Cerita Teteh Dari Tukang Urut Hingga Tipu Ratusan Wanita yang Ingin Cepat Hamil, Terungkap Modusnya
Sarwati alias Teteh, wanita di Talang Kelapa, Banyuasin, Sumatera Selatan melakukan aksi penipuan kepada perempuan yang ingin cepat hamil.
Penulis: Adi Suhendi
TRIBUNSUMSEL.COM, BANYUASIN - Sarwati alias Teteh, wanita di Talang Kelapa, Banyuasin, Sumatera Selatan melakukan aksi penipuan kepada perempuan yang ingin cepat mendapat momongan atau anak.
Dalam menjalankan aksinya, Teteh dibantu dua wanita lainnya Mariah dan Dwi.
Ketiga pelaku bersekongkol melakukan penipuan dengan modus bisa membuat hamil perempuan dalam waktu singkat.
Padahal Teteh sendiri tidak memiki keahlian khusus baik dalam bidang pengobatan tradisional ataupun medis.
Teteh mengaku, bila praktik penipuan yang dilakukan sudah berjalan tiga tahun.
Tak heran bila korbannya mencapai ratusan orang.
Awalnya, Teteh hanya membuka praktek urut capek.
Karena hasilnya yang tidak besar, membuatnya berpikir untuk bisa mendapatkan uang yang banyak.
"Saya pernah urut perempuan, katanya setelah urut hamil. Dari situ, saya mulai bilang ke pasien kalau saya bisa pengobatan alternatif. Mulai banyak yang datang, jadi saya berpikir bisa menyakinkan pasien," kata Teteh di Polsek Talang Kelapa, Banyuasin, Sumatera Selatan, Selasa (29/3/2022).
Teteh berpikir, bagaimana bisa meyakinkan korban yang datang bisa hamil setelah ke tempat praktiknya.
Baca juga: Dukun Palsu di Banyuasin Sumsel Mengaku Mampu Keluarga Emas Batangan: Ternyata Batu Bata
Ia pun mulai mengatur dengan mengajak Mariah sebagai asistennya agar korban yang datang yakin.
Agar kebohongan mereka tidak terungkap, Teteh sudah mempersiapkan berbagai bahan agar para korbannya yakin.
Korban diyakinkan bisa hamil dalam waktu singkat, salah satu caranya dengan alat tes kehamilan.
"Urine pasien saya ambil, untuk tes alat kehamilan. Tetapi, saat alat tes kehamilan mau dicelupkan, saya tidak melakukannya di depan pasien. Alat tes kehamilan itu, saya celupkan ke urine yang sudah saya siapkan. Bukan di urine milik pasien," katanya.
Menurut Teteh, urine yang sudah disiapkannya diperoleh dari seorang wanita yang sudah hamil.
Urine itu, sengaja ia minta dan disimpan.
Sehingga, ketika akan digunakan ia menggunakan urine yang telah disiapkan dan bukan urine milik pasien.
Sedangkan pelaku Mariah, diberi tugas untuk memastikan agar pasien lebih yakin lagi ketika menjalani pengobatan.
Baca juga: Penipuan Berkedok Terapi Cepat Hamil di Banyuasin, Ada 300 Orang Jadi Korban, Disuruh Makan Melati
Berbagai bahan untuk pengobatan diserahkan kepada Mariah, sebagai asistennya.
Mariah juga, diminta untuk mematok harga bila Teteh lupa meminta mahar kepada korban apabila korban sudah dinyatakan hamil.
"Saya meyakinkan korban, makan garam, bunga dan bawa air putih. Saat korban datang, yakin kalau memang korban bisa hamil dari pengobatan yang kami lakukan," katanya.
Pelaku Dwi yang sebetulnya merupakan perawat, ditugaskan untuk menjadi seorang bidan.
Dwi ditugaskan, memeriksa korban setelah dinyatakan hamil dari Teteh.
Hal ini, agar korban lebih yakin dengan memeriksa secara medis menggunakan alat detak jantung dan pemeriksa medis lainnya.
"Saya cuma diminta periksa. Kalau sudah dibilang hamil, biar yakin lagi saya yang memeriksanya. Jadi, korban memang benar-benar percaya kalau hamil," katanya singkat.
Baca juga: Tolak Perjodohan, Gadis Cirebon Pilih Ikut Pacarnya ke Banyuasin Sumsel, Bikin Surat Pernyataan
Dari kedua pelaku yakni Mariah dan Dwi, bila mereka hanya diajak Teteh untuk ikut serta.
Sehingga, aksi mereka tidak terbongkar dan bisa mendapatkan keuntungan yang besar dari korban.
Akan tetapi, Teteh menyangkal bila keduanya mau ikut dirinya tanpa ada paksaan.
Memang, Teteh mengaku bila semua yang dilakukan merupakan settingannya.
Kedua pelaku yang lain, mengikuti apa yang diarahkannya.
Karena perbuatan keduanya, saat ini harus mendekam di sel tahanan Polsek Talang Kelapa Banyuasin.
Keduanya dikenakan pasal penipuan.
Terbongkarnya praktik penipuan ini setelah sejumlah pasien Teteh curiga.
Sejumlah korbannya tetap datang bulan padahal sudah dinyatakan hamil setelah menjalani terapi di tempat Teteh.
"Karena merasa curiga, saya memutuskan untuk USG dan periksa ke dokter. Kenyataan zonk atau kosong. Saya tidak hamil sama sekali," ujar Rika sat ditemui di Polsek Talang Kelapa Banyuasin, Selasa (29/3/2022).
Menurut Rika, ia sudah delapan tahun menikah dan berusaha bersama suami mencari pengobatan agar bisa hamil.
Ia mendapatkan informasi, bila Sarwati alias Teteh bisa membuat hamil dalam waktu singkat.
Karena mendengar hal tersebut, ia memutuskan untuk berobat ke tempat praktk Teteh.
Beberapa kali mengikuti terapi, ia dinyatakan hamil dengan bukti tes kehamilan dan juga pemeriksaan bidan di tempat praktik Teteh.
"Karena saya sudah periksa dan hasilnya zonk, saya bertanya kepada pasien lain. Karena kami ada grup dan ternyata hasilnya sama. Dinyatakan hamil, tetapi masih datang bulan. Di sinilah kami mulai curiga," katanya.
Kapolsek Talang Kelapa Kompol Sigit Agung Susilo mengatakan ketiga pelaku ini sudah membuka pengobatan alternatif kurang lebih tiga tahun.
Ketiga pelaku, menipu para korban dengan modus bisa membuat pasien hamil dalam waktu singkat.
"Pelaku Teteh ini, menerapi korban dengan cara diurut. Setelah korban diurut, pelaku Mariah menyarankan agar korban mengkonsumsi tiga butir garam dan bunga melati sebanyak tujuh buah. Korban juga diminta menyediakan dua botol air mineral, sebagai syarat pengobatan," ujar Sigit, Selasa (29/3/2022).
Setelah beberapa kali terapi urut, korban dinyatakan hamil.
Untuk meyakinkan korban, pelaku Teteh dan Mariah melakukan tes kehamilan dengan cara mengambil urine korban.
Tes kehamilan, tidak langsung dilakukan di hadapan korbannya.
Melainkan, di kamar lain agar tidak dilihat korban.
Alat tes kehamilan, dicelupkan ke urine milik orang lain yang memang sudah hamil agar muncul tanda garis dua yang menunjukkan positif hamil.
Korban yang sudah ditunjukan hasil positif hamil, baru diminta sejumlah uang sebagai biaya untuk pengobatan yang selama ini dilakukan.
"Setelah dinyatakan positif hamil, para korban ini diminta untuk kontrol. Tetapi tidak boleh ke tempat lain, harus ditempat praktek mereka. Dari sini, Teteh dan Mariah ini, sudah bekerja sama dengan Dwi yang bertugas menjadi bidan. Namun, Dwi ini, basicnya bukan bidan melainkan perawat. Dwi ini nantinya, yang memperkuat bila korban sudah hamil dengan cara melakukan pemeriksaan secara medis," jelasnya.
Lanjut Sigit, korban yang sudah dinyatakan hamil tetap diminta untuk kontrol.
Namun, sudah beberapa bulan dinyatakan hamil korban merasa ada keanehan.
Lantaran, tidak menunjukan tanda kehamilan.
Karena itulah, korban memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter kandungan.
Hasilnya, para korban ini sama sekali tidak hamil.
Dari itulah, korban yang merasa sudah ditipu pelaku melaporkannya ke Polsek Talang Kelapa Banyuasin.
Saat ini, ketiga pelaku bersama sejumlah barang bukti sudah diamankan di Polsek Talang Kelapa Banyuasin.
"Dari data yang kami terima, korbannya sebanyak 300 orang. Itu baru yang di Banyuasin dan seputaran Palembang. Belum lagi korban yang diluar kota yang kami prediksi lebih banyak lagi," katanya. (Tribunsumsel.com/ M Ardiansyah)
Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul 'USG ke Dokter, Kenyataannya Zonk', Kesaksian Korban Penipuan Cepat Hamil di Banyuasin
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.