Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Perajin Gula Merah Jelang Galungan, Orderan Ramai, Bahan Baku Seret

Nira itu merupakan bahan baku utama pembuatan gula merah, yang selama ini menjadi tumpuan hidup Sugiarta dan keluarganya.

Editor: cecep burdansyah
zoom-in Kisah Perajin Gula Merah Jelang Galungan, Orderan Ramai, Bahan Baku Seret
Tribun Bali/Eka Mita Suputra
BAHAN BAKU - Wayan Sugiarta (50) memikul 5 jerigen nira kelapa ketika ditemui di Desa Besan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Senin (23/5). Nira itu merupakan bahan baku gula merah. 

TRIBUNNEWS.COM, KLUNGKUNG - Perajin gula merah di Desa Besan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung mulai ramai orderan jelang Hari Raya Galungan.

Namun perajin justru mengalami masalah bahan baku, karena seretnya produksi nira kelapa.

I Wayan Sugiarta (50) tampak memikul 5 jeriken nira kelapa ketika ditemui di Desa Besan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Senin (23/5).

Nira itu merupakan bahan baku utama pembuatan gula merah, yang selama ini menjadi tumpuan hidup Sugiarta dan keluarganya.

Hanya saja dalam beberapa bulan ini, hasil sadapan nira sangat minim.

Padahal jelang Hari Raya Galungan, pesanan gula merah sedang ramai.

"Sekarang order gula merah memang ramai karena jelang Galungan, tapi tuak (nira) sekarang sangat sedikit. Mungkin memang musimnya sekarang nira ini seret," ujar Sugiarta.

Berita Rekomendasi

Sugiarta dan istrinya, Ni Nyoman Bakti Sariasih (50) sudah belasan tahun menjadi pembuat gula merah.

Selama membuat gula merah, mereka berbagi tugas. Sugiarta setiap hari bertugas menyadap nira, dan setiap hari ia bisa memanjat 15 pohon kelapa.

Sementara istrinya bertugas memproses nira, hingga menjadi gula merah.

"Sekarang saya paling banyak dapat sekitar 7 jeriken kecil (28 liter) nira, dari menyadap 15 pohon kelapa. Itu karena memang sekarang lagi musim kemarau, jadi nira seret," ungkapnya.

Dari sekitar 28 liter nira itu, setidaknya Sugiarta dan istrinya mampu menghasilkan 4 kg gula merah.

Terbatasnya bahan baku, membuat mereka tidak bisa meraup keuntungan lebih. Padahal saat ini order gula merah dan harganya sedang meningkat karena menjelang Galungan.

"Padahal harga gula merah sekarang sudah baik, dari biasanya Rp 17 ribu per kilogram, sekarang sudah Rp 25 ribu per kilogram karena jelang Galungan," ungkap Ni Nyoman Bakti Sariasih.

Peningkatan order dan harga gula merah ini sudah terjadi sejak dua pekan lalu. Ia berharap para perajin dapat penghasilan lebih jelang Hari Raya Galungan ini.

"Nira itu kan keluar secara alami, anugerah Tuhan. Semoga saja diberikan rezeki dengan nira yang melimpah," harap Sariasih. (eka mita suputra)

Baca juga: Inggit, Tegak Setelah Pandemi

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas