Okupansi Hotel di Bali Naik 11 Kali Lipat
kegiatan pariwisata di Bali berangsur membaik pasca border internasional dibuka pada 14 Oktober 2021.
Editor: cecep burdansyah
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Ketua Aliansi Pelaku Pariwisata Marginal (APPM) Bali, Wayan Puspa Negara mengatakan, 17 penerbangan maskapai asing yang sudah masuk ke Bali.
Itu artinya kegiatan pariwisata di Bali berangsur membaik pasca border internasional dibuka pada 14 Oktober 2021.
"Jadi kawasan kami seperti Seminyak, Legian dan Kuta pertumbuhan pariwisata pasca open border pada 4 Februari 2022 sudah faktual jika disandingkan dengan data Badan Pusat Statistik di Provinsi Bali, tingkat okupansi sejak Ramadan libur Lebaran itu hampir sebagian mereka buka mendadak," ujarnya pada acara pertemuan stakeholder pariwisata dengan Pemprov Bali, Selasa (31/5).
Dia mengatakan, okupansi pada libur Lebaran 2022 terdapat beberapa akomodasi yang sudah full booking. Bahkan ada yang sampai memindahkan tamunya ke tempat lain.
Ia juga turut menyampaikan data jumlah wisman yang sudah masuk Bali sampai akhir Maret 2022.
"Wisman yang masuk Bali sudah mencapai 14.620 orang dengan rincian 14.617 orang melalui Bandara dan 3 melalui Pelabuhan Benoa. Ini pertumbuhan ekonomi yang kita rasakan dari bawah dan tingkat okupansi pun untuk di kawasan Kuta dulunya ketika pandemi Covid-19 pariwisata kita pingsan dan sesak. Kemudian teratasi oleh regulasi yang diciptakan Gubernur dan mengawasi pergerakan di Bandara Ngurah Rai," tambahnya.
Menurutnya, tingkat okupansi hotel berbintang di Badung sekitar 22 persen. Untuk hotel nonbintang sekitar 7,6 persen. Menurutnya, angka ini sudah meningkat 11 kali lipat sejak pandemi Covid-19.
Sebelumnya, Puspa Negara mengatakan, setidaknya hampir setiap hari ada 2.000 wisatawan mancanegara masuk ke Bali. Dia menyambut baik adanya peraturan yang dikeluarkan Presiden terkait pelonggaran penggunaan masker.
"Dulu sebelum pandemi, wisatawan mancanegara tertinggi yang masuk ke Bali datang dari Tiongkok, kemudian Australia, Jepang, wisman semakin meningkat karena adanya VoA dan pelonggaran penggunaan masker di ruangan terbuka. Jika kita bicara okupansi, tidak terlalu signifikan mengalami kenaikan, namun sudah mengalami perkembangan," katanya, Senin (30/5).
Puspa Negara menambahkan, kamar-kamar hotel yang tersedia lebih banyak di wilayah Badung, Gianyar, dan Denpasar.
"Tertinggi sebelum pandemi, negara yang sering masuk ke Bali dari China, Tiongkok, New Zeland, namun kita pahami betul mengapa ketiga negara tersebut belum memenuhi VOA karena kasus pandemi di negara tersebut yang belum melandai," tambahnya.
Puspa menuturkan pariwisata Bali tetap harus di monitoring dan dilakukan evaluasi untuk bisa ditumbuhkembangkan terkait kebijakan-kebijakan pariwisata karena dengan adanya ini mampu memberikan dampak yang luas bagi masyarakat Bali. (sar/avc)
Baca juga: Gubernur Bali Bakal Tindak Pelaku Wisata yang Tak Kenakan Busana Adat Bali