Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

IRT Tertipu Pria yang Mengaku Pegawai BC, Sudah Transfer Rp 7,5 Juta Tapi Minyak Goreng Tak Diterima

Kejadian bermula saat EY melihat iklan jual beli minyak goreng murah melalui akun media sosial (medsos) facebook atas nama Distributor Sembako.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in IRT Tertipu Pria yang Mengaku Pegawai BC, Sudah Transfer Rp 7,5 Juta Tapi Minyak Goreng Tak Diterima
TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Petugas menata minyak goreng kemasan di sebuah supermarket di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (18/3/2022). Stok minyak goreng di pasaran kini mulai kembali melimpah seiring dengan dicabutnya aturan harga eceran tertinggi (HET). Pemerintah mencabut HET minyak goreng sejak Rabu (16/3) menyusul adanya kelangkaan barang yang terjadi belakangan ini. Beberapa merk minyak goreng kemasan terkenal pun mulai memenuhi rak-rak supermarket. Tribunnews/Jeprima 

Sebelumnya kasus serupa menimpa Safitri Agustini (36), seorang warga Rancaekek Kabupaten Bandung yang menjadi salah satu dari korban penipuan pre order minyak goreng.

Dalam kasus ini Safitri mengaku mengalami kerugian hingga Rp 95 juta.

Awal pemesanan menurutnya berjalan lancar, namun di pemesanan berikutnya proses tersendat, minyak goreng tak diterima, uang yang disetor pun tak juga dikembalikan.

Safitri mengaku saat ini dia belum melapor ke polisi.

Dia baru konsultasi dan diarahkan untuk melapor ke Polrestabes Bandung atau Polda karena jumlah kerugian dari seluruh korban, sekitar Rp 1,5 miliar.

"Ya, rencananya akan melapor ke Polresta, nanti," ujar Safitri, saat ditemui di kediamannya, yang berada di Rancaekek, Kabupaten Bandung, Junat (25/2/2022).

Safitri mengaku, pihaknya telah memesan minyak goreng kepada IR, sejak 13 Desember 2021.

Baca juga: Menperin Wajibkan Industri Minyak Goreng Pasok Migor Curah untuk Masyarakat dan Usaha Mikro

Berita Rekomendasi

"Sudah tujuh kali PO, pas minyak goreng lagi mahal-mahalnya dan langka. Dijual ke saya Rp 30 ribu dan 31 ribu kemasan dua liter," kata Safitri.

Safitri mengaku, awalnya barang lancar dan diterimanya.

"Saya masuk PO lagi itu tanggal 10, 11, 12 Januari 2022, terus dia bilang satu minggu gak ada, dia bilang lagi dari gudangnya gak ada," ujar dia.

Terakhir menurut Safitri, pelaku mengatakan mau retur dananya.

"Sampai sekarang barangnya gak ada, orangnya udah ganti nomer," katanya.

Terkait pre order minyak goreng fiktif tersebut, Safitri mengaku mengalami kerugian hingga Rp 95 juta.

"Itu bukan uang saya, tapi uang korban karena orang lain mesen ke saya, secara kolektif," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas