Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dijuluki Kampung Bahari, Mama Papua Kampung Enggros Pamer Kerajinan dari Cangkang Kerang

Beragam hasil kerajinan tangan dari cangkang kerang dan siput, dipamerkan kepada 200-an duta KMAN VI

Editor: Erik S
zoom-in Dijuluki Kampung Bahari, Mama Papua Kampung Enggros Pamer Kerajinan dari Cangkang Kerang
TRIBUNPAPUABARAT.COM/Kresensia Kurniawati Mala Pasa
Para peserta sarasehan KMAN VI sedang mengunjungi stan Mama Papua perajin hiasan dari cangkang kerang dan siput, di Kampung Enggros, Kota Jayapura, Papua, Rabu (26/10/2022). 

Laporan Wartawan TribunPapuaBarat.com, Kresensia Kurniawati Mala Pasa

TRIBUNPAPUABARAT.COM, JAYAPURA - Sarasehan Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI di Kampung Enggros, Kota Jayapura, Papua sejak Selasa (25/10/2022) hingga Rabu  (26/10/2022), dimanfaatkan oleh mama-mama Papua berjualan.

Beragam hasil kerajinan tangan dari cangkang kerang dan siput, dipamerkan kepada 200-an duta KMAN VI yang berasal dari Sabang sampai Merauke.

Baca juga: Momentum KMAN VI harus Dimanfaatkan sebagai Ajang Promosi Budaya dan Adat Papua

Seorang mama Papua perajin aksesoris kerang dan siput bernama Arlenci Hai mengatakan, masyarakat Kampung Enggros dijuluki sebagai kampung bahari nusantara.

Lantaran rumah tinggal penduduknya dibangun di atas perairan Teluk Youtefa, dan mata pencaharian utama adalah nelayan.

"Tong (kita) lahir besar dengan air laut, jadi buat kerajinan dari kerang dan siput, juga tong dapat dari orang tua dulu," ungkapnya saat ditemui TribunPapuaBarat.com, Rabu (26/10/2022).

Arlenci Hai menuturkan, sangat mudah menemukan cangkang kerang dan siput di Kampung Enggros.

BERITA TERKAIT

Karena kedua jenis makanan laut itu, sering jadi santapan sehari-hari masyarakat adat Suku Injros di Kampung Enggros.

Baca juga: Di KMAN VI, Perempuan Adat Suku Kamoro di Mimika Suarakan Hak Kursi di DPRD

"Isi kerang tong makan, terus cangkangnya sering dibuang. Saya lihat daripada dibuang, coba saya buat kerajinan tangan untuk dijual," lanjut dia.

Walhasil, tangan terampilnya mulai merangkai kalung dari cangkang siput, anting, gelang, gantungan kunci dan aksesoris lainnya.

Arlenci juga pandai mendandani kotak tisu dari kayu, cermin dan jam sudut,  yang semula tampak biasa saja, menjadi bernilai seni tinggi dengan sentuhan cangkang kerang dan siput.

Baca juga: Panitia KMAN VI: Lebih dari 100 Tenda UMKM Disediakan Gratis dalam Festival Danau Sentani 2022

Semuanya dibanderol harga dari Rp 20 ribu hingga Rp 200 ribu.

Dia mengaku, omzet sebulan dari penjualan kerajinan tangan cangkang kerang, bisa mencapai dua hingga tiga juta rupiah.

Pendapatan tersebut, ucapnya, mampu mengimbangi pemasukan dari sang kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

"Di sini (Kampung Enggros) kan bukan hanya saya yang bikin begini, mama-mama yang lain juga. Jadi, bapak pergi melaut, mama di rumah buat kerajinan tangan," terang dia.

Baca juga: Festival Danau Sentani Kembali Digelar Setelah Vakum Dua Tahun: Meriahkan KMAN VI

Arlenci bersyukur dengan terselenggaranya KMAN VI di Wilayah Tabi, kini ia menikmati peningkatan jumlah pembeli.

"Saya dapat pesanan 20 mahkota Papua dengan hiasan kulit kerang," pungkasnya.

Hal yang sama dirasakan Herlin Kemo (34), perajin cangkang kerang dan siput lainnya di Kampung Enggros

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas