di sebuah klinik kawasan Kecamatan Cot Girek, Aceh Utara.
Lalu pria berinisial FS (22) warga Kecamatan Cot Girek, Aceh Utara itu mengancam tunangannya UM (18), remaja asal Kecamatan Cot Girek akan menyebarkan video itu jika tak memberikan uang.
Kasus tersebut sudah dilimpahkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejari Aceh Utara, Mulyadi SH ke Pengadilan Negeri Lhoksukon, Aceh Utara baru-baru ini.
Ketua Pengadilan Negeri Lhoksukon, Aceh Utara Fauzi SH juga sudah menetapkan jadwal sidang perdana kasus tersebut pada 26 Januari 2022.
Informasi yang diperoleh Serambinews.com, dari Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) Pengadilan Negeri Lhoksukon, kasus itu berawal pada 12 Januari 2022, ketika FS mengajak tunangannya UM ke sebuah klinik yang berada di Desa CotGirek Kecamatan Cot Girek, Aceh Utara, tempat FS bekerja sebagai petugas pengamanan.
Setelah sampai UM di klinik tersebut, terdakwa mengajak korban untuk melakukan hubungan badan layaknya suami istri.
Baca juga: Ketahuan Berduaan Dalam Kamar, Sepasang Kekasih di Aceh Nyaris Diamuk Warga, Ngaku Baru Saling Kenal
Namun tanpa sepengetahuan korban ternyata terdakwa merekam video saat dirinya berhubungan badan dengan tunangannya, dengan menggunakan HP milik terdakwa.
Setelah selesai melakukan persetubuhan, tidak lama kemudian terdakwa mengirimkan video tersebut kepada korban, sehingga korban sangat terkejut.
“Kenapa abang videokan,” tanya korban.
Terdakwa menjawab, “Gak apa-apa dek video ini untuk pegangan abang, kalok adek macem-macem sama abang”.
Tiga hari kemudian korban tiba-tiba memutuskan tali pertunangan dengan terdakwa, sehingga terdakwa sangat marah dan kesal.
Berselang lima bulan kemudian atau pada 5 Mei 2021 terdakwa menghubungi korban untuk meminta uang sebesar Rp 300 ribu dengan ancaman, bila korban tidak memberikan uang tersebut, terdakwa akan menyebarkan video persetubuhan tersebut.
Karena korban merasa takut dengan tindakan terdakwa yang akan menyebarkan vidio tersebut akhirnya korban menyanggupi permintaan terdakwa dengan mengirimkan uang ke rekening terdakwa.