Viral Video Penganiayaan Siswi SD di Ternate, Diduga karena Tak Memberi Jawaban ke Teman saat Ujian
Seorang siswi kelas 5 SD di Ternate menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh teman sekelasnya. Korban dianiaya karena tidak memberi contekan.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Beredar viral di media sosial video penganiayaan terhadap siswi kelas 5 SD di Kota Ternate, Maluku Utara.
Korban dianiaya diduga karena menolak untuk memberikan jawaban saat ujian.
Aksi penganiayaan tersebut dilakukan oleh siswi SD Islamiyah 3 Kota Ternate.
Dalam video terlihat korban sedang duduk di kursi dan dikelilingi oleh siswa lain.
Korban yang mengenakan jilbab ditendang kepalanya oleh seorang siswi yang naik ke atas mejanya.
Tidak hanya ditendang, kepala korban juga dipukul berkali-kali.
Baca juga: Kasus Perundungan di SMP Plus Baiturrahman Berakhir Damai, Orang Tua Korban akan Cabut Laporan
Para siswa yang melihat kekerasan ini tidak ada yang memisahkan dan hanya melihat korban dianiaya.
Korban juga mendapat cemoohan dari siswa lain yang ada di dalam kelas.
Korban hanya bisa menangis dan tertunduk pasrah dengan perbuatan yang dilakukan oleh teman-temannya.
Melihat korban menangis seorang siswi kembali menendang kepala korban berkali-kali.
Penganiayaan terhadap siswi SD di Ternate ini mendapat sorotan dari anggota DPR RI, Ahmad Sahroni.
Ahmad Sahroni membagikan video aksi penganiayaan ini di Instagramnya @ahmadsahroni88 pada Rabu (23/11/2022).
Ia mengaku miris dengan tingkah laku anak SD yang melakukan penganiayaan.
Aksi kekerasan tersebut terjadi pada Selasa (15/11/2022) lalu saat jam istirahat sekolah.
Kepala sekolah SD Islamiyah 3 Ternate mengatakan permasalahan tersebut sudah selesai dan pelaku sudah meminta maaf ke korban.
Baca juga: Kronologi Perundungan di SMP Plus Baiturrahman, Berawal Main Tebak-tebakan, Korban Alami Trauma
Sementara itu, Kepala Bidang Sekolah Dasa Dinas Pendidikan Ternate, Nurlela H Syarbin akan menindak tegas para guru dan kepala sekolah SD Islamiyah 3 Ternate yang tidak melakukan kontrol terhadap siswanya.
"Kami dari dinas pendidikan menindak tegas guru dan kepala sekolah karena kurangnya kontrol atau perhatian dari guru pada saat jam sekolah," jelasnya dikutip dari TribunJambi.com.
Ia menegaskan jika kontrol terhadap siswa perlu dilakukan meskipun di jam istirahat sekalipun.
"Walaupun itu waktu istirahat tetapi harus tetap dikontrol anak-anaknya," tegasnya.
Menurutnya kejadian tersebut bukan yang pertama dan sebelumnya sering terjadi kejadian serupa.
Nurlela menjelaskan para siswa sengaja merekam aksi tersebut untuk memberitahu ke teman-temannya.
"Itu sudah berulang, namun sudah diberi teguran teguran. Mungkin pada kemarin itu dia mau viralkan ke teman-temannya. Jadi dari orang tua kedua belah pihak itu tadi sudah kita pertemukan dan orang tua dari si pelaku ini meminta maaf," tambahnya.
Aksi perundungan di SDN 159 OKU, Sumatra Selatan
Aksi perundungan juga terjadi di SDN 159 OKU, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatra Selatan dan videonya viral di media sosial.
Viral di media sosial kasus perundungan terhadap seorang siswi di SDN 159 OKU, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatra Selatan.
Baca juga: 3 Oknum Siswa SMA Pelaku Perundungan Pelajar SLB di Cirebon Memiiki Catatan Buruk di Sekolah
Dalam video tersebut terlihat seorang siswi sedang duduk di atas lantai dengan kepala menunduk dan dikelilingi oleh teman-temannya.
Satu persatu temannya melakukan perundungan dengan kata-kata dan menendangnya dari belakang.
Bahkan ada siswa yang meloncat dan menginjak kepala korban.
Para siswa di dalam kelas tampak bersorak dan senang dengan aksi perundungan yang mereka lakukan.
Sementara korban hanya bisa diam dan tertunduk menangis di atas lantai.
Video perundungan ini diunggah oleh akun Instagram @andreli_48 pada Minggu (20/11/2022).
Dilansir dari Sripoku.com, peristiwa perundungan ini terjadi pada hari Rabu (16/11/2022) pukul 09.00 WIB.
Perundungan dilakukan oleh sembilan siswa kelas 6 SD di dalam kelas saat tidak ada guru.
Para siswa yang melakukan perundungan berinisial I (kelas V), F (kelas V), Z (kelas V) lalu R (kelas VI), F (kelas IV), F (kelas VI), I ( kelas VI) S (kelas VI) dan F (kelas V).
Para siswa dari berbagai kelas ini telah melakukan kekerasan fisik dan psikis kepada korban.
Peristiwa ini juga direkam oleh teman sekelas dan diunggah di media sosial.
Baca juga: KRONOLOGI Bocah Korban Perundungan di Tasikmalaya Tewas, Sempat Mengeluh Sakit Tenggorokan
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJambi.com/Darwin Sijabat) (Sripoku.com/Leni Juwita)