Gempa Tektonik Terjadi di Gunung Anak Krakatau, Masih Masuk Kategori Aman
Suwarno mengungkapkan, gempa tektonik itu terjadi karena adanya pergeseran lempengan bumi, disertai pelepasan sejumlah energi dalam jumlah besar
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Lampung Dominius Desmantri Barus
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Gempa tektonik di Gunung Anak Krakatau atau GAK terjadi sebanyak 2 kali, mulai Minggu (11/9/2022), periode pukul 00.00-06.00 WIB dan pukul 06.00-12.00 WIB.
Gempa tektonik tersebut merupakan gempa tektonik jauh.
gempa tektonik jauh yang terjadi itu bukan sebagai erupsi pada GAK.
Petugas Pos Pantau GAK (Gunung Anak Krkatau) di Desa Hargo Pancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan Suwarno membenarkan informasi yang tertera di magma indonesia ( https://magma.esdm.go.id) tersebut.
"Yang dicatat di magma indonesia itu gempa tektonik jauh, jadi bukan erupsi," kata Suwarno, Minggu (11/9/2022).
Suwarno mengungkapkan, gempa tektonik itu terjadi karena adanya pergeseran lempengan bumi, disertai pelepasan sejumlah energi dalam jumlah besar.
Baca juga: Berita Foto : Lava Pijar Erupsi Gunung Berapi Jadi Tontonan di Islandia
Suwarno mengatakan pihaknya susah untuk memantau kondisi GAK saat ini, karena tertutup kabut.
"Dari pagi kita susah untuk melihat aktivitas GAK karena tertutup kabut, kita hanya mencatat dua gempa tektonik saja yakni periode pukul 00.00-06.00 WIB dan pukul 06.00-12.00 WIB," katanya.
Walaupun terjadi gempa tektonik jauh, Suwarno menyebut saat ini kondisi GAK termasuk kategori aman.
Suwarno menuturkan status GAK saat ini masih level 3 atau siaga.
Berdasar https://magma.esdm.go.id yang dibuat Jumono pukul 00.00-06.00 WIB
Suwarno mengatakan berdasarkan pengamatan visual GAK tertutup Kabut 0-III.
"Asap kawah tidak teramati," ujarnya.
Suwarno mengatakan kondisi saat ini di GAK, cuaca berawan, angin lemah ke arah barat laut.
"Berdasarkan klimatologi cuaca berawan, angin lemah ke arah barat laut," katanya.
Suhu udara sekitar 24-25 derajat C dengan kelembaban 64-76 persen.
Suwarno mengatakan pengamatan kegempaan telah terjadi 1 kali gempa hembusan dengan amplitudo 3 mm, dan lama gempa 12 detik.
"Telah terjadi 1 kali gempa tremor menerus dengan amplitudo 1-3 mm, dominan 1 mm," katanya
Berdasar https://magma.esdm.go.id yang dibuat Jumono periode 06.00-12.00 WIB
Suwarno mengatakan berdasarkan pengamatan visual GAK tertutup Kabut 0-III.
"Asap kawah tidak teramati, cuaca cerah, angin lemah ke arah barat laut," katanya.
"Berdasarkan klimatologi cuaca cerah, angin lemah ke arah barat laut," ujarnya.
"Suhu udara sekitar 24-30 derajat C, dengan kelembaban 57-76 persen," ucapnya.
Suwarno menuturkan berdasarkan pengamatan terjadi kegempaan 2 kali gempa tektonik Jauh dengan amplitudo 7-25 mm, S-P 33 detik dan lama gempa 233-417 detik.
"1 kali gempa tremor menerus dengan amplitudo 1-5 mm, dominan 1 mm," ujarnya.
"Kami mengimbau kepada Masyarakat, pengunjung, wisatawan, pendaki untuk tidak mendekati Gujung Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah aktif," tandasnya.
Terakhir Erupsi 1 Bulan Lalu
Diketahui GAK terakhir erupsi 1 bulan lalu yakni terjadi pada awal bulan Agustus 2022.
Pada saat itu Gunung Anak Krakatau (GAK) mengalami 15 kali erupsi.
Erupsi sebanyak 10 kali terjadi pada 2 Agustus 2022.
Pada 3 Agustus 2022, 4 kali erupsi.
Pada 5 Agustus 2022, 1 kali erupsi.
Ketinggian kolom abu sekitar 1500 meter.
(Tribunlampung.co.id/ Dominius Desmantri Barus).
Artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id dengan judul Sehari 2 Kali Gempa, Gunung Anak Krakatau Susah Dipantau karena Tertutup Kabut