Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Komnas HAM Kecam Tindakan Kekerasan yang Terjadi di Desa Wadas: Tarik Aparat yang Bertugas

Komnas HAM mengecam tindakan kekerasan yang terjadi di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Komnas HAM Kecam Tindakan Kekerasan yang Terjadi di Desa Wadas: Tarik Aparat yang Bertugas
Dok Humas Polda Jateng
Area pembangunan proyek Bendungan Bener di wilayah Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (8/2/2022). 

TRIBUNNEWS.COM - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengecam tindakan kekerasan yang terjadi di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Seperti yang diketahui, beredar video yang memperlihatkan tindakan kekerasan yang dilakukan aparat kepada warga Desa Wadas, Purworejo, Selasa (8/2/2022).

Merespon dugaan kekerasan di Desa Wadas, Komnas HAM angkat bicara.

Melalui Keterangan Pers Nomor: 003/HM.00/II/2022, Komnas HAM mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan oleh aparat kepolisian kepada warga, termasuk pendamping hukum warga Wadas yang menolak desanya dijadikan lokasi penambangan quarry.

Baca juga: Ganjar Paparkan Proses di Balik Pengukuran Lahan Desa Wadas: Tuai Pro Kontra, Libatkan Komnas HAM

Baca juga: Ganjar Sebut Warga Desa Wadas yang Diamankan Polisi akan Dilepas

Tak hanya itu, Komnas HAM juga menyesalkan adanya penangkapan terhadap sejumlah warga yang masih ditahan di Polres Purworejo.

Dalam keterangan pers tersebut, terdapat beberapa poin yang disampaikan oleh Komnas HAM.

Pertama, Komnas HAM meminta kepada Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWS SO) dan Badan Pertanahan Nasional (BPN), untuk menunda pengukuran lahan milik warga Desa Wadas yang sudah setuju untuk pengukuran.

Berita Rekomendasi

Kemudian yang kedua, Komnas HAM juga meminta kepada Polda Jawa Tengah untuk menarik aparat yang bertugas di Desa Wadas, dan melakukan evaluasi total pendekatan yang dilakukan serta memberi sanksi kepada petugas yang terbukti melakukan kekerasan kepada warga.

"Polres Purworejo segera melepaskan warga yang ditahan di Kantor Polres Purworejo," tulis Komnas HAM dalam keterangan pers tersebut.

Baca juga: Kuasa Hukum Warga Desa Wadas Purworejo Sebut 64 Orang Ditangkap Polisi

Baca juga: Ini Pesan Gubernur Ganjar Pranowo kepada Warga Desa Wadas yang Tanahnya Diukur BPN

"Gubernur Jawa Tengah, BBWS Serayu Opak, dan pihak terkait menyiapkan alternatif-alternatif solusi terkait permasalahan penambangan batu andesit di Desa Wadas untuk disampaikan dalam dialog yang akan difasilitasi oleh Komnas HAM RI," lanjutnya.

Selain itu, Komnas HAM juga meminta kepada semua pihak untuk menahan diri, menghormati hak orang lain, dan menciptakan suasana yang kondusif.

Klarifikasi Kapolda Jateng

Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi.
Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi. (Bid Humas Polda Jateng)

Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi membantah adanya anggota polisi yang melakukan penyerbuan masjid di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Menurutnya, polisi yang bertugas di sekitar masjid, ingin melindungi warga yang berada di masjid.

"Video viral bahwa anggota melakukan penyerbuan Masjid, tidak," katanya saat konferensi pers, dikutip Tribunnews.com dari Kompas TV, Rabu (9/2/2022).

Baca juga: Klarifikasi Kapolda Jateng Soal Viral Polisi Kepung Warga Wadas di Masjid: Tidak Ada Pengepungan

Baca juga: Kasus Wadas, Ketua DPD RI Ingatkan Polisi Tak Represif: Semua Pihak Harus Dengar Aspirasi Rakyat

"Tidak ada kejadian pengepungan masjid di dalamnya, adanya bagaimana kita mengamankan masyarakat kita yang ingin perlindungan di dalam," imbuhnya.

Kapolda Jateng menjelaskan, posisi anggota polisi yakni membelakangi masjid.

Pada saat itu, kata Ahmad Lutfi, yang duduk di dalam dan di luar akan terllibat kontak fisik.

"Di mana yang kontra dikejar-kejar, pro masuk masjid. Kemudian anggota melakukan parameter agar tidak terjadi benturan," ungkapnya.

Ia menambahkan, ada salah satu masyarakat yang belum menerima, memakai pakaian pendek masuk ke masjid.

Baca juga: Polisi Bantah Kepung dan Tangkap Warga Yang Ibadah di Masjid di Desa Wadas

Baca juga: Tentang Aksi Represif Aparat di Desa Wadas, PBNU Siap Mediasi Warga dan Pemerintah

Kemudian, orang tersebut, diamankan polisi.

Tujuannya, supaya tidak diserang oleh kelompok yang pro.

"Tetapi framing di luar, menggambarkan kita menyerbu masjid, tidak ada itu," jelasnya.

Selain itu, Kapolda Jateng mengungkapkan soal informasi anggota polisi yang melakukan penculikan warga, itu tidak benar.

Kabar tersebut, dibagikan oleh seseorang melalui akun media sosial.

"Ada informasi anggota kita melakukan penculikan, sebenarnya tidak begitu, pada saat hari H pelaksanaan, kita mengamankan salah satu orang yang dilakukan pemeriksaan."

"Pada saat pemeriksaan, dia mengakui, yang bersangkutan mengakuki bahwa mereka mempunyai akun."

"Dia tidak diculik, istrinya pun tahu," ucapnya.

(Tribunnews.com/Whiesa/Suci)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas