Pembobolan Rumah di Garut: Pelaku Aniaya Ibu dan Anak hingga Babak Belur, Sempat Terjadi Negosiasi
Korban menyebut kenal dengan pelaku dan pernah sama-sama menjalankan bisnis.
Editor: Erik S
Laporan Kontributor TribunJabar.id, Sidqi Al Ghifari
TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Solihati Nurzanah (42) dan anaknya Rifda Abidah (19) menjadi korban penganiayaan perampok yang membobol rumah mereka di Garut, Jawa Barat.
Peristiwa mencekam itu berhasil direkam saat komplotan orang itu membobol rumahnya.
Solihati Nurzanah menyebut kenal dengan pelaku dan pernah sama-sama menjalankan bisnis.
Namun bisnis yang dijalankannya dengan pelaku mengalami kerugian sehingga dirinya menanggung utang piutang yang harus dibayarkan kepada pelaku.
"Jadi ada kegagalan bisnis ya, karena itu saya tanggung jawab menanggung hutang dari bisnis itu, saya tidak kabur malahan dalam proses cicil," ujarnya saat ditemui Tribunjabar.id di kediamannya, Kamis (24/3/2022).
Ia menjelaskan, di malam tersebut, pelaku sempat datang ke rumahnya dan menanyakan keberadaannya, namun di rumah hanya ada Rifda seorang.
Baca juga: Stasiun Garut Diresmikan: Cibatu-Garut Hidup Kembali
Kemudian pada Rabu (23/3/2022) dini hari sekira pukul 01.00 WIB, pelaku kembali datang ke rumahnya dengan cara membobol pintu dapur.
"Kondisi saat itu lampu dimatikan, pintu dibobol, kemudian kaca kamar saya pun dibobol," ucapnya.
Saat proses pembobolan tersebut ia menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan keadaan itu, ia pun bersembunyi di balik lemari.
Detik-detik mencekam itu ia hadapi, pelaku yang mengacak-ngacak tempat tidurnya kesal karena orang yang ia cari tidak ada.
"Pelaku kemudian merencanakan masuk ke kamar anak saya, mengetahui anak saya terancam akhirnya saya menghadang mereka, saya bentak mereka ada apa ini," ucapnya.
Komplotan pembobol rumah tersebut langsung menyerang dirinya dengan cara mencekik dan dipukul secara membabi buta.
Baca juga: Calon dan Pesuruh Koordinator Pasar Duel Sadis di Garut, Ini Penjelasan Kapolres
Ia pun mendapat ancaman akan diculik dan dibunuh oleh pelaku.
"Saya berpikir saat itu saya tidak akan selamat, akhinya saya berontak dan membuka pintu, posisi anak saya sudah berada di depan pintu berdiri,"
"Saya teriak Bit (Rifda) kabur selamatkan diri," ungkapnya.
Anaknya tersebut, menurutnya, malah menghampirinya dengan cara menendang pelaku dan berusaha menyelamatkan ibunya.
Setelah itu keduanya berhasil dibekap oleh pelaku dan terjadi penyiksaan demi penyiksaan.
Ia menuturkan, pelaku tidak henti-hentinya menganiaya anaknya dengan tendangan dan pukulan.
"Malahan anak saya itu kepalanya dibenturkan ke lemari," ucapnya.
Selang beberapa saat akhirnya perlakuan kasar tersebut mereda, Solihati saat itu mencoba berpikir jernih dengan mencoba negoisasi dengan para pelaku.
Baca juga: Duel Maut di Garut, Dipicu Masalah Uang Iuran Lapak
Pelaku kemudian berhasil diajak diskusi, ia pun menyuruh anaknya untuk keluar memanggil saudaranya dengan alasan akan membawa uang yang pelaku inginkan. Anaknya itu pun berhasil keluar.
"Dalam hati saya bilang, Bit kamu keluar dan cepat minta pertolongan," ucapnya.
Anaknya itu ternyata berangkat ke Polsek Samarang meminta pertolongan.
Polisi yang melihat kondisi Rifda dalam keadaan babak belur langsung meluncur menuju lokasi.
Selang beberapa saat, akhirnya polisi datang, pelaku menurutnya seketika lemas saat mengetahui yang datang tersebut adalah anggota kepolisian.
Solihati mengira yang akan datang itu masyarakat atau tetangga tapi ternyata anggota kepolisian.
"Polisi datang saat itu, berpakaian preman, saya kira bukan polisi," ungkapnya.
Setelah mengetahui yang datang tersebut adalah anggota kepolisian dari Polsek Samarang, ia akhirnya merasa lega. Pelaku pun akhirnya berhasil diamankan.(*)
Berita ini telah tayang di Tribun Jabar berjudul:
Detik-detik Mencekam Penyekapan Mahasiswi di Garut Diceritakan Ibunda, Dipukuli, Selamat Berkat Ini