Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Mbah Amir Warga Kudus Terpaksa Tinggal di Gubuk Dekat Toilet Karena Tidak Dirawat Keluarga

Kecelakaan yang membuat kaki kanannya cedera permanen itu pun kini berimbas pada dirinya.

Editor: Erik S
zoom-in Kisah Mbah Amir Warga Kudus Terpaksa Tinggal di Gubuk Dekat Toilet Karena Tidak Dirawat Keluarga
Tribun Jateng/ Rifqi Gozali
Mbah Amir saat membuka gubuknya di Desa Setrokalangan RT 4 RW 1, Kecamatan Kaliwungu, Kudus, Jawa Tengah 

TRIBUNNEWS.COM, KUDUS – Mbah Amir (67), warga Kudus, Jawa Tengah, harus tinggal di gubuk berukuran 2x1,5 meter berdinding spanduk bekas, beratap asbes, dan beralaskan kayu yang tertutup kasur lusuh.

Gubuk itu berdiri di atas tanah milik desa.

Ketika dikunjungi Tribun Network, Mbah Amir sedang bersantai di depan WC umum yang letaknya hanya sekitar 5 meter dari gubuknya. WC umum itulah tempat Mbah Amir mandi dan buang air.

Lelaki dengan kerutan wajah, kepala yang dipenuhi uban, dan jenggot putih tebal sampai menutupi leher mengaku sudah dua tahun tinggal di gubuk.

Mula-mula dia adalah seorang pengayuh becak.

Baca juga: Penyebab Kecelakaan Bus di Tol Mojokerto Bukan karena Kondisi Kendaraan atau Jalanan

Sampai akhirnya dua tahun lalu dia harus mengalami kecelakaan.

Dia tertabrak sepeda motor sampai tulang kaki kanannya luka-luka. Dari situ akhirnya dia dibawa ke rumah sakit.

BERITA TERKAIT

Setelahnya dia dibawa pulang ke rumah anaknya, namun anaknya tak mau merawat. Itulah kisah yang akhirnya mengantarkan Mbah Amir tinggal di gubuk tersebut.

Kecelakaan yang membuat kaki kanannya cedera permanen itu pun kini berimbas pada dirinya.

Dalam beraktivitas, Mbah Amir harus dibantu penyangga. Kaki kanannya seperti berat dibuat melangkah.

Baca juga: Hasil Tes Urine Sopir Cadangan Bus Kecelakaan Maut di Tol Mojokerto Diduga Konsumsi Sabu

Istri Mbah Amir sudah meninggal sejak tiga tahun lalu, meski begitu sedianya dia punya tiga anak. Satu di antara anaknya tinggal berdekatan dengan gubuknya.

Sedangkan dua anak lainnya, katanya, tinggal di Desa Garung Kidul, Kecamatan Kaliwungu, dan Desa Jojo, Kecamatan Mejobo. Namun anak-anak itu tidak ada yang merawatnya.

Mbah Amir sendiri sadar akan hal tersebut. Di usianya yang sudah renta ini tak ada anak yang merawatnya karena sejak kelahiran anak-anak, dia jarang bertemu.

Hari-harinya disibukkan dengan bekerja sebagai pengayuh becak. Tidak pulang ke rumah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas