Arsitek Harapkan Sentuhan Etnik yang Kuat di Pembangunan Infrastruktur Pemerintahan IKN
Pembangunan IKN Nusantara membuka kesempatan bagi arsitek di Kaltim dan sekitarnya memajukan arsitektur lokal dalam memenuhi kebutuhan baru
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembangunan infrastruktur gedung pemerintahan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur akan makin mempesona dengan hadirnya sentuhan arsitektur tradisional dari berbagai daerah di Tanah Air.
Misalnya, keunikan seni arsitektur yang merepresentasikan etnik masyarakat Kalimantan yang terdiri dari banyak suku seperti Kutai, Paser, Dayak, Berau, Banjar, Jawa, Bugis, Makasar dan Madura.
Topik ini menjadi bahasan hangat di acara seminar virtual membedah topik Arsitektur Sekitar Ibukota Baru yang diselenggarakan Asrinesia dan Kenari Djaja bekerja sama dengan IAI (Ikatan Arsitek Indonesia) Kalimantan Timur, Kamis (21/7/2022).
Pembahasan arsitektur sekitar kawasan Ibukota baru ini disambut baik oleh masyarakat luas terutama para arsitek, seperti disampaikan Ketua IAI Kaltim Wahyullah B. Ombang dalam sambutan pembukaan seminar.
Menurutnya, pembangunan IKN Nusantara membuka kesempatan bagi arsitek di Kaltim dan sekitarnya untuk memajukan arsitektur lokal dalam memenuhi kebutuhan baru dan modernisasi.
Baca juga: Menteri PUPR Buka Pameran Arsitektur ARCH:ID, Ajang Pamer Kreasi Arsitek Indonesia
Hal senada juga dikatakan Koordinator Tim Ahli – Tim Transisi Ibukota Nusantara, Dr.Ir, Wicaksono Sarosa, MCP yang mewakili Badan Otorita IKN.
Dia mengatakan, pembangunan arsitektur di sekitar Ibukota baru akan memperkaya fasilitas penunjang lingkungannya.
Filosofi dan latar belakang budaya arsitektur khas Kalimantan disampaikan oleh arsitek Faizal Baharuddin dari IAI dan kandidat doktor arsitektur UNTAG Samarinda.
Dia telah melakukan kajian tentang rumah tradisional dan lingkungan pemukiman di Kalimantan Timur. Karakter arsitekturnya memperlihatkan struktur kehidupan masyarakat Kalimantan, berupa karya adiluhung yang memukau wisatawan yang berkunjung.
Keindahan bangunan khas Kalimantan juga memacu kalangan arsitek muda untuk mengembangkan karya arsitektur baru mereka yang desainnya tetap berakar pada budaya dan karakter etnik lokal.
Transfer desain berbasis budaya ini dilakukan arsitek Vergian Septiandy dari IAI, praktisi yang karyanya banyak mengisi wajah bangunan di Kalimantan.
Keresahan pada budaya lokal yang akan tergerus oleh modernisasi infrastruktur di sekitar ibukota baru juga menggugah rasa kritis Arsitek senior Prof. Josef Prijotomo dari Unika Parahyangan, untuk memantapkan pemikiran para Arsitek Muda dan pelaku pembangunan dalam menjalankan profesinya.
Para pembicara menekankan, pembangunan di Kalimantan Timur dan sekitarnya harus tetap memperhatikan kearifan lokal, sehingga citra Arsitektur Nusantara di Kalimantan hidup dan menjadi destinasi wisata serta inspirasi perkembangan arsitektur baru.
Seminar yang diikuti sekitar 900 peserta dari berbagai keahlian dan profesi di Indonesia termasuk pakar arsitektur ini dipandu oleh Oni Dian Sanitha, ST, MT, dandidat doktor arsitektur dari Universitas Palangka Raya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.