Rela Antre Berpanas-panas, Antrean Beli Migor hingga 10 Meter
Mobil tangki yang parkir di pinggir jalan pun langsung diserbu warga. Jerigen dan galon pun antre hingga 10 meter.
Editor: cecep burdansyah

Dia mengaku menggunakan hingga 4 liter migor tiap hari untuk membuat nasi goreng.
Babinkamtibmas Kelurahan Pemecutan, Aiptu I Ketut Agus Setiawan terlihat mengatur warga yang antre membeli minyak.
“Tolong jangan nyerobot antrean ya, nanti ribut jadinya,” katanya kepada warga yang antre.
Ia mengatakan, warga sudah mulai antre membeli migor curah ini pukul 13.00 Wita. Bahkan hingga pukul 15.30 Wita warga masih datang silih berganti untuk mendapatkan migor curah dengan harga murah ini.
Petugas dari PT Star, Dewa Nyoman Sudana mengaku ini merupakan pasar murah pertama dari PT Star.
Pihaknya mengaku dalam satu tangki tersebut terdapat 4.500 kg minyak curah.
“Ini baru pertama kami lakukan, dan nanti kalau ada lagi kami langsung meluncur,” katanya.
Ia mengatakan masing-masing warga dibatasi membeli migor ini maksimal 17 kg. Meskipun dibatasi, namun ada juga beberapa warga yang membeli lebih dari 17 kg.
Warga ini menyiasati dengan membawa minyaknya ke rumah dan meminta rekannya untuk datang.
Sementara itu, stok migor di Kabupaten Badung dipastikan aman Pasalnya dari hasil pemantauan Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Badung setempat di beberapa pasar minyak masih tetap ada.
Kabid Perdagangan Dinas Koprasi dan UMK Badung I Ketut Gede Suwedharma mengaku saat ini stok migor mencukupi untuk kebutuhan masyarakat.
Namun pihaknya mengakui harga minyak di pasaran berbeda-beda, tergantung stok minyak yang dijual. Setelah HET dicabut, harga migor masih Rp 24-27 ribu per liter. Dari hasil pemantauan di beberapa pasar, katanya kini harganya Rp 25 ribu per liter.
Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Badung, I Made Widiana mengatakan pihaknya belum mendapat kejelasan terkait pengawasan migor, khususnya curah.
Padahal, pemerintah pusat menetapkan harga migor curah di masyarakat Rp14.000 per liter.