Siswi SMA Negeri di Cianjur Malu ke Sekolah Karena Guru Paksa Lihat Tanda Lahir, Ini Kata Sekolah
Awal mula kejadian tersebut ketika guru henda memeriksa kuku siswi di lapangan.
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Pihak SMA negeri di Cianjur, Jawa Barat, memberikan penjelasan terkait dugaan seorang perundungan (bullying) terhadap seorang siswi bernisial RG.
Baca juga: Anwar BAB Ungkap Masa Kelam saat SD hingga SMP : Banyak Orang Nge-Bully
RG disebut malu ke sekolah karena tanda lahir di tangannya terlihat teman-temannya karena ulah oknum guru tersebut.
Wakil kepala sekolah urusan kesiswaan VN, mengatakan awal mula kejadian tersebut ketika guru henda memeriksa kuku siswi di lapangan.
Kata VN, oknum tersebut tidak mengetahui jika RG memiliki tanda lahir hitam yang hampir menutup telapak tangan bagian kanannya.
Padahal RG sudah kelas 11 dan sudah setahun setengah bersekolah di sekolah tersebut.
Kepada pihak sekolah RG mengatakan, selalu berjuang menutupi bagian tangannya sejak sekolah dasar jika sedang berada di luar rumah.
"Tak ada maksud memaksa, ini hanya ketidaktahuan petugas kami di lapangan yang memeriksa. Memang kami rutin memeriksa kuku siswa agar tak dikutek dan semacamnya," ujar VN saat dikonfirmasi, Jumat (16/9/2022).
Baca juga: Sering Di-Bully Masyarakat, Megawati Mengaku Tegar: Saya Terima Saja, Biarin Banget
VN mengatakan, saat ini sekolah sedang gencar melakukan sosialisasi pencegahan anti bullying atau perundungan.
"Jadi kami juga langsung mengajak mengobrol RG dan membangun lagi mentalnya agar bangkit. Saya melihat itu bukan cacat ya, jadi tanda lahir, saya melihat RG sudah reda menangisnya," kata VN.
Orangtua RG, Gagan Sugandi (40), mengatakan, teman anaknya sempat memperingatkan agar jaket almamater yang menutup tangan RG tak dibuka oleh guru.
Teman anaknya juga sempat menyarankan agar RG diperiksa terpisah di ruangan.
"Tadi saya ke sekolah sempat tak mengaku, setelah saya hadirkan saksi akhirnya guru tersebut mengaku, iya katanya menarik sedikit," katanya.
Guru Diminta Maaf di Depan Siswa
Kamis (15/9/2022) sekitar pukul 10.00 WIB, RG bertemu dengan seorang guru SL di lapangan.