Santri Pondok Gontor yang Dianiaya hingga Tewas Adalah Ketua Panitia Perkemahan: Ini Kata Kapolres
Penganiayaan AM diduga karena kesalahpahaman antara korban dan pelaku masalah kekurangan alat.
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, PONOROGO- AM, santri Pondok Gontor yang diduga tewas dianiaya ternyata menjabat sebagai sebagai ketua panitia dalam perkemahan Kamis Jumat (Perkajum)
Keterangan tersebut disampaikan Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono Wibowo terkait motif terduga pelaku menganiaya AM hingga tewas.
Baca juga: Polisi Gelar Olah TKP Tewasnya Santri Gontor Ponorogo, Difokuskan di Tempat Perkemahan
Menurut Catur, penganiayaan diduga karena kesalahpahaman antara korban dan pelaku lantaran masalah kekurangan alat.
Catur diduga dianiaya pada Senin (22/8/2022).
Namun untuk motif utuh, Kapolres mengatakan, akan disampaikan setelah polisi memeriksa semua saksi.
Soal penyebab kematian santri, kata dia, akan disampaikan oleh saksi ahli.
"Saksi ahli yang menyampaikan penyebab kematiannya," ujar Catur, Selasa (6/9/2022).
Sita kentongan hingga minyak kayu putih
Polisi juga melakukan olah TKP dan pengumpulan barang bukti di Ponpes Gontor, Selasa (6/9/2022).
Baca juga: Terkait Kematian Santri Ponpes Gontor Tegaskan Tak akan Menutupi dan Tak Halangi Proses Hukum
"Selanjutnya dilakukan prarekonstruksi dalam kejadian tersebut dengan total 50 adegan yang dirangkum dari awal sampai ke IGD," kata dia.
Catur mengatakan, pra rekonstruksi menggambarkan adegan penjemputan, kegiatan yang mengakibatkan korban meninggal dunia, hingga korban dibawa ke IGD rumah sakit milik Pondok Gontor.
Polisi menyita sejumlah barang bukti di antaranya kentongan, air mineral, minyak kayu putih, hingga becak. Adapun baju korban telah dikembalikan ke keluarga AM di Palembang.
Terduga pelaku lebih dari satu orang
Hingga kini sudah ada 11 orang saksi yang diperiksa.
Baca juga: Ponpes Gontor Minta Maaf soal Tewasnya Santri Asal Sumatera Selatan, Kasus Hukum Tetap Berlanjut
Polisi mendapati identitas terduga pelaku lebih dari satu orang.
"Yang terduga (pelaku) lebih dari satu orang," kata Catur.
Ingatkan soal jam rawan
Kapolres meminta pondok pesantren melakukan pengawasan ketat supaya kasus yang sama tak terulang.
Pengawasan juga harus dilakukan secara berjenjang.
"Tiap pondok harus ada pengasuh yang melekat dan mengawasi, karena bagaimana pun di lembaga pendidikan pasti ada jam-jam rawan," ujar dia.
Baca juga: Titip Anak Tuntut Ilmu di Ponpes Gontor Malah Tewas Dianiaya, Orangtua Korban Ungkap Penyesalannya
Sebelumnya seorang ibu di Palembang, Sumatra Selatan mencurahkan isi hati mengenai kematian putranya yang merupakan santri Pondok Modern Darussalam Gontor.
Santri berinisial AM itu mulanya disebut meninggal karena kelelahan mengikuti perkemahan Kamis Jumat. Namun Soimah tak percaya dengan hal tersebut setelah melihat jasad putranya.
Pihak Pondok Gontor akhirnya mengakui menemukan dugaan penganiayaan dalam kasus kematian AM.
“Pada prinsipnya kami, Pondok Modem Darussalam Gontor, tidak memberikan toleransi segala aksi kekerasan di dalam lingkungan pesantren, apa pun bentuknya, termasuk dalam kasus almarhum AM ini,” jelas Juru Bicara PMDG Ponorogo Noor Syahid, Senin (5/9/2022).
Baca juga: Awalnya Disebut Kelelahan, Santri Gontor Ternyata Tewas karena Penganiayaan
Pondok Gontor mengaku telah mengeluarkan para terduga pelaku yang terlibat dalam kematian AM.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Solo Muhlis Al Alawi
Berita ini telah tayang di Kompas.com