Kisah Korban TPPO di Malaysia, Sempat Dianggap Sudah Meninggal karena Tak Ada Kabar 11 Tahun Lamanya
Ibu korban mengaku sangat merindukan sang putri tercinta dan berharap WD dapat segera pulang ke kampung.
Editor: Dewi Agustina
Ketua DPRK Pidie, Mahfuddin Ismail, bersama istri, Hetti Zuliani dan tim mengunjungi rumah orang tua WD, di Kecamatan Indrajaya, Kabupaten Pidie, Senin (30/5/2022).
"Semalam saya langsung berkomunikasi dengan Pemred Serambi Indonesia, Pak Zainal dan Ketua YARA Aceh untuk menceritakan kasus ini," ujar Mahfuddin.
Setelah itu, ia langsung berkomunikasi dengan Tgk Bukhari Ibrahim untuk menanyakan perkembangan lebih lanjut.
"Maka tadi pagi (kemarin pagi-red) saya langsung mendatangi rumah WD dan diterima oleh orangtuanya," katanya.
Ibunda korban, Atika (69), berderai air mata saat menceritakan kronologi hilangnya sang anak yang sudah beberapa tahun itu tidak pulang.
Ibu korban mengaku sangat merindukan sang putri tercinta dan berharap WD dapat segera pulang ke kampung.
"Mereka mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama kepada Tgk Bukhari Ibrahim selaku warga Aceh di Malaysia atas usaha mereka telah menemukan anaknya," ungkap Mahfuddin.
Kehadiran dirinya dan istri serta tim, merupakan bentuk solidaritas kepada keluarga korban.
Mahfuddin mengimbau kepada seluruh warga Aceh khususnya warga Pidie untuk tidak mudah tergiur dengan ajakan atau iming-iming pekerjaan dengan bayaran yang tinggi apalagi sampai ke luar negeri.
"Saya juga mengharap kepada perangkat gampong untuk terus mengedukasi warga masing masing terutama wargaekonomi menegah ke bawah agar lebih hati-hati akan bahayanya perdagangan manusia (human trafficking)," pesannya. (agus ramadhan)
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Kisah Tragis Gadis Pidie di Malaysia, Dijual Sepupu Sendiri hingga Disiksa Majikan Bertahun-tahun