BMKG Sebut Gempa Nias Termasuk Jenis Gempa Dangkal Akibat Adanya Aktivitas Subduksi Lempeng
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati membenarkan adanya gempa bumi tektonik di wilayah Nias Selatan, Sumatera Utara pada Senin (14/3/2022).
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Whiesa Daniswara
Masyarakat juga diminta untuk menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
Serta diimbau untuk memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.
Baca juga: Pagi Ini Nias Selatan Sumut Diguncang Gempa 2 Kali, BMKG Sebut Tak Berpotensi Tsunami
Hingga Pukul 05.10 WIB Terjadi 4 Aktivitas Gempa Bumi Susulan
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno mengungkapkan hingga pukul 05.10 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 4 aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M6.0.
Ia mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Selain itu juga agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali kedalam rumah," sambungnya.
Sebelumnya, pada Senin (14/3/2022) pagi gempa mengguncang Nias Selatan, Sumatera Utara sebanyak dua kali.
Baca juga: Gempa M 6,9 Guncang Nias Selatan, BMKG: Dirasakan di Padang hingga Solok
Gempa terjadi hanya berselang sekitar 30 menit.
Gempa pertama berkekuatan 6,9 SR pada pukul 04.09 WIB.
Gempa ini berpusat di 161 kilometer Tenggara Nias Selatan pada kedalaman 25 kilometer.
Sementara gempa kedua berkekuatan 6,0 pada pukul 04.38 WIB.
Berpusat di 154 kilometer Tenggara Nias Selatan pada kedalaman 26 kilometer.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa hari ini di Nias Selatan tidak berpotensi tsunami.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Dewi Agustina)