Wanita 43 Tahun Cabuli Remaja Laki-laki Berkali-kali, Sering Kirim Foto Vulgar, Korban Kini Depresi
Seorang remaja laki-laki menjadi korban pelecehan seksual. Terduga pelaku merupakan mantan pekerja seks komersial (PSK).
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Seorang remaja laki-laki di Nunukan, Kalimantan Utara menjadi korban pelecehan seksual.
Terduga pelaku merupakan mantan pekerja seks komersial (PSK).
Keduanya saling mengenal lewat media sosial TikTok.
Setelah itu keduanya sering bertemu hingga terduga pelaku kerap mengirimkan foto vulgar kepada korban.
Akibat kejadian itu, korban kini mengalami depresi berat.
Terduga mantan pekerja seks komersial (PSK) inisial SR (43) sudah diamankan ke Polres Nunukan atas tuduhan melakukan pelecehan seksual terhadap seorang pelajar laki-laki inisial R (16), Jumat (20/05), sore.
Baca juga: Viral Kasus Rudapaksa Mandeg 2 Tahun, ini Penjelasan Kabidhumas Polda Jateng
Kapolres Nunukan, AKBP Ricky Hadiyanto melalui Plt Kasi Humas Polres Nunukan Iptu Supriadi mengatakan, terduga pelaku SR diamankan di Jalan Tanjung, Kelurahan Nunukan Barat, tempatnya bekerja mengikat rumput laut (mabettang).
"Kemarin terduga pelaku itu sudah kami amankan ke Polres Nunukan, setelah ada laporan masuk dari ibu korban."
"Saat ini terduga pelaku masih menjalani pemeriksaan," kata Supriadi kepada TribunKaltara.com, Sabtu (21/05/2022), pukul 11.35 Wita.
Supriadi menjelaskan, komunikasi antara korban dengan terduga pelaku mulai Maret 2022 lalu.
Keduanya berkenalan melalui aplikasi TikTok hingga berlanjut chatingan WhatsApp.
Korban R merupakan anak Pekerja Migran Indonesia (PMI). Kedua orangtuanya bekerja di Keningau, Malaysia.
Ia mulai sering menemui terduga pelaku, setelah SR mau menjadikan R sebagai anak angkatnya.
Baca juga: 4 Kali Rudapaksa Keponakan di Kamar Mandi Masjid dan Rumah, Pria Asal Lampung Selatan Ditangkap
Baca juga: Sebelum Cabuli 2 Kakek Renta, Guru Ngaji di Garut Ini Dorong Korbannya hingga Jatuh
"Di Nunukan korban tinggal di asrama sekolah. Dari cerita orangtua dan guru korban, selesai jam sekolah, korban sering minta izin kepada kepala asrama untuk beribadah. Ternyata pergi ke kos perempuan itu," ucapnya.