Gempa Magnitude 6,5 Guncang Maluku Barat Daya, Masyarakat Sempat Panik
Guncangan kuat gempa Magnitude (M) 6,5 dirasakan selama beberapa detik oleh masyarakat Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku pada pukul 09.36 W
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gempa mengguncang Maluku pada Jumat, (27/5/2022).
Guncangan kuat gempa Magnitude (M) 6,5 dirasakan selama beberapa detik oleh masyarakat Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku pada pukul 09.36 WIB.
“Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maluku Barat Daya melaporkan masyarakat sempat panik, berlari keluar rumah dan perkantoran saat gempa terjadi,” ujar Plt Kapusdatin BNPB, Abdul Muhari.
Menurutnya, gempabumi terjadi di laut pada kedalaman 104 km tepatnya 85 km Barat Daya dari Maluku Barat Daya.
Berdasarkan pemodelan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa tidak berpotensi tsunami.
“Pantuan BMKG mencatat kekuatan gempa yang diukur dengan skala Modified Mercalli Intensity (MMI) menunjukkan III-IV MMI di wilayah Tiakur, Kisar dan Alor, yang artinya dirasakan oleh orang banyak, gerabah pecah, dan dinding berderik. Kemudian II MMI di wilayah Kupang,” katanya.
Ia mengatakan belum ada laporan korban maupun kerusakan, namun petugas masih melakukan monitoring dan mengimbau masyarakat tetap siap siaga jika terjadi gempa susulan.
Berdasarkan kajian inaRISK, Kabupaten Maluku Barat Daya termasuk wilayah dengan potensi bahaya gempa kategori sedang hingga tinggi.
Sebanyak 17 kecamatan di kabupaten ini memiliki potensi bahaya tersebut dengan total luas bahaya 429.621 hektar.
Baca juga: Gempa Magnitudo 6,5 Guncang Maluku Barat Daya
Selain gempa, wilayah Maluku Barat Daya juga berpotensi bahaya tsunami dengan katagori sedang hingga tinggi.
“Menghadapi potensi bahaya gempa dan tsunami, BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siaga. Bahaya gempa tidak dapat diprediksi secara akurat waktu dan tempat terjadinya,” katanya.
Pada bencana gempa bumi, kata dia sebagian besar warga menjadi korban akibat reruntuhan bangunan.
Oleh sebab itu, masyarakat diharapkan telah memiliki rencana kesiapsiagaan keluarga dan dapat melakukan evakuasi mandiri secara jika diperlukan pada saat darurat.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.