Kabel Listrik Bawah Laut Jadi Modal Utama Kepulauan Bangka Belitung Berkembang
Kabel listrik bawah laut yang kini sudah disuplai dari Sumatera Selatan ke Kepualauan Bangka Belitung merupakan satu hal yang krusial
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan, Tribunnews.com Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Kabel listrik bawah laut yang kini sudah disuplai dari Sumatera Selatan ke Kepualauan Bangka Belitung merupakan satu hal yang krusial dan menjadi modal utama untuk berkembang.
Disampaikan oleh Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman saat ini kabel listrik bawah laut laut untuk daya 90 mega watt akan selesai bulan September.
Lalu secara bertahap secara hingga tahun depan kabel listrik listrik bawah laut dengan daya 200 mega watt akan selesai.
Hal ini dirasa sangat monumental bagi gubernur yang sebentar lagi masa jabatannya akan berakhir ini mengingat falitas listrik di Kepualauan Bangka Belitung sangat terbatas.
"Kepulauan seperti Bangka Belitung ini harus memiliki sumber energi. Tidak bisa tidak. Bagaimana kita bisa membangun daerah kita kalau sumber energinya tidak ada, atau sedikit, atau terbatas?" ujarnya saat ditemui Tribunnews.com di Kantor Tribun Network, Bogor, Rabu (11/5/2022).
Sumber energi ini dirasa penting dan krusial bagi Erzaldi, sebab dengan adanya sumber energi akan mengundang masuknya investasi.
Dirinya mengambil contoh hilirisasi yang akan dilakukan tidak hanya di seĺktor pertambangan, tapi juga di sektor perkebunan dan pertanian.
"Untuk hilirisasi ini sangat penting energi, kalau energi terbatas, investasi itu tidak ada," ujarnya.
Baca juga: Beredar Daftar Nama Penjabat Gubernur di 5 Provinsi yang Akan Dilantik Mendagri Kamis 12 Mei Besok
Hasil dari adanya energi yang sudah mumpuni adalah akan berdiri beberapa smelter pengelolaan. Smelter ini tidak hanya mengelola timah tapi juga ilmenit, salah satu mineral ikutan yang ada di timah. Ilminit ini dismelterkan menjadi besi dan titaniun.
"Nah terus akan berlanjut lagi pengelolaan 13 mineral ikutan lainnya. Termasuk di situ ada torium, lantanum, LPG dan lain sebagainya," jelas pria yang menempuh S3 Program Pasca Sarjana IPDN pada 2013 hingga 2017.
Tidak hanya itu, kini sektor perikanan, tambak udang, dan budidaya ikan laut juga turut berkembang di Kepulauan Bangka Belitung.
Sehingga energi yang lebih banyak akan semakin diperlukan.