Korban Angin Puting Beliung di Medan Minta Tolong ke Wali Kota Bobby Nasution Terkait Kinerja BPBD
Ridwan mengaku sebagai korban angin puting beliung mendapatkan bantuan tak layak dari BPBD.
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Ridwan warga Medan Sumatera Utara mengeluhkan kinerja BPBD Kota Medan.
Ridwan mengaku sebagai korban angin puting beliung mendapatkan bantuan tak layak dari BPBD.
Ridwan kemudian minta tolong kepada Wali Kota Medan Bobby Nasution.
"Jadi apakah bawahan Pak Wali Kota hanya bekerja untuk Pak Wali Kota, bukan untuk masyarakat?" katanya, Rabu (30/9/2022).
Baca juga: Oknum Polisi di Sumedang Pukul Pemain Bola Saat Pertandingan Berlangsung, Ini Kata Kapolres
"Saya salut sama Wali Kota Medan mau bekerja tapi bawahannya tidak mau kerja. Itu lah yang perlu diingat," sambungnya.
Kini ia mengungsi di rumah orangtuanya. Ayah dari tiga orang anak ini menyampaikan keluhannya kepada wali kota Medan.
"Ya Pak Wali jeli lah melihat bawahannya. Saya pikir kalau ada keadilan sosial bagi seluruh rakyat, bukan berarti penyakit berbeda - beda, diobati dengan sama," sebutnya.
"Kan beda jajan anak sekolah SD dengan SMP. Masa kita mengalami kerusakan berat seperti ini hanya berikan bantuan seperti itu," ucapnya.
Bahkan waktu malam kejadian, BPBD Kota Medan sempat janji mau melihat kondisi dirinya. Tapi karena Walikota Medan tak datang, BPBD juga tak jadi meninjau.
Diketahui, tepat Rabu (23/3/2022) angin puting beliung menerjang rumah Ridwan. Tidak sedikit kerugian yang dialami.
Baca juga: Ayah dan Anak di Sumut Divonis 3 dan 2,5 Tahun Karena Campur Minyak Kelapa Sawit dengan Detergen
"Sore itu, seluruh seng rumah saya terangkat semua. Jadi, awalnya angin itu berputar di sekitar pokok kelapa. Kalau tidak ada pokok kelapa itu, sudah hancur seluruh rumah saya ini," kata Ridwan kepada Tribun Medan, Rabu (30/3/2022).
"Makanya harus total perbaikannya. Pada malam ini BPBD juga sudah survey terkait kondisi ini. Tapi semalam sore saya diberi bantuan 4 lembar seng dan 4 balok kayu," sambungnya.
Dikatakan, para pekerjanya saja tidak mau memakai kayu yang diberikan BPBD Kota Medan karena takut patah.
Oleh karena itu ia ingin membalikan barang pemberian tersebut. Selain itu seng yang biasanya dipakai berukuran 7 kaki. Sementara yang diberikan hanya 6 kaki sehingga tidak bisa dimanfaatkan juga.