Wabah PMK Terdeteksi di Lombok Timur, Sebanyak 43 Sapi Terkonfirmasi Positif
Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kini terdeteksi di Kabupaten Lombok Timur.
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM, LOMBOK TIMUR - Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kini terdeteksi di Kabupaten Lombok Timur.
Di mana wabah PMK ini menjangkit 43 sapi yang ada di salah satu peternak sapi di Desa Bagik Nyake, Kecamatan Aikmel, Lombok Timur.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan Lombok Timur Tatang mengungkapkan kasus pertama teridentifikasi untuk wabah PMK itu di Aikmel yakni dimulai Rabu 9 Mei 2022.
Tetapi dalam tiga hari ini kasus positif PMK di Lombok Timur naik secara instan sebanyak 300 ekor.
Ia juga menegaskan, wabah ini hanya menjangkit hewan ternak dan berpengaruh pada manusia.
Baca juga: Kasus PMK Ditemukan di Lombok Tengah, Pasar Hewan Ditutup Sementara
Adapun sapi yang terkena wabah PMK ini proses penyembuhannya memakan waktu maksimalnya 7 hari bahkan lebih, tergantung dari imun yang dimiliki oleh sapi itu sendiri.
Dengan adanya kasus wabah PMK yang sedang menjangkit, masyarakat diimbau agar tidak terlalu panik.
"Yang kita harapkan adalah bagaimana menenangkan masyarakat terkait kondisi ini," terangnya.
"Kalau ada gejala hipersalivasi atau terjadinya produksi qir liur secara berlebih pada hewan, kalau diobati 3 kali bisa menunjukkan kesembuhan, sehingga peternak jangan terlalu khawatir dengan hal tersebut," sambungnya.
Ia juga menekankan jika ada kondisi sapi yang disangkakan terjangkit PMK, masyarakat lebih cepat melaporkannya ke puskeswan yang ada di masing-masing Desa.
Secara data sendiri di paparkan pula olehnya yakni terdapat 218 ekor sapi yang sudah positif terjangkit PMK di Lombok Timur, kemudian yang sembuh sebanyak 115 ekor, kemudian yang di potong paksa sebanyak 4 ekor.
Baca juga: Ini Pesan Gubernur NTB Bagi Para Peserta Latsitarda XLII/2022
Baca juga: Petunjuk Teknis PPDB SMA/SMK di NTB Rampung Pekan Depan
"Tetapi disisi lain, dengan adanya wabah ini, ada sisi positif yang bisa didapatkan, dimana ada pengurangan mengenai peredaran daging beku, karna memang peredaran daging beku di Lombok Timur paling banyak di kecamatan aik mel," tegasnya
Karena dugaan sementara, kasus PMK ini peredaranya paling rentan adalah daging beku, yang di dapatkan dari luar daerah.
Dijelaskan pula, senin depan menyusul sudah banyanya terkonfirmasi kasus PMK ini, pasar daging yang ada di Lombok Timur Senin depan sudah mulai ditutup.
"Ambil sisi positifnya, masyarakat yang awalnya banyak mengkonsumsi daging beku, saya harapkan mulai saat ini cobalah beralih ke daging lokal saja," tutupnya.
(Tribunlombok.com, Ahmad Wawan Sugandika)