Warga Berharap Papua Muda Inspiratif Terus Bina Petani di Distrik Masni Manokwari
Petani di Kampung Makwan, Distrik Masni, Kabupaten Manokwari, Papua Barat menyatakan keinginannya untuk terus dibina pemuda yang tergabung dalam PMI
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Petani di Kampung Makwan, Distrik Masni, Kabupaten Manokwari, Papua Barat menyatakan keinginannya untuk terus dibina pemuda yang tergabung dalam Papua Muda Inspiratif (PMI).
Bimbingan dari Pemuda Muda Inspiratif ini diyakini petani yang tergabung kelompok petani Sumber Makmur Jaya (SMJ) Distrik Masni dapat membawa kemajuan dalam pertanian yang dikelolanya.
"Kami sebagai kelompok tani, kami dibina, dibimbing PMI. Harapan kami kedepan kami terus dibimbing, supaya kelompok ini bisa berjalan kedepan dan mensejahterakan kami orang Papua yang ada disini," kata Silla (58) seorang petani wanita di areal perkebunan perkebunan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), Distrik Masni, Kabupaten Manokwari, Sabtu (20/8/2022).
Silla menyampaikan hal itu saat jajaran Papua Muda Indonesia dan Deputi IV Bidang Intelijen Ekonomi BIN, I Gde Made Kartikajaya meninjau lahan pertanian yang dikelola petani setempat.
Silla menyatakan produk pertanian seperti jagung yang dikelolanya sangat baik.
Namun, ada kendala yaitu adanya serangan hama seperti tikus dan sapi masuk kebun.
Ia berharap ke depan dengan bimbingan PMI dapat diberi bantuan obat anti hama atau difasilitasi alat agar tidak terjadi serangan hama tersebut.
"Keadaan tanaman disini baik-baik, produknya baik, cuma yang terkena hama tikus yaitu jagung. Kami harap ada bantuan bibit lagi," ucapnya.
Harapan serupa juga disampaikan petani bernama Yusuf Woof (62).
Ia mengakui bimbingan dari PMI telah banyak dirasakan para petani di wilayahnya.
"Papua Muda Inspiratif kami mohon dukungan agar kami punya usaha pertanian ini terus berjalan," ujarnya.
Menurut Yusuf, pihaknya melakukan penanaman jagung dengan sistem tumpang sari di lahan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).
Sehingga, lahan sawit yang saat ini belum berproduksi dapat memberikan nilai tambah dengan ditanami jagung.
Keluhan adanya hama juga disampaikan Yusuf.
Baca juga: Presiden Jokowi Luncurkan Program Taksi Alsintan Kementan untuk Kemandirian Petani
Ia berharap kedepan di areal PSR ini dapat dikembangkan lagi dengan menanam tanaman hortikultura lainnya.
"Kami ingin juga menanam makanan pokok lainnya," ujar Yusuf.
Hadir mendampingi pengurus PMI dan I Gde Made Kartikajaya, di antaranya Kadis Pertanian Provinsi Papua Barat Jacob Fonataba, Ketua Kelompok Sumber Makmur Jaya, Solikin dan Mama-mama pengurus Kelompok Tani Sumber Makmur Jaya, Emy Tibiay.
Dalam peninjauan tersebut, petani mengeluhkan susahnya bantuan kepada petani binaan PMI tersebut.
Keluhan itu direspon I Gde Made Kartikajaya dengan menghubungi langsung Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto melalui sambungan telepon.
Percakapan telepon itu disaksikan langsung para petani.
Hasilnya, Kementan berkomitmen untuk membantu mendukung dan memfasilitasi petani binaan PMI tersebut.
Serta akan segera mengirimkan bantuan benih yang dibutuhkan para petani.
Kementan juga menyatakan akan mengkoordinasikan dengan Dinas Pertanian Provinsi Papua Barat untuk segera merealisasikan bantuan tersebut.
Mendengar jawaban dari Prihasto, para petani bertepuk tangan mengucapkan terimakasih secara langsung kepada I Gde Kartikajaya.
Tanaman Jagung dan Holtikultura
Dari total 16 hektar lahan jagung yang telah dibersihkan, para petani telah menanam jagung jenis hibrida dilahan seluas 6 hektar.
Saat ini, tanaman jagung telah berusia sekitar 90 hari, dan diperkirakan siap panen pada awal September 2022.
Selain penanaman jagung, kelompok tani juga mengembangkan tanaman hortikultura seluas 3 hektar dengan jenis tanaman antara lain, kacang panjang, cabai, kangkung, tomat, labu, terong dan lainnya.
Baca juga: Tingkatkan Pendapatan Rumah Tangga Petani, Mentan SYL Luncurkan Pelatihan Literasi Keuangan
Kolaborasi Petani Papua dan Transmigran
Kelompok petani Sumber Makmur Jaya di Distrik Masni, Kabupaten Manokwari ini merupakan para petani campuran dari petani asli Papua dan petani dari transmigran.
Kolaborasi itu sebagai bukti para petani berkomitmen untuk mewujudkan masyarakat di Papua yang sejahtera melalui bidang ekonomi.
Tentunya kolaborasi itu terbentuk berkat peran serta semua pihak, termasuk PMI.