Hetifah Sjaifudian Dengarkan Langsung Diskusi Para Pemuda di Malam HSP ke-94
Hetifah Sjaifudian turut hadir langsung dalam kegiatan diskusi para pemuda pada malam peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-94 di Titik Nol Nusantara
Penulis: Abdul Majid
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, SEPAKU – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian turut hadir langsung dalam kegiatan diskusi para pemuda pada malam peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-94 di Titik Nol Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (27/10/2022).
Dalam kesempatan tersebut, Hetifah terlihat mendengarkan langsung empat kelompok pemuda yang tengah membahas isu apa yang kedepan harus dilakukan.
Hetifah pun memuji pemikiran-pemikiran yang keluar dari para pemuda nusantara ini.
“Jadi ini bukan hanya sekadar simbol dari pemuda terhadap upaya lompatan yang sedang dilakukan bangsa Indonesia salah satunya melalui kekuatan strategis memindahkan Ibu Kota Negara tetapi dari diskusi dan manifesto yang sedang disusun tadi saya mengamati banyak isu-isu strategi yang muncul dari perspektif pemuda yang mungkin selama ini sedikit diabaikan atau kurang terperhatikan,” kata Hetifah.
“Ini dimunculkan kembali, jadi simbol bahwa perjuangan itu masih berlanjut. Misalnya tadi soal kesetaraan walaupun kita merasa pendidikan sudah bagus karena mungkin tidak buta aksara lagi tapi dari diskusi tadi terlihat bahwa tuntutan akan pendidikan juga bukan soal orang mampu bersekolah tapi juga bagaimana isi dari pendidikan itu dan kemudian siap saja yang bisa menikmati,” lanjutnya.
“Dari sini mudah-mudahan ini jadi catatan bagi para pemangku kebijakan bahwa kedepan suara generasi muda ini memang harus diperhatikan lebih serius karena mereka ini yang akan menikmati apa yang kita putuskan sekarang,” harap Hetifah.
Dalam diskusi tersebut, politisi asal Golkar tersebut juga turut berbaur dengan para pemuda penyandang disabilitas.
Hetifah menegaskan poin keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, itu juga dimaksud bahwa penyandang disabilitas harus mendapatkan perhatian yang sama.
Untuk itu ia berharap pembangunan Ibu Kota Negara kedepan benar-benar harus disesuaikan dengan fasilitas-fasilitas yang menunjang para penyandang disabilitas.
“Ya mereka mengatakan jika kita memberikan fasilitas atau sarana dan prasarana bagi kaum disabilitas pasti itu akan ramah pada semua tapi kalau hanya berikan fasilitas hanya kepada mereka yang tidak disabilitas mungkin belum tentu ramah bagi penyandang disabilitas,” kata Hetifah.
“Jadi mengapa kita tidak sejak awal membangun itu untuk semua, jadi saya kira soal akses disabilitas ini menjadi kunci supaya keadilan itu terjadi juga di sini. Kami juga berharap pembangunan IKN tidak menimbulkan kesenjangan baru tapi justru sebaliknya, harapan seperti ini sangat mengharukan keluar dari hati mereka. Misal dari sisi sarana dan prasarana, bangunannya. Jadi sejak awal harus dipikirkan bisa diakses untuk semuanya,” pungkasnya.