Banjir Rob Terjang Tambak di Bima dan Dompu Sejak Senin Lalu
Selama ini tidak ada yang bisa dilakukan petani tambak, selain menambah tinggi pematang tambak untuk mengurangi kerugian
Editor: Eko Sutriyanto
Masih sebatas pemberian bantuan, ketika petani sudah alami kerugian dan dimuat media massa.
Kondisi tambak di Kabupaten Dompu, tak kalah memilukan.
Ribuan hektare tambak ikan bandeng dan udang siap panen, ludes tersapu banjir rob pada Rabu (18/5/2022) sekira pukul 11.00 WITA.
Muhnan, seorang pemilik tambak di Desa Mumbu Kecamatan Woja menyampaikan, ketinggian rob kali ini melebihi dari biasanya.
Baca juga: Diterjang Banjir, Desa di Ukraina Terbebas dari Serangan Militer Rusia
"Mungkin puncaknya kemarin, karena sebelumnya tidak sampai melebihi pematang sawah," ungkapnya, saat dihubungi via ponsel pada Kamis (19/5/2022).
Muhnan mengungkapkan, selama beberapa tahun terakhir baru kali ini banjir rob terjadi dengan debit air cukup tinggi.
"Ketinggian air sampai satu meter, tumben tahun ini," ujarnya.
Akibat kejadian tersebut, Muhnan mengestimasi kerugian yang dialaminya mencapai belasan juta rupiah.
Menurut dia, untuk satu petak tambak pembudidaya bisa menerima hasil panen Rp 12 juta.
"Tambak saya isinya udang vaname dan bandeng. Rencananya dipanen setelah selesai air pasang. Satu petak tambak, saya bisa panen 12 juta," ungkap Muhnan.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Dompu Amiruddin dikonfirmasi via telepon, membenarkan adanya banjir rob yang merendam ribuan tambak warga itu.
Menurut dia, ini merupakan siklus tahunan yang terjadi satu kali dalam 4 tahun.
"Biasanya empat tahun sekali itu pasang di luar tinggi rata-rata. Tambak saya saja yang selama ini tidak pernah terendam banjir, mulai kemarin meluap semua air di pematangnya," aku Amiruddin.
Amiruddin menyebutkan, dari luas 2.100 hektar tambak aktif di Kabupaten Dompu, lebih dari 70 persen terdampak banjir rob pagi tadi.