Menabung Sejak Tahun 2008, Tukang Sayur Keliling Berangkat Haji Bersama Istri Tahun Ini
Seorang tukang sayur keliling asal Majalengka Jawa Barat bisa naik haji tahun ini setelah menabung sejak 2008
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, MAJALENGKA- Menabung sejak tahun 2008, Muhammad Tahroni (56) seorang tukang sayur keliling asal Majalengka Jawa Barat bisa naik haji tahun ini.
Tahroni tidak sendirian, dia berangkat bersama istrinya.
Tribun menemuinya di sela-sela manasik haji hari kedua di Gedung Islamic Center, Majalengka, Kamis (2/6/2022). Butuh waktu 14 tahun bagi tukang sayur keliling seperti dirinya bisa mewujudkan impiannya itu.
"Insyaallah tanggal 11 Juni 2022 ini saya berangkat bareng istri. Berangkat di kelompok terbang (kloter) 11," ujar Tahroni kepada Tribun, Kamis (2/6/2022).
Baca juga: Anggota DPR Dorong Pemerintah Sampaikan Surat Keberatan ke Arab Saudi soal Paket Masyair Haji
Suami dari Tati (54) itu tampak tak sanggup menutupi perasaan bahagianya. Pasalnya, 14 tahun tentu dirasa bukan waktu yang sebentar bagi kakek tiga cucu itu.
"Saya memang sudah sejak lama niat naik haji. Mulai menabung itu tahun 2008. Waktu itu saya masih awal-awal jadi tukang sayur. Waktu itu belum tahu kapan berangkatnya, pokoknya terus nabung," ucapnya.
Hingga akhirnya, ia melihat sebuah spanduk yang menyatakan bahwa dengan uang sebesar Rp 5,5 juta bisa mendaftar sebagai calon jemaah haji.
Sehingga, Tahroni pun bersama sang istri secara resmi mendaftar sebagai calon jemaah haji tahun 2012 lalu.
"Awalnya saya lihat ada spanduk dari salah satu bank bisa daftar haji dengan uang Rp 5,5 juta. Dari situ saya mulai daftar dari hasil nabung sejak tahun 2008 lalu," jelas dia.
Baca juga: Fraksi Gerindra DPR Apresiasi Keputusan soal Penambahan Biaya Haji Tidak Dibebankan ke Jemaah
Setiap hari, pria asal Desa/Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka itu rajin menyisihkan sedikit demi sedikit uang dari pendapatannya berjualan sayuran.
Uang yang ditabung bergantung dari penghasilannya saat itu. Jika saat itu sayurannya laris, Tahroni bisa menyisihkan uangnya untuk ditabung lebih banyak.
"Setiap hari saya bisa menyisihkan uang Rp 100 ribu. Itu pun disambi dengan usaha lain sebagai petani dan buka warung di rumah."
"Pernah waktu itu, usaha sayuran lagi sepi. Akhirnya saya pernah minjam ke bank untuk melanjutkan pembayaran haji. Soalnya kalau hanya mengandalkan dari penghasilan sayuran mungkin sampai sekarang belum lunas," katanya.
Dengan pendapatannya yang tak seberapa sebagai pedagang sayuran, ia tak menyangka usahanya selama 14 tahun akhirnya membuahkan hasil.