Viral Guru Tampar Siswa Berkali-kali di Prabumulih: Kepala Sekolah Sebut Diedit, Walikota Bereaksi
Viral video guru tampar siswa berkali-kali diduga terjadi salah satu SMA di Prabumulih Sumatera Selatan.
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, PRABUMULIH - Viral video guru tampar siswa berkali-kali diduga terjadi salah satu SMA di Prabumulih Sumatera Selatan.
Di dalam video yang diposting akun Instagram Prabumulih terlihat seorang ibu guru mengenakan jilbab hitam dengan posisi berada di depan kelas bersama tiga pelajar yang berjejer.
Tangan kiri guru itu memegang kepala seorang pelajar lalu tangan kanannya menampar pipi pelajar itu berkali-kali sambil berhitung.
Dalam postingan dengan durasi 4 detik itu, tampak jelas wajah sang guru yang melepas masker terlihat geram sambil menampar sang murid.
Baca juga: Siswa SMA Luar Biasa di Prabumulih Lecehkan 2 Bocah, Korban Dirayu lalu Diajak Mandi di Sungai
Walikota Prabumulih Ridho Yahya menyesalkan adanya insiden oknum guru menampar murid karena sekarang ini bukan zamannya lagi melakukan pendidikan dengan kekerasan.
"SMA di bawah gubernur, tentu tidak boleh lah karena bukan zamannya lagi. Kalau dulu dipukul pakai rotan tapi sekarang diberi pengertian, tidak boleh lah kasar seperti itu," tegasnya.
Ridho mengatakan sekarang ini bukan lagi zaman penjajahan melakukan kekerasan tapi beri pengertian dan memanggil orang tua atau upaya lain.
"Sekarang bukan zaman penjajahan lagi, menyesalkan lah. Mestinya pakai cara lain, tegur, panggil orang tua," katanya.
Video guru menampar siswa ini ramai dikomentari banyak netizen. Netizen mempertanyakan kejadian di sekolah mana dan memberikan masukan jika seorang guru itu jangan melakukan tindakan kekerasan.
Baca juga: Operasi Pasar Minyak Goreng di Lubuklinggau Sumsel Batal: Padahal Ribuan Emak-emak Sudah Antre
"Semestinya guru jangan melakukan kekerasan, itu tidak layak dilakukan terhadap anak didik," tulis salah satu netizen memberikan komentar.
Kepala Dinas Pendidikan Pemkot Prabumulih, Kusron mengatakan aksi kekerasan dilakukan oknum terhadap murid tersebut menyalahi kode etik sebagai tenaga pendidik yang harusnya mendidik, mengajari dengan sabar.
"Kami selaku kepala dinas pendidikan meskipun itu diluar kewenangan kami karena SMA di Provinsi namun kami sangat menyesalkan peristiwa itu," ujarnya.
Pria yang juga ketua PGRI kota Prabumulih berharap kepada oknum guru itu untuk dapat mempedomani tugas pokok fungsi sebagai pendidik, pembimbing dan pelatih.
"Kita sangat menyesalkan sekali, memang ada naluri guru itu agar murid cepat bisa belajar, disiplin dan terkadang bikin kesal namun pembelajaran itu adalah proses yang tidak bisa kita capai cepat, maka harus sabar," tuturnya seraya mengatakan kewenangan bukan pada mereka sehingga tidak bisa melakukan tindakan.
Baca juga: Aktivis Milenial Kecam Kekerasan Aksi Demo terhadap Aparat Kepolisian