Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

FAKTA Sidang Tabrak Lari Nagreg: Kopda Andreas Menangis hingga Ungkapan Sakit Hati Ayah Handi

Sidang kasus tabrak lari di Nagreg kembali digelar. Ini sejumlah faktanya, mulai dari tangisan Kopda Andreas hingga ungkapan sakit hati ayah Handi.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in FAKTA Sidang Tabrak Lari Nagreg: Kopda Andreas Menangis hingga Ungkapan Sakit Hati Ayah Handi
TribunJakarta.com Bima Putra/Instagram @infojawabarat
Kolonel Priyanto saat menjalani sidang dakwaan di Pengadilan Tinggi Militer II Jakarta, Selasa (8/3/2022) (kiri). Priyanto saat memasukkan jasad Handi Harisaputra (17) dan Salsabila (14) ke dalam mobil Izusu Panther yang dikendarainya (kanan). 

Dalam persidangan, Andreas juga mengungkapkan, Priyanto sempat mencari sungai melalui aplikasi Google Maps di ponselnya.

Hal ini dilakukan setelah Priyanto menolak saran Andreas yang meminta agar korban dibawa ke puskesmas.

Diketahui, setelah menolak permintaan Andreas, Priyanto sempat mengambil alih kemudi mobil yang dibawanya.

Setelah melanjutkan perjalanan, mereka berhenti di sebuah toko karena Priyanto ingin buang air kecil.

Setelah itu, Andreas kembali mengemudikan kendaraan dan Priyanto duduk di kursi penumpang di sampingnya.

"Apa yang dibicarakan ketika terdakwa duduk di samping (di dalam mobil) saksi (Andreas)?" tanya ketua majelis hakim.
"Mencari sungai melalui Google Maps," jawab Andreas.

"Untuk apa?" kata ketua majelis hakim.

BERITA TERKAIT

"Untuk buang (jenazah korban tabrak lari)," ujar Andreas.

4. Ungkapan Sakit Hati Ayah Handi

Persidangan kasus tabrak lari ini rupanya menghadirkan keluarga para korban.

Satu di antaranya Etes Hidayatullah yang merupakan ayahanda mendiang Handi Saputra.

Dalam persidangan, Etes mengungkapkan rasa sakit hatinya kepada Priyanto.

Etes heran mengapa Priyanto bisa setega itu membuang sang anak, padahal menurut hasil visum, Handi masih hidup saat dibuang ke Sungai Serayu, Jawa Tengah.

Suaranya pun bergetar ketika mengungkapkan bagaimana ibu Handi harus menahan rasa sakit hatinya atas perbuatan Priyanto di rumah setiap harinya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas