Bermula dari Sakit Gigi, Ketua Komisi I DPRD Bali dari Fraksi PDIP Mengembuskan Napas Terakhir
Suasana duka menyelimuti rumah Ketua Komisi I DPRD Provinsi Bali, I Nyoman Adnyana di Desa Sekaan, Kintamani Bangli, Minggu (20/2).
Editor: cecep burdansyah
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Nyoman Adnyana, salah satu anggota PDI Perjuangan mengembuskan napas terakhir di RSUP Sanglah, Sabtu (19/2). Ia meninggal akibat komplikasi penyakit jantung.
Anak pertama Adnyana, Gede Manggala Perdana Jaya mengatakan, ayahnya sebenarnya sudah 13 tahun mengalami penyakit jantung. Namun awal dirawatnya Adnyana justru bukan akibat penyakit jantung, melainkan karena sakit gigi.
"Akhirnya pada 7 Februari beliau diantar berobat ke dokter gigi di Denpasar. Setelah giginya sudah bagus dan pulang ke Sekaan, tiba-tiba pada malam harinya jantungnya berdebar. Hingga kemudian dibawa ke RS Bali Mandara Denpasar," jelasnya.
Namun karena di RS Bali Mandara tidak ada alat pacu jantung, akhirnya Adnyana dirujuk ke RSUP Sanglah, 10 Februari. Lanjut Angga, selama tujuh hari dirawat, kondisi Adnyana menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Namun pada hari ke delapan kondisinya kembali drop.
"Walaupun drop, bapak masih sadar. Begitupun di hari kesembilan juga masih sempat minta air jeruk dan semangka. Pada jam 11.00an Wita kondisinya menurun kembali hingga tidak sadarkan diri. Bahkan sempat tiga kali henti jantung. Akhirnya pukul 17.30 Wita, bapak mengembuskan napas terakhir," ucapnya.
Sembilan hari dirawat di RSUP Sanglah, Nyoman Adnyana sempat menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Bahkan politikus asal Desa Sekaan itu sempat minta dibelikan baju melalui toko online.
Hal tersebut diungkapkan Gede Manggala Perdana Jaya di rumah duka, Minggu (20/2). Pria yang akrab disapa Angga itu mengatakan, saat kondisi ayahnya membaik, pria usia 62 tahun itu sempat melihat-lihat baju dari salah satu toko online.
"Bapak beli tiga potong saat itu," kenangnya didampingi I Made Sumandi selaku kakak Adnyana.
Pada 19 Februari pagi, Angga saat itu bergantian jaga dengan sang istri. Ia hendak mandi dan ganti pakaian. Namun sekitar pukul 11.00 Wita, ia mendapat kabar bahwa ayahnya sudah tidak sadarkan diri.
"Saat hendak menuju rumah sakit, baju yang dipesan itu kebetulan baru sampai rumah. Saya bawa baju pesanan bapak itu, namun bapak saya sudah tidak sadar," ungkapnya.
Angga menceritakan pada 17 Februari, ayahnya punya rencana melanjutkan renovasi rumahnya di Sekaan. Rencana itu dipaparkan secara detail kepada Angga.
"Semangat bapak untuk sembuh itu besar sekali. Harapannya saat dua hari lagi pulang, dia catat semua rencana setelah pulang dari rumah sakit. Rencana ini juga dibicarakan kepada saya, mulai dari renovasi sanggah, rumah, dan sebagainya," kenang Angga.
Sesuai petunjuk dari Sulinggih, jenazah Nyoman Adnyana rencananya diaben, Sabtu (26/2). Pihak keluarga menyebutkan, saat ini jenazah Adnyana masih dititip di RSUP Sanglah. Angga mengatakan, alasan jenazah dititip agar tidak terlalu lama berada di rumah. Jenazah dijemput untuk dibawa ke rumah duka, Kamis (24/2).
"Kamis pagi tyang jemput. Tanggal itu juga dilaksanakan prosesi piuning ring merajan, negtegang pedagingan, ngajum lan ngadegang tetukon, merisam layon ngelantur mungah tumpang salu.