Fakta ASN di Sumut Bakar Ibu Tiri hingga Tewas, Pelaku Diduga Depresi karena Dimutasi
ASN di Sumatera Utara bakar ibu tirinya hingga meninggal dunia. Kasus ini masih dalam proses penyidikan dan pelaku diduga alami depresi.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Sumatera Utara berinisial DH membakar ibu tirinya hingga tewas.
Peristiwa ini terjadi di kediaman DH di Desa Sampean Barat, Kecamatan Sei Kanan, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, pada Jumat (11/11/2022) lalu.
Kasat Reskrim Polres Labuhanbatu, AKP Rusdi Marzuki menjelaskan jika kasus ini masih dalam proses penyidikan.
"Pelaku sudah kita amankan, dan masih dalam tahap pemeriksaan," ujarnya dikutip dari TribunMedan.com.
Sementara untuk motif, ia mengungkapkan jika DH diduga ingin bunuh diri.
Baca juga: Fakta Baru Pembunuhan Mahasiswa Unpad, Rencanakan Aksi Sejak Oktober, Belajar Membunuh dari Internet
"Motif masih kita dalami, untuk keterangan sementara pelaku ini mau bakar diri tapi kena ibunya," jelasnya.
Kronologi kejadian
Kapolsek Sei Kanan, AKP Herry Sugiharto menjelaskan jika kasus ini terjadi pada Jumat setelah Salat Subuh.
Dilansir TribunMedan.com, korban pertama kali ditemukan oleh anak tiri dan istrinya.
Saksi bernama Edianto Hasibuan dan Suriyani Tanjung mendengar korban berteriak dari dalam rumah.
Mereka yang tinggal bersebelahan mendatangi rumah korban dan melihat korban sudah tergeletak dengan penuh luka bakar.
Kedua saksi kemudian mengecek kondisi korban dan terungkap jika korban sudah meninggal dunia.
Di rumah korban ditemukan botol bekas BBM yang diduga digunakan DH untuk membakar ibu tirinya.
Sosok pelaku
Camat Sungai Kanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Syarifah Hafni mengungkapkan sosok pelaku.
Pelaku merupakan mantan Kepala Puskesmas Desa Hutagodang, Kecamatan Sungai Kanan, Labuhanbatu Selatan.
Baca juga: 2 Kasus Pembunuhan Anggota Keluarga di Sumatera Utara: Anak Bakar Ibu Tiri dan Suami Mutilasi Istri
Syarifah Hafni menjelaskan jika pelaku merupakan orang yang baik.
"Selama ini ibu DH bekerja dengan baik dan juga bermasyarakat dengan baik, suka menolong juga karena dia juga bidan menolong melahirkan, dan selama jadi Kapus," jelasnya dikutip dari TribunMedan.com.
Ia juga menjelaskan jika pelaku memiliki seorang suami dan empat orang anak.
Kondisi kesehatan suami DH kini mengalami sakit parah.
Terkait hubungan DH dan ibu tirinya yang menjadi korban, Syarifah Hafni mengungkapkan jika tidak mengetahui jika ada permasalahan antara keduanya.
Menurutnya DH merupakan anak yang sayang terhadap ibu tirinya dan menganggapnya seperti ibu kandung.
"Tapi tentang pribadi dia ibu kurang tau seutuhnya, mana tau ada permasalahan keluarga itu kan tidak tau."
"Kalau nggak salah ibunya ini dia yang ngurus, walaupun ibu tiri dia sayang sama ibunya ini, dari dulu dia yang ngurus. Dari dulu memang sama dia, sudah seperti ibu kandung," tambahnya.
Baca juga: 6 Fakta Pembunuhan Mahasiswa Unpad, Tersangka Akui Kesal hingga Ayah Korban Rasakan Kejanggalan
Pelaku diduga depresi
Kapolsek Sei kanan, AKP Herry Sugiharto mengungkapkan jika DH belum lama dicopot dari jabatannya sebagai Kepala Puskesmas Hutagadong.
Sekira dua bulan lalu, DH dicopot jabatannya dan dipindahkan di Puskesmas Tanjung Medan yang masih berada di Kabupaten Labuhanbatu Selatan.
DH menjabat sebagai Kepala Puskesmas Hutagadong sejak 2013.
Namun setelah dicopot dan dipindahkan ia menjadi pelayan medis biasa.
"Beliau sejak 2013 jadi Kepala Puskesmas Hutagodang, dan dua bulan terakhir beliau dipindahkan," jelasnya dikutip dari TribunMedan.com.
Ia menduga pencopotan jabatan ini membuat DH mengalami tekanan psikis dan mental.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Labuhanbatu, AKP Rusdi Marzuki mengungkapkan jika hasil kondisi kejiwaan pelaku masih menunggu hasil pemeriksaan.
"Untuk kejiwaan pelaku, perlu ada pemeriksaan dari dokter jiwa dan kita masih menunggu hasilnya," ujarnya.
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunMedan.com/Alfiansyah/Array A Argus)