VIRAL Siswa SMKN 8 Luwu Nyambi Jual Siomai di Sekolah, Diki Mengaku Tak Malu dan Tidak Gengsi
Diki mengatakan bahwa awalnya kakanya yang berjualan somai, setelah beberapa hari diapun mau berjualan demi membantu perekonomian keluarganya
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri
TRIBUNNEWS.COM, LUWU UTARA - Diki seorang pelajar SMK nyambi jualan somai di sekolahnya demi membantu perekonomian keluarganya.
Dilansir dari akun instagram @memomedos mengunggah informasi mengenai sosok pelajar yang diketahui berjualan somai untuk membantu keluarganya, Senin (7/2/2022).
Dalam waktu singkat kisah siswa SMKN 8 di daerah Luwu Utara viral di sosial media lantaran.
Sebagian masyarakat menjadi iba dengan apa yang dilakukan oleh sosok pemuda bernama Diki tersebut.
Diki mengaku telah berjualan somai sekitar 1 tahun lalu saat duduk di kelas 1 SMK hingga kini dirinya telah kelas 2 SMK.
Diki mengaku tak memiliki rasa malu ataupun gengsi saat berjualan somai di sekolahnya.
Baca juga: Kunjungi Abah Ahmad Busthomi Kawung Luwuk, LaNyalla: Indonesia Beruntung Punya Ulama dan Pesantren
Hal tersebut ia lakukan demi membantu keluarganya meskipun ia jadi tak memiliki waktu untuk bermain seperti anak seusia dirinya.
“Saya mulai berjualan somai sudah hampir satu tahun, saat saya masih duduk di kelas satu SMK sampai sekarang, dan Alhamdulillah jualan saya selalu habis terjual,” kata Diki saat diwawancarai.
Diki mengatakan bahwa awalnya kakanya yang berjualan somai, setelah beberapa hari diapun mau berjualan demi membantu perekonomian keluarganya.
“Awalnya kaka saya yang berjualan, pada saat itu saya malu melihat kaka saya berjualan, tetapi beberapa hari kemudian tiba-tiba saya mau juga berjualan somai karena saya berfikir saya juga perlu membantu keluarga.
Nah mulai saat itulah saya belajar berjualan, saya jualan di sekolah juga begitupun saat pulang sekolah, alhamdulillah jualan saya habis terjual,” katanya.
Meskipun sempat memiliki rasa malu, dirinya mengungkapkan jika rasa malu tersebut dapat ia kalahkan dengan pikirannya yang harus membantu keluarganya demi perekonomian yang lebih baik.
“Saat saya berjualan tidak ada perasaan malu atau gengsi sedikitpun bahkan saat saya berjualan di sekolah, walaupun ada teman teman yang terkadang bertanya nda malu jualan somai, saya hanya menjawab selama itu halal kenapa harus malu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.