Dikritik BEM Terkait Kinerjanya, Edy Rahmayadi: Saya Autodidak, Tentara yang Jadi Gubernur
Edy Rahmayadi mengaku tidak punya pengalaman sebelumnya mengurus pemerintahan.
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi berdalih punya beberapa kendala dalam menjalankan pemerintahan.
Pertama adalah Edy Rahmayadi mengaku tidak punya pengalaman sebelumnya mengurus pemerintahan.
Baca juga: Gubernur Edy Rahmayadi Mengatakan Doa Warga Sumut Akan Diterima Tuhan Jika Judi Diberantas
Keterangan tersebut disampaikan Edy saat menghadiri pertemuan dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Se-Provinsi Sumatera Utara untuk berdialog terkait pembangunan infrastruktur di Sumut di Aula Tengku Rizal Nurdin, Selasa (23/8/2022).
"Ada halangan. Pertama saya otodidak, saya tentara yang menjadi gubernur," katanya.
Mantan Pangkostrad itu juga menceritakan saat awal dirinya dilantik, Pemprov Sumut memiliki utang sebesar Rp 2,4 triliun.
"Kata orang tua saya di dunia ada tiga yang harus dipercepat. Pertama kalau ada utang cepat dibayar, kalau berdosa cepat bertaubat ketiga kalau mati cepat fardhu kifayah. Maka dari itu setelah dilantik saya langsung bayar utang itu. Sehingga 1 tahun pemerintahan itu terganggu," kata Edy.
Kemudian, Edy juga menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 termasuk menjadi kendala terbesar selama dirinya menjabat.
Banyak anggaran yang sudah direncanakan harus difokuskan kembali.
Baca juga: Gubernur Edy Rahmayadi Tebar Ancaman Kepada Oknum yang Bakar Hutan di Kawasan Danau Toba
"Pada bulan Maret karena ada Covid-19 dana-dana yang ada harus di-refocusing," katanya.
Mahasiswa sampaikan keluhan
Dalam pertemuan tersebut, Edy sempat menuai kritik tentang kondisi Sumut sepanjang periode pemerintahannya.
Satu di antaranya dari Presiden Mahasiswa Universitas Cut Nyak Dien, Madi Nasution yang mengatakan sejak menjabat tahun 2018 lalu, kinerja pasangan Edy Rahmayadi - Musa Rajekshah belum menghasilkan perubahan nyata.
Baca juga: Dituding Tidak Dukung Pembangunan di Sumut, Hubungan Golkar dengan Gubernur Edy Rahmayadi Memanas
"Sampai sekarang belum terlihat tidakan konkret, saat ini Sumut menjadi pusat perhatian nasional. Bukan soal hal-hal baik, tapi hal buruk, seperti sebelumnya konflik lahan terbesar terjadi di Sumut, kemudian soal korupsi, kita berada pada peringkat 3 terbesar tertinggi di Indonesia," katanya.
Ia juga menyoroti permasalahan narkoba di Sumut di mana berdasarkan data yang ada, tercatat jumlah kasus Sumut terbanyak dengan total 2049 kasus.
"Bukan main main dalam permasalahan ini, kita mendapat ranking tertinggi nasional, ini menjadi hal yang sangat memprihatinkan," katanya.
Madi menuturkan, sebagai salah satu Provinsi terbesar di Indonesia, dari aspek pendidikan Sumut masih sangat jauh tertinggal dari provinsi lain dan berada pada peringkat 27 nasional.
Baca juga: Cegah Penyakit Cacar Monyet, Gubernur Edy Rahmayadi Singgung Perilaku Seks Tidak Wajar
"Ini suatu prestasi yang masih mengecewakan. Bagaimana bisa kita sampai pada Indonesia emas 2045 jika tak ada penyelesaian persoalan ini," ucapnya.
Ia berharap di waktu-waktu terakhir masa jabatannya, Edy bisa membawa Sumut ke posisi yang lebih baik.
"Ini adalah waktu waktu terakhir Pemprov Sumut bekerja (zaman Edy), besar harapan kami agar program program ini bisa diselesaikan dengan baik dan tuntas, tanpa menimbulkan persoalan dalam pemeritahan berikutnya. Kami memahami sewaktu bapak menjabat, bapak sudah memikul beban berat dari pemerintahan sebelumnya," pungkasnya.
Penulis: Rechtin Hani Ritonga
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Dikritik Mahasiswa Soal Kondisi Sumut, Gubernur Edy Rahmayadi Beber Kendala yang Dihadapinya
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.