Bek Arema FC Cerita Detik-detik Sebelum Rusuh, Tak Yakin Suporter Menyerang hingga Lihat Momen Horor
Pemain Arema FC pilih mengamankan diri di ruang ganti. Usai kerusuhan reda, mereka melihat pemandangan mengerikan di stadion.
Editor: Willem Jonata
Diketahui, kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur terjadi akibat kekalahan Arema FC melawan Persebaya dengan skor 2-3.
Suporter Arema FC pun memasuki lapangan seusai tim mereka kalah.
Polisi kemudian merespons dengan menembakkan gas air mata.
Kondisi itu membuat seluruh penonton di tribun panik, sesak napas, pingsan dan terinjak-injak.
Tragedi Kanjuruhan Malang, Sabtu (1/10/2022) bahkan diklaim sebagai tragedi sepakbola terparah di Indonesia.
Sebelumnya dilaporkan 129 orang tewas akibat tragedi ini.
Kini, BPPD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) melaporkan adanya kenaikan data korban jiwa.
Korban tewas imbas tragedi Kanjuruhan dilaporkan bertambah menjadi 174 orang.
Hal demikian disampaikan langsung oleh Emil Dardak sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur pada Minggu (2/10/2022) pukul 10.30 WIB.
"Data BPPD Jatim pada pukul 10.30 tadi memang demikian, 174 korban meninggal," kata Emil Dardak kepada Kompas TV, Minggu (2/10/2022).
Update, korban meninggal dunia akibat tragedi Kanjuruhan Malang bertambah menjadi 174 jiwa. (AFP)
Sementara itu, dari 174 korban, 17 di antaranya dilaporkan adalah anak-anak dan dan tujuh anak mengalami luka-luka.
Kabar itu disampaikan Nahar, Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
"Iya, ini bersama Dinas PPPA Provinsi dan Kota Malang sedang melacak data anak-anak yang menjadi korban. Data yang masuk, 17 anak meninggal dan tujuh dirawat, tapi kemungkinan bisa bertambah," kata Nahar dilansir TribunJatim.com dari Kompas TV, Minggu (2/10).
"Data yang masuk, 17 anak meninggal dan tujuh dirawat, tapi kemungkinan bisa bertambah," lanjutnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.