Pameran 'Kabar Bumi Setengah Windu' Tampilkan Keadaan Bumi dan Perubahannya
Kabar Bumi Setengah Windu merupakan bentuk refleksi manusia atas perubahan bumi yang belum banyak disadari oleh masyarakat luas.
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Pameran Seni Rupa bertajuk Kabar Bumi Setengah Windu telah usai digelar di Bentara Budaya Yogyakarta.
Pameran perdana tersebut digelar oleh Program Studi (Prodi) S-1 Tata Kelola Seni Fakultas Seni Rupa (FSR) ISI Yogyakarta sejak 12-14 Mei 2022.
Pameran itu sebagai bagian Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Tinjauan Kelola Pameran I bagi para mahasiswa angkatan 2021.
Terdapat delapan perupa yang ikut berpartisipasi dalam pameran yang berslogan From Art To Earth Through A Heart.
Sejumlah perupa tersebut adalah Diah Yulianti, Kurt Hoesli, Alif Edi Irawan, Muhammad Fauzan, Denny Syaiful Anwar, Ilham Karim, Rifkki Arrofik, dan Muhammad Shodiq.
Baca juga: Pameran Seni Rupa Garis Gores Perempuan Gambarkan Semangat Wanita Berkarya
Baca juga: Inspirasi Pandemi Djoko Pekik, Yuk Lihat Pameran Lukisannya di Bentara Budaya Yogyakarta
Dalam rilis yang diterima Tribunnews.com, Kabar Bumi Setengah Windu merupakan bentuk refleksi manusia atas perubahan bumi yang belum banyak disadari oleh masyarakat luas.
Pameran ini menampilkan topik keadaan bumi pada pra-pandemi, era-pandemi serta harapan untuk bumi pasca-pandemi.
Representasi 15 lukisan dan 2 instalasi gagasan perubahan alam dan budaya manusia diketengahkan oleh para perupa.
Pameran ini diharapkan mampu merefleksikan kehidupan manusia bersama makhluk lainnya.
Sebab, pameran yang menjadi bagian dari Hari Bumi, tak hanya berbicara soal lingkungan dan bumi itu sendiri, tapi juga isinya.
Bumi hanya satu dan harus dijaga serta diselamatkan.
Manusia sebagai poros kehidupan di bumi, wajib berperan untuk merawat bumi melalui hati, intuisi dan pemikiran kritis terhadap ancaman keberlangsungan bumi dan seisinya.
Kehadiran kesenian adalah keniscayaan sebagai salah satu jalan agar manusia mampu merefleksikan dan menyeimbangkan kehidupan, termasuk keberlanjutan bagi bumi dan segala isinya.
Di samping itu, pameran ini bertujuan untuk mengajak para seniman, pengamat seni, dan masyarakat luas agar dapat merefleksikan dirinya untuk keseimbangan bumi bagi kehidupan di masa mendatang.
Sejatinya, bumi adalah rumah manusia dan makhluk hidup lainnya.
Yang memiliki rasa kesadaran dalam memiliki dan menjaga tentu berada dalam diri masing-masing manusia. (*)