Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pesta Miras Marak di Jateng, Di Cepu Enam Orang Tewas

Di Cepu Kabupaten Blora oplosan makan korban sebanyak 6 orang dan sebagian masih dirawat di rumah sakit.

Editor: cecep burdansyah
zoom-in Pesta Miras Marak di Jateng, Di Cepu Enam Orang Tewas
Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Satpol PP Klungkung bubarkan pemuda yang pesta miras, Sabtu (21/3/2020) malam. 

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG  - Sebulan ini di Jawa Tengah ada dua kejadian pesta miras oplosan yang menewaskan banyak orang.

Di Cepu Kabupaten Blora oplosan makan korban sebanyak 6 orang dan sebagian masih dirawat di rumah sakit.

Disusul kejadian di Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara, oplosan menewaskan 9 orang.

Di Cepu ada 14 orang ikut pesta miras dan meninggal dunia 6 orang. Sedangkan di Jepara ada belasan orang ikut menenggak miras oplosan, 9 orang meninggal.

Dan kini, Prawiraharjo alias Wiwik, pemilik warung Angkringan 2 Jiwo sekaligus penjual minuman keras oplosan di Karanggondang, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara, yang menyebabkan 9 orang meninggal dunia telah ditetapkan tersangka.

Sebagian besar pelaku yang jadi korban miras oplosan mengeluhkan sakit di bagian perut.

Kasatreskrim Polres Jepara AKP M. Fachrur Rozi menerangkan penetapan tersangka ini dilakukan setelah pihaknya memeriksa yang bersangkutan dan sejumlah saksi lain.

Berita Rekomendasi

Tersangka pun ditahan sejak Jumat 4 Februari. Polisi menggeledah dalam rumah tersangka menemukan dan menyita barang bukti miras, 4 jeriken ethanol isi lima liter.

1 jeriken ethanol isi 20 liter. 1 jeriken ethanol isi 15 liter. Tak hanya itu, pihaknya juga menyita barang bukti satu set alat pengoplos dan alat pengukur kadar alkohol.

Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi telah memerintahkan seluruh Kapolres jajarannya agar melakukan operasi Bersinar.

Operasi tersebut diantaranya untuk mengungkap kasus peredaran narkoba dan alkohol. Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol M Iqbal Alqudusy mengatakan operasi bersinar akan dimulai Senin (7/2).

Terkait operasi tersebut beberapa tempat telah ada dilakukan penangkapan diantara di Solo.

"Yang di Solo itu menangkap pengendara mobil box yang berisi miras. Semua Polres saat ini juga sedang gencar-gencarnya operasi miras," tandasnya.

Agar kejadian serupa tidak menimpa warga Kota Semarang, Polrestabes Semarang serius menangani peredaran miras oplosan.

Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar melalui, Kasatresnarkoba Kompol Aries Dwi Cahyanto menuturkan saat ini sedang melakukan proses penyelidikan terkait miras oplosan.

Pihaknya tidak ingin peredaran miras oplosan menelan banyak korban seperti yang terjadi di berbagai wilayah.

"Untuk kota Semarang, saat ini belum ada laporan. Jika ada informasi yang jual atau pabrik mengedarkan miras oplosan silahkan masyarakat bisa menginformasikan ke kami untuk ditindaklanjuti," ujarnya, Minggu (6/2).

Menurutnya, kandungan miras oplosan sangat berbahaya. Berdasarkan pengalamannya mengungkap kandungan miras oplosan diantaranya Ciu yang dicampur dengan obat nyamuk oleh dan berbagai macam campuran.

"Kalau saya pernah melihat miras oplosan ciu dicampur dengan obat nyamuk oles," kata Aries.

Dikatakannya, razia miras oplosan sering dilaksanakan. Razia tersebut dilakukan secara mendadak.

"Razia rutin akan terus dilaksanakan. Untuk lokasinya kami sudah memegang. Tapi saat ini sedang kami lakukan penyelidikan," kata dia.

Aries menuturkan hingga saat ini belum ada laporan korban meninggal dunia akibat miras oplosan di Kota Semarang. Namun pihaknya tidak segan-segan menindak jika mendapat laporan miras oplosan.

Minuman Bercukai
Rudi (bukan nama sebenarnya) seorang pecandu alkohol. Dia mengatakan apa yang dilakukan pemuda di Jepara dan Blora merupakan hal konyol.

Sebab menurutnya, apapun yang dilakukan secara berlebihan akan berdampak negatif.

"Apalagi itu minuman alkohol yang tidak bercukai. Itu kan tidak jelas unsur kandungan alkoholnya berapa persen. Tidak jelas juga itu minuman hasil fermentasi, atau sebenarnya etanol untuk medis," terangnya.

Sejak duduk di bangku SMA, Rudi sudah mengkonsumsi minuman beralkohol bersama teman-temannya.

Ia mengakui pertama kali mencicipi minuman beralkohol masih dalam bentuk oplosan.

"Dulu sebutannya ciu. Itu juga tidak bercukai. Cuma dibungkus botol bekas air mineral ukuran satu liter. Tapi dahulu minum hanya seminggu sekali. Sekali minum cukup satu botol saja. Kalau sudah mabuk, pergi ke club malam. Kan lumayan irit," jelasnya.

Seiring bertambahnya usia, Rudi tak mau lagi mengkonsumsi ciu. Sebab, beberapa kali setelah mengkonsumsi ciu, Rudi merasa asam lambungnya naik dan sesak napas.

"Saya kira itu terjadi karena minum ciu belum sarapan. Jadi saya masih berani coba lagi. Tapi kok sama saja, asam lambung naik. Akhirnya sejak saat itu kapok minum ciu. Sekarang cenderung pilih minuman beralkohol yang bercukai saja. Seperti congyang, soju, vodka, gepengan (mansion), atau kadang bir," akunya Rudi.

Saat pesta miras, Rudi pun tidak mau meminum minuman beralkohol secara polosan. Ia cenderung akan mencampuri minuman tersebut dengan berbagai minuman lain. Seperti jus jeruk, bir, calpico, dan lainnya.

"Soalnya kalau diminum polosan terlalu strong. Tidak enak di tenggorokan dan perut. Maka saya campuri dengan minuman lain. Kadang kalau mau agak halus lagi, saya campur es batu," tambahnya.

Ketika sedang ingin berpesta miras, Rudi dan teman-temannya cenderung memilih minum di warung kaki lima yang ada di Kota Semarang.

Tapi jika sedang banyak uang, ia lebih memilih minum di tempat karaoke maupun bar. Tergantung kondisi dompet.

"Yang penting kontrol. Kalau sudah mabuk ya berhenti. Jangan diteruskan. Misal enggak kuat nanti bisa mabuk atau pingsan," tutupnya.

Lapak sejak 1997
Di Kota Semarang, terdapat beberapa tempat yang menjajakan minuman beralkohol secara resmi.

Mulai dari kaki lima hingga kelas restoran pun juga ada. Namun sebelum maraknya bar di Kota Semarang, penjaja minuman alkohol yang ada di Jalan Ki Mangunsarkoro, sudah ada sejak tahun 1997.

Dahulu di jalan ini terdapat beberapa lapak yang menjajakan racikan minuman beralkohol. Namun kini hanya tersisa satu lapak saja.

Lapak racikan minuman beralkohol yang diberi nama WK (Wijaya Kusuma) ini, sudah ada sejak tahun 1997.

Yang dijual di tempat ini berupa minuman beralkohol dicampur dengan berbagai jus buah.

Sebut saja R, seorang pedagang racikan minuman beralkohol, mengatakan bahan dasar alkohol yang dia gunakan berasal dari miras bercukai. Sebab, ia tak ingin sembarangan menggunakan campuran minuman alkohol yang tidak jelas.

"Saya tidak pernah menggunakan minuman beralkohol yang dijual secara literan. Semuanya dalam kemasan botol dan resmi ada cukainya. Seperti vodka, mansion, ice land, congyang, anggur orang tua, bir, dan lainnya," terangnya.

Sebab tak memungkiri, ada beberapa pedagang racikan minuman beralkohol yang tidak jelas asal usulnya.

Menurut keterangan R, ada beberapa oknum di sebuah rumah sakit yang sengaja menjual limbah alkohol untuk dibuat minuman.

"Limbah alkohol dari rumah sakit tentu tidak bisa dikonsumsi. Itu ada oknum yang jual. Tidak tahu yang beli siapa, tapi itu memang ada," ucapnya.

Racikan minuman alkohol yang dijual R menggunakan campuran jus buah dan aneka sirup. Satu teko racikan minuman beralkohol yang dia jual, dibandrol dengan harga mulai Rp 100 ribuan. Satu teko bisa untuk 5-6 orang.

"Konsumen juga bisa request. Rasanya mau strong atau soft. Kami sesuaikan saja. Ya saya berjualan ini juga punya tujuan supaya masyarakat yang ingin minum minuman beralkohol tidak sembarangan. Soalnya kalau salah racikan bisa berujung fatal," bebernya.

Ia menyarankan kepada masyarakat yang gemar mengkonsumsi minuman beralkohol untuk bisa mengontrol dirinya. Sebab, mengkonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan juga tidak baik untuk tubuh.

"Yang penting jangan berlebihan," katanya.

Tak Bisa Kendalikan Diri
Orangtua atau masyarakat bisa mencermati remaja atau pemuda yang kecanduan atau ketahihan minuman keras.

Gejala yang muncul pada orang yang ketagihan menenggak minuman oplosan ialah karena sarafnya tertekan, ia menjadi mengantuk dan tidak sadarkan diri, berbicara meracau, dan tidak dapat mengendalikan dirinya.

Ketidakmampuan mengendalikan diri ini biasanya membuat orang menjadi mudah marah, mudah nangis, mudah tertawa, dan mudah bertindak hal yang tidak biasanya dilakukan.

Hal tersebut disampaikan dr. Yoseph Chandra, M.Kes., selaku Wakil Direktur Pelayanan Rumah Sakit Panti Wilasa dr. Cipto Kota Semarang.

Menurutnya, secara umum minuman beralkohol bersifat adiktif yang membuat penggunanya selalu menaikkan dosis atau takaran konsumsi alkohol.

Dosis yang terus meningkat dalam mengonsumsi alkohol ini mengakibatkan kerusakan pada sejumlah organ yang tak disadari. Kerusakan terjadi pada jantung, otak, hati, ginjal, pankreas, hingga lambung dan usus.

"Pengguna alkohol yang sudah mengonsumsi berlebihan atau overdosis biasanya tidak sadarkan diri, pingsan, kejang, muntah darah, hingga yang paling fatal ialah meninggal dunia," ujarnya, Sabtu (5/2/2022) siang.

Pengguna yang mengalami muntah darah dikarenakan konsumsi alkohol mengakibatkan iritasi pada lambung, kemudian lambung mengeluarkan isinya sehingga terjadi muntah darah.

Sementara bisa saja dalam proses iritasi lambung tersebut, darah yang keluar diserap usus yang mengakibatkan feses yang keluar berwarna hitam.

Dokter Yoseph menjelaskan, dalam penanganan pengguna alkohol yang mengalami keracunan minuman oplosan maupun overdosis, segera larikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan dan tindakan medis.

Pasalnya, langkah yang harus dilakukan ialah melakukan proses pencucian darah karena kadar asam dalam darah akibat alkohol terlalu tinggi dan bisa membahayakan organ bagian dalam tubuh.

Adapun mitos yang menyebutkan susu maupun air kelapa bisa menetralisir keracunan minuman oplosan, hal tersebut tidak tepat.

Pasalnya, baik susu maupun air kelapa memang bisa digunakan untuk menetralisir pada keracunan general seperti keracunan makanan ataupun konsumsi racun umum lainnya.

Berbeda dengan keracunan minuman oplosan karena kadar asam dalam darah sangat tinggi sehingga harus dilakukan tindakan pencucian darah. Bila pengguna oplosan 'dicekoki' susu dan air kelapa sebagai pertolongan darurat, hal tersebut justru kondisi akan memburuk.

"Saat korban tidak sadarkan diri dan semakin dicekoki susu maupun air kelapa, air akan masuk ke dalam paru-paru, bukan lambung, ini juga bisa membahayakan korban dan tentu saja efek alkohol yang terserap tubuh tidak berkurang sedikit pun," urainya.

Adapun zat berbahaya dalam minuman oplosan tentu saja penggunaan metanol. Metanol merupakan sintesa dari air gula dan bakteri.

Metanol biasanya digunakan untuk pelarut dalam industri dan memiliki karakter mudah terbakar, mudah menguap, dan beracun.

Yoseph menduga, penggunakan metanol karena harga yang jauh lebih murah dibanding etanol dan penyajian metanol yang biasanya dicampur dengan minuman berenergi, jus, sirup, susu, dan lain sebagainya yang tidak disadari oleh pengguna. (afn/arh/iwn/rtp/kim/yun)

Baca juga: Salimah Bahagia Melahirkan Bayi Kembar Tiga Laki-laki Semua

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas