Dari Seminar Internasional di Yogyakarta, Penguatan Kelembagaan Parpol Sangat Diperlukan
Dan dua faktor utama institusionalisasi parpol yang mempengaruhi adalah kepemimpinan stratejik serta basis ideologi partai tersebut.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Agar bisa berperan mewujudkan perdamaian dan keadilan dunia sebagai tujuan bernegara, partai politik harus memperkuat institusionalisasi atau pelembagaan partainya.
Dan dua faktor utama institusionalisasi parpol yang mempengaruhi adalah kepemimpinan stratejik serta basis ideologi partai tersebut.
Demikian diungkap Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto yang juga Doktor Ilmu Pertahanan lulusan Unhan RI.
Itu disampaikannya saat memaparkan hasil risetnya dalam Seminar Internasional bertema Partai Politik dan Demokrasi Dengan sub tema Peran Partai Politik Dalam Mempromosikan Keadilan dan Perdamaian Dunia (The Political Parties Roles in Promoting The World Peace Justice).
Baca juga: Megawati Jadi Inspirasi Hasto Dalami Kepemimpinan Stratejik di UI
Dalam acara yang digelar secara hybrid di Yogyakarta, Senin (4/7/2022) itu, Hasto mengatakan dirinya saat ini adalah kandidat doktor di Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia.
Di situ, Hasto dibimbing oleh Prof. Satya Arinanto dan Dr. Hanief Saha Ghafur.
Dan tema seminar itu sejalan dengan kajian yang ditelitinya.
Hasto mengatakan yang pertama adalah parpol harus memahami tujuan bernegara dan saripati Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia untuk dunia.
Dengan itu, setiap parpol sadar bahwa ia harus menjalankan peran strategisnya dalam perjuangan mewujudkan tatanan dunia baru sebagaimana telah dirintis Bung Karno.
“Dalam konteks itu, kepemimpinan stratejik dengan muatan ideologi menentukan peran aktif dalam perjuangan keadilan dan perdamaian dunia,” kata Hasto.
“Hasil survei kognisi masyarakat menunjukkan bahwa tanpa kepemimpinan, ideologi, kultur dan institusionalisasi, parpol dapat terseret dalam kontestasi yang dapat mengaburkan identitas dan platform partai. Parpol tidak akan sempat memikirkan hal strategis termasuk politik internasionalnya,” urainya.
Dr. Connie Rahakundini Bakrie, narasumber lainnya dalam seminar itu, menjelaskan bagaimana para Founding Fathers Indonesia telah memproyeksikan tujuan bernegara dalam kancah internasional.
Menurutnya, demokrasi yang dikampanyekan Soekarno dan pendiri bangsa pada saat itu, tidak serta merta copy paste demokrasi ala Barat yang cenderung menguntungkan hanya kaum borjuis serta jadi wadah tumbuhnya kapitalisme.
Sehingga Connie sepakat apabila parpol di Indonesia saat ini perlu melihat kembali pemikiran dan strategi para pendiri bangsa itu yang ternyata masih aktual, dan futuristik atau melampaui zamannya.