Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anak 4 Tahun Selamat dari Gempa Cianjur, Ayahnya: Tidak Apa Rumah Rusak yang Penting Ketemu Keluarga

Saat rumahnya runtuh, Salmatul Sahada (4) sedang bermain di dapur dengan ibunya dan kedua adiknya Fatihudin (2) dan Zaenal Abidin (1).

Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Anak 4 Tahun Selamat dari Gempa Cianjur, Ayahnya: Tidak Apa Rumah Rusak yang Penting Ketemu Keluarga
Tribun Jabar/Deanza Falevi
Ade Wijaya (60) menunjuk rumahnya di Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yang ambruk, Rabu (23/11/2022). (TRIBUN JABAR) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anak berusia 4 tahun dan kedua adiknya berhasil selamat dari reruntuhan rumahnya akibat gempa magtindo 5,6 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11/2022).

Saat rumahnya runtuh, Salmatul Sahada (4) sedang bermain di dapur dengan ibunya dan kedua adiknya Fatihudin (2) dan Zaenal Abidin (1).

Deden selaku ayahnya pun menceritakan bagaimana, keluarganya bisa selamat meski rumahnya yang berada di Kampung Kebon Kawung, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, runtuh.

Baca juga: BNPB Imbau Keluarga Korban Gempa Cianjur Segera Urus Surat Kematian untuk Syarat Terima Santunan

"Jadi Salma itu lagi main sama adek-adeknya di dapur sama istri saya juga pas gempa tuh. Kebetulan saya lagi di luar kerja, pas tau ada gempa saya langsung pulang mencari mereka," ujar Deden saat menceritakannya kepada Tribunjabar.id, Kamis (24/11/2022).

"Mungkin karena pertolongan Allah juga yah, saya mendengar teriakannya, langsung saya cari sumber suaranya. Alhamdulillah ketemu, langsung saya bantu keluar dari reruntuhan," ucapnya.

Salmatul
Salmatul mengalami luka di kepala menangis saat proses pergantian perban yang ada di kepalanya oleh tim medis yang berada di pos layanan psikososial korban gempa di halaman SDN Sukamaju 2, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Kamis (24/11/2022).

Deden menyebut saat bermain di dapur, istrinya menggendong kedua anak, tetapi Salmatun bermain sendiri tanpa digendong.

"Jadi pas diselamatkan tuh, posisi lagi pelukan, kecuali Salma emang lagi main sendiri. Salma kepalanya kena puing terus sampai luka," kata Deden.

Berita Rekomendasi

Dirinya mengaku bersyukur masih bisa bertemu dengan anak serta istrinya meski rumahnya kini rata dengan tanah.

"Bersyukur masih bisa dipertemukan, sekarang tinggal jalanin aja ke depannya. Enggapapa rumah rusak yang penting bisa bertemu keluarga," ucapnya.

Saat ini, Deden bersama keluarganya tinggal di posko pengungsian halaman SDN Sukamaju 2, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Isak Tangis

Salmatul yang mengalami luka dikepala, menangis saat proses pergantian perban yang ada di kepalanya oleh tim medis yang berada di pos layanan psikososial korban gempa di halaman SDN Sukamaju 2, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Kamis (24/11/2022).

Salmatul terluka di bagian kepala karena terkena puing-puing bangunan saat bencana gempa.

Pantauan Tribunjabar.id, Salmatul yang dipangku oleh ayahnya, Deden (35), terlihat menahan sakit saat proses pergantian perban yang ada di kepalanya. Tak kuat menahan sakit, Salma pun menangis kesakitan.

Baca juga: TERUNGKAP Indri Ibu Hamil 5 Bulan Korban Keluar Rumah untuk Beli Kuaci Saat Gempa Bumi

Namun pada proses pengobatan tersebut, Deden berusaha untuk menghiburnya.

Proses pergantian perban pun baru berlangsung selama 15 menit. Salmatul yang sebelumnya kesakitan, kini sudah membaik setelah dihibur oleh dua anggota polwan cantik dari Brimob Pasukan Gegana.

Dua anggota polwan itu menghibur Salmatul dengan mengajak masak-masakan serta menyanyikan lagu anak-anak.

"Nanti kita main masak-masakan yak," ujar salah polwan yang bernama Noviasti Rahma.

Setelah membaik, Salmatul bersama Deden pun kembali ke posko pengungsian untuk bertemu dengan keluarga lainnya.

272 Orang Meninggal Dunia

Korban meninggal dunia akibat bencana gempa di Cianjur, kini bertambah pada Kamis (24/11/2022).

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen Suharyanto mengatakan, jumlah korban meninggal akibat gempa Cianjur menjadi 272 korban dari sebelumnya 271 korban.

Penambahan korban meninggal dunia setelah ditemukan jenazah atas nama Nining berusia 64 tahun.

Baca juga: Upaya Para Selebriti Bantu Korban Gempa Cianjur, Galang Donasi hingga Hibur Warga di Pengungsian

"Karena hari ini, ditemukan jenazah atas nama Ibu Nining, umur 64 tahun," kata Letjen Suharyanto dalam konferensi pers.

Dari 272 korban tersebut, sebanyak 165 jenazah sudah dapat diidentifikasi.

Sementara 107 korban lainnya masih dalam proses identifikasi dan pencarian identitasnya.

Untuk korban hilang, lanjut Suharyanto, kini menjadi 39 orang.

Rinciannya, 32 orang adalah warga Desa Cijendil, Kecamatan Cugenang, Cianjur serta tujuh warga yang kebetulan melintas dan menjadi korban.

"Untuk korban hilang, sudah terindetikasi nama dan keluarganya sehingga memudahkan pencarian oleh tim SAR gabungan," ujar Suharyanto.

Jenderal bintang tiga itu juga merinci jumlah korban luka-luka yang kini mencapai 2.046 orang.

Sementara jumlah warga yang mengungsi akibat gempa sebanyak 62.545 orang.

Adapun dampak material yang dilaporkan hingga Kamis hari ini, ada 56.311 rumah rusak.

Dari jumlah tersebut, kata Suharyanto, sebanyak 22.267 rumah dalam kondisi rusak berat.

"Sebanyak 11.836 rumah rusak sedang dan 22.208 rumah rusak ringan," lanjut Suharyanto.

Infrastruktur lain yang rusak akibat gempa adalah sekolah sebanyak 31 unit, tempat ibadah 124 bangunan, fasilitas kesehatan (faskes) 3 unit, serta gedung/perkantoran sejumlah 13 unit.

Suharyanto mengatakan, data kerusakan material dihimpun berdasarkan data yang dilaporkan dari pihak desa dan kecamatan kepada posko utama.

Laporan atau data ini, akan diverifikasi dengan batasan-batasan yang sudah ada.

Dalam konferensi pers itu, Suharyanto mengimbau masyarakat yang keluarganya hilang dalam gempa untuk segera melaporkan identitas mereka ke posko.

Baca juga: BNPB Imbau Keluarga Korban Gempa Cianjur Segera Urus Surat Kematian untuk Syarat Terima Santunan

Hal ini berkaitan dengan masih adanya 107 korban meninggal yang belum diidentifikasi.

"Kami imbau khususnya pada masyarakat yang merasa anggota keluarganya hilang, dalam melaporkan ke posko agar jelas, nama, ciri-ciri, jenis kelamin dan sebagainya," tuturnya.

Saat ini, BNPB juga telah mengerahkan 6.000 orang yang bergabung dalam tim SAR untuk mencari korban hilang.

"Meski medannya berat, ditambah hujan, longsor, dan TKP tertimbun longsor, mudah-mudahan, lambat laun segera ditemukan," ungkap Suharyanto.

Begitu juga dengan jumlah kecamatan terdampak, Suharyanto menyebut, ada tambahan tiga kecamatan dari sebelumnya 12 kecamatan.

Sementara itu, untuk kecamatan terdampak gempa Cianjur, Suharyanto bilang, tidak ada penambahan.

"Masih sama 15 kecamatan seperti kemarin," kata dia.

(Tribunnews.com/Tribunjabar.id)

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas