Mas Bechi, Tersangka Pencabulan Santri di Jombang Ditangkap Polisi Usai Seharian Sembunyi di Ponpes
Polisi akhirnya berhasil menangkap tersangka kasus dugaan pencabulan santri, MSAT atau Mas Bechi yang juga merupakan anak kiai di Ponpes Jombang.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Drama penjemputan paksa tersangka kasus dugaan pencabulan santri berinisial MSAT atau Mas Bechi akhirnya berakhir, polisi pun berhasil menangkapnya pada Kamis (7/7/2022), malam.
Proses penangkapan Mas Bechi ini berjalan cukup alot
Sejak pukul 08.00 WIB polisi sudah bersiaga di depan ponpes Shiddiqiyyah, Jombang untuk melakukan penangkapan, tapi Mas Bechi baru bisa ditangkap pada malam harinya sekitar pukul 23.00 WIB.
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta mengatakan, tersangka yang juga anak seorang kiai di Jombang ini berhasil ditangkap setelah hampir seharian bersembunyi di Pondok Pesantren Shiddiqiyyah, Jombang, Jawa Timur.
"Sembunyinya perlu kami sampaikan bahwa yang bersangkutan selama ini ada disini," kata Nico dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Jumat (8/7/2022).
Proses penangkapan pun sempat diwarnai aksi penghalangan oleh para simpatisan, yang berujung penangkapan pada 320 orang.
Baca juga: FAKTA Penjemputan Paksa Anak Kiai Jombang: Sembunyi di Pondok, Polisi Kesulitan Temukan Mas Bechi
Mereka ditangkap karena dianggap menghalangi proses penyidikan kasus pencabulan santri dengan tersangka Mas Bechi, anak kiai di Ponpes Shiddiqiyyah, Jombang.
Nico mengungkapkan, dari 320 orang yang ditangkap, sebanyak 70 orang diketahui berasal dari Jombang.
Kemudian sisanya berasal dari luar Jombang, termasuk juga di dalamnya ada 40 anak-anak.
"Untuk tersangka yang tadi menghalangi proses penyidikan, masih dilakukan pemeriksaan di Polres Jombang, sebanyak 320 orang. Jadi saya ingin sampaikan, barangsiapa yang menghalang-halangi proses penegakan hukum pasti juga akan kami proses."
"Dari 320 orang ini, sebanyak 70 orang berasal dari Jombang dan yang lainnya berasal dari luar Jombang, termasuk di dalamnya juga ada 40 anak-anak," ungkap Nico.
Baca juga: Anak Kiai Jombang Pelaku Pencabulan Menyerahkan Diri, Ternyata Sembunyi di Dalam Ponpes Shiddiqiyyah
Polisi Sudah 3 kali Keluarkan Surat Panggilan tapi Terus Ditolak
Nico menjelaskan, selama ini jajaran Polda Jatim dan Polres Jombang telah berkoordiansi untuk melakukan penyidikan kasus dugaan pencabulan santri ini.
Setelah berkas dinyatakan lengkap, polisi pun memiliki kewajiban untuk menangkap tersangka Mas Bechi.
Proses penangkapan sebelumnya pun sudah dilakukan secara preventif, yakni dengan kesepakatan, mengeluarkan surat panggilan hingga tiga kali.
Namun nyatanya baik Mas Bechi maupun sang kiai yang merupakan ayah dari tersangka ini tidak mau memenuhi panggilan polisi.
Baca juga: Ini yang Polisi Lakukan Pastikan Sosok Anak Kiai Jombang Tersangka Pencabulan yang Serahkan Diri
Hingga akhirnya polisi harus melakukan penjemputan paksa di Ponpes Shiddiqiyyah, Jombang pada Kamis (7/7/2022).
"Pada hari ini jajaran Polda Jawa Timur beserta Polres Jombang, kami telah melakukan koordinasi terkait dengan penyidikan yang dilakukan, pada Januari berkas telah dinyatakan lengkap. Kami mempunyai kewajiban menyerahkan tersangka dan barang bukti kepada Kejaksaan.Proses penyerahan tersangka dan barang bukti dilakukan secara preventif."
"Dalam prosesnya terjadi kesepakatan, namun yang bersangkutan (MSAT) belum menepati waktu yang telah disepakati bersama. Diterbitkan surat panggilan pertama, kedua, lalu diterbitkan surat perintah membawa yang bersangkutan pun menolak. Sehingga dua hari yang lalu tim turun untuk melakukan penjemputan agar tersangka bisa dibawa ke kejaksaan."
"Namun sekali lagi yang bersangkutan tidak mau menyerahkan diri. Kemudian pada hari ini sejak pukul 08.00 WIB, kami tetap mengedepankan komunikasi dengan pihak orang tua, karena beliau orang yang kami hormati. Dan akhirnya pada hari ini (Kamis, 7/7/2022) yang bersangkutan menyerahkan diri kepada kami," terang Nico.
Baca juga: Sosok Mas Bechi, Anak Kiai Jombang yang Jadi Tersangka Pencabulan, Penemu Musik Metafakta
Kiai Jombang Sebut Kasus Pencabulan Anaknya Didalangi dari Luar
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Kiai MM (98) sempat mengingatkan agar polisi segera meninggalkan Pondok Pesantren Shiddiqiyyah Ploso, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
MM meminta agar polisi tidak menangkap anaknya, Moch Subchi Azal Tzani alias MSAT (42) yang telah ditetapkan sebagai tersangka pancabulan.
Kini, beredar video MM mengatakan bahwa kasus yang menyeret anaknya itu ada dalangnya.
Dalam video berdurasi 1 menit 46 detik yang diunggah Instagram (IG) @kabarjombang, MM tampak duduk di kursi rodanya, dan di sampingnya berdiri Kapolres Jombang AKBP Moh Nurhidayat yang mengenakan pakaian dinas luar.
Baca juga: Hingga Sore Keberadaan Anak Kiai Jombang DPO Kasus Pencabulan Misterius, Begini Pernyataan Polisi
MM mengungkapkan bahwa ada hal yang banyak tak diketahui oleh masyarakat mengenai permasalahan yang melatarbelakangi kasus tersebut.
Latar belakang nasalah tersebut terjadi di dalam internal keluarga dan ponpes yang diasuhnya itu.
"Ada yang taat kepada saya dan taat pada ajaran sidiqiah, dan keluarga saya ada yang tidak taat kepada saya, dan ada yang tidak taat kepada ajaran sidiqiah," ujar MM.
"Dari keluarga saya yang tidak taat saya, dan tidak taat ajaran sidiqiah, Ini ada dalangnya. Ini dalangnya, dari luar," tambahnya.
Baca juga: Profil Pesantren Shiddiqiyyah Jombang yang Izinnya Dicabut Kemenag, Buntut Kasus Pencabulan
Hanya saja, MM berupaya tetap menahan diri agar permasalahan mendasar dari segala kejadian tersebut, tidak diungkapkannya di hadapan publik.
"Selama ini yang tahu itu saya. Dan saya tidak mau membuka masalah ini demi untuk keselamatan kita semuanya," jelas MM.
Bahkan, permasalahan mendasar yang sengaja MM tahan agar tidak mengumbarnya di hadapan publik itu, tidak ada keterkaitan sama sekali dengan sosok anaknya berinisial MSAT, melainkan sepenuhnya, berasal dari dirinya.
"Dan masalah kita ini tidak khusus terhadap Subchi (Si MSAT) saja. Malah menimpa diri saya, menimpa pesantren saya, menimpa ajaran sidiqiah, dan menimpa organisasi sidiqiah semuanya," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Erik S)