Siswi SMA di Sragen Dirundung Guru karena Tak Pakai Jilbab, Disdikbud Jateng Beri Peringatan
Kasus perundungan siswi SMA di Sragen turut disorot Disdikbud Jateng. Perundungan ini dialami siswi karena tidak memakai jilbab saat sekolah.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah, Uswatun Khasanah ikut menanggapi kejadian siswi SMA di Sragen yang mendapat perundungan dari guru.
Kasus perundungan dialami Z (15), siswi kelas X SMAN 1 Sumberlawang, Sragen, Jawa Tengah.
Perundungan ini dialami Z karena dia tidak memakai jilbab dan dilakukan oleh guru matematika saat jam pelajaran sekolah.
Uswatun Khasanah mengatakan jika Disdikbud Jateng akan menggelar pembinaan guru setelah kasus perundungan ini.
Kejadian ini membuat Z merasa syok dan tidak mau pergi ke sekolah.
Baca juga: Cerita Siswi SMA di Sragen Di-bully Guru dan Teman Gara-gara Tak Pakai Jilbab, Kini Tak Mau Sekolah
Ia juga mengungkapkan jika para guru akan diminta mengisi surat pernyataan dan siap menerima konsekuensi jika melanggar.
“Apabila terjadi pelanggaran maka siap dengan konsekuensi yang harus ditanggung, karena itu bagian dari intoleransi dan perundungan,” ujarnya dikutip dari Kompas.com.
Menurutnya kejadian ini tidak seharusnya dilakukan oleh guru dan terjadi dilingkungan sekolah negeri.
"Jadi di sekolah negeri, muslim tidak memakai jilbab ya tidak masalah, prinsipnya guru mengajar termasuk dengan soft skill, tapi tanpa intervensi."
“Ya kalau guru matematika yang mengajar matematika, beda dengan guru agama, guru PKn, dan seterusnya,” terangnya.
Kronologi perundungan
Z mengaku dirundung oleh guru matematikanya, Suwarno (54) ketika jam pelajaran sekolah.
Perundungan ini dialami Z karena dia tidak memakai jilbab.
Suwarno menyelipkan ajaran perintah memakai hijab saat mengajar dan hal ini membuat Z merasa tidak nyaman.
Baca juga: Oknum Guru di Sragen Perundung Siswi Soal Jilbab Minta Kasusnya Diselesaikan Secara Kekeluargaan