Sumanto Kini Tinggal Sendiri Usai Tetangga RT Pindah karena Diterjang Proyek Tol Yogyakarta-Solo
Puluhan tetangganya itu ada yang pindah ke desa tetangga seperti desa Sribit dan Segaran bahkan ada juga yang pindah ke kecamatan tetangga
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jogja Almurfi Syofyan
TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Sebanyak 25 kepala keluarga (KK) yang bermukim di RT 14 Rukun Warga (RW) 5 di Dukuh Ngentak, Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah harus angkat kaki dari rumah yang telah mereka diami karena rumah tersebut diterjang tol Yogyakarta-Solo.
Namun di RT 14 itu, ternyata masih ada satu rumah milik dari Sumanto yang hingga saat ini masih berdiri kokoh karena tidak terkena proyek strategis nasional (PSN).
Kini Sumanto tidak memiliki tetangga di RT 14 itu dan tinggal sendiri.
"Iya di RT 14 ini tinggal rumah saya ini yang tersisa, yang lainnya kena tol dan penghuninya sudah pindah sejak beberapa waktu lalu," ujar Sumanto saat berbincang dengan TribunJogja.com di rumahnya, Selasa (25/1/2022).
Menurut Sumanto, meski nantinya rumahnya bakal berada persis di bawah jalan tol, ia akan tetap tinggal di rumah itu.
Baca juga: Sempat Dilarang, Pria di Semarang Bersikeras Perbaiki Lampu Penerang Jalan, Berakhir Tewas Terjatuh
Sebab, rumah tersebut juga dijadikan oleh Sumanto dan istrinya sebagai tempat usaha berjualan Soto Ayam.
"Saya nggak ada rencana pindah, di sini juga tempat usaha saya jualan soto dan saya di sini juga tinggal sama istri, anak dan menantu," ucapnya.
Diakui Sumanto, para tetangganya di RT 14 sudah mulai pindah setelah menerima pembayaran UGR tol pada bulan Juni 2021 lalu.
Puluhan tetangganya itu ada yang pindah ke desa tetangga seperti desa Sribit dan Segaran bahkan ada juga yang pindah ke kecamatan tetangga.
Lanjut Sumanto, dampak proyek tol, membawa berkah bagi para tetangganya, hal itu karena sebagian besar tetangganya mendadak jadi miliarder.
Tetangganya menerima UGR mulai dari ratusan juga hingga miliaran.
"Iya, ada yang dapat sampai Rp 4 miliar dari UGR. Kalau saya juga terima UGR tapi nggak sebanyak itu, sekitar Rp 625 juta," jelasnya.
Uang senilai Rp625 juta, lanjut Sumanto merupakan kompensasi dari satu patok sawahnya yang juga ikut kena terjang tol.
"Uangnya sudah habis, saya belikan sawah baru dan renovasi rumah ini agar lebih besar," imbuhnya.
Selain itu, lanjut dia, di RT 14 Dusun Ngentak itu tak hanya rumah dan sawah warga yang kena, namun juga terdapat 1 musala yang berada persis di belakang rumahnya ikut kena terjang tol.
Musala itu, meski masih berdiri namun sudah tidak digunakan lagi untuk ibadah karena warga kampung sudah pindah semua.
Sumanto mengatakan, meski bangunan rumahnya ada di RT 14, namun secara administrasi kependudukan dirinya tercatat di RT 12.
Ia pun berharap proyek tol tersebut bisa berjalan lancar sehingga bisa menggerakan perekonomian warga di Klaten termasuk di Desa Kranggan.
"Saya akan tetap di sini. Harapannya ya tol ini pembangunannya berjalan lancar dan ada efek ekonomi ke Klaten atau ke desa," imbuhnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Kisah Warga Klaten, Kini Tak Punya Tetangga Setelah Satu RT Kena Terjang Proyek Tol Yogyakarta-Solo
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.