Derita Korban Gempa di Tenda Pengungsian, Empat Hari Berturut-turut Makan Mie Instan
Rumah-rumah warga di kampung ini sudah hancur porak-poranda akibat gempa bumi yang terjadi pada Senin (21/11/2022) lalu.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Warga korban gempa Cianjur yang menghuni tenda pengungsian masih membutuhkan dukungan bahan makanan dan bantuan logistik lainnya selama dalam kondisi darurat pasca gempa saat ini.
Satu diantaranya warga yang tinggal sementara di tenda pengungsian di Kampung Cisarua, Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang, Cianjur, Jawa Barat.
Rumah-rumah warga di kampung ini sudah hancur porak-poranda akibat gempa bumi yang terjadi pada Senin (21/11/2022) lalu.
Akses jalan yang menuju kampung tersebut juga terputus. Hal ini membuat penyaluran bantuan untuk di wilayah tersebut terhambat.
Ketua RT setempat, Ujang Mulyana mengungkapkan, di wilayah tersebut terdapat tiga titik posko penghuni yang diisi lebih dari 300 jiwa.
Karena penyaluran bantuan logistik ke wilayahnya terhambat, para pengurus lingkungan harus mencari cara agar masyarakat tercukupi meskipun logistik yang masuk masih minim.
"Ini dikasih jatah makan engga full sehari tiga kali, cuma dua kali, karena kami menjaga stok persediaan makanan," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, Kamis (24/11/2022).
Baca juga: Bayi Empat Tahun Selamat dari Reruntuhan Gempa, Ditemukan Saling Berpelukan dengan Sang Adik
Selain harus mengurangi porsi jadwal makan, sejak hari pertama gempa bumi hingga memasuki hari keempat pasca gempa ini masyarakat terpaksa harus mengkonsumsi mie instan setiap hari.
Hal tersebut juga dirasakan warga, karena bantuan logistik yang diterima oleh warga saat ini baru berupa makanan instan.
Baca juga: Cerita Mak Atin Selamat dari Gempa, Nyawa Suami Tak Tertolong Setelah Dapat Penanganan Medis
Padahal, dengan mengonsumsi mie instan setiap hari, tidak baik untuk kesehatan. Warga mengkonsumsinya agar tetap bertahan hidup.
"Makannya nasi sama mie, terus telor paling yang udah masuk mah, kalau lauk pauk mah belum," katanya.
Dengan pasokan logistik yang belum maksimal, persediaan makanan di wilayab tersebut semakin menipis.
Baca juga: Lantunan Ayat Suci dari Tenda Pengungsian, Warga Gelar Tahlilan dalam Segala Keterbatasan
"Ini karena akses jalannya yang masih sulit, jadi yang kesini bener-bener yang maksain, stok makanan masih tersedia untuk tiga hari," ungkapnya.
Selain membutuhkan bantuan logistik, msyarakat juga membutuhkan air bersih untuk kebutuhan MCK, sebab saat ini di wilayah tersebut aliran airnya keruh.
"Iya pake air keruh untuk nyuci, kalau mandi sementara ini pengungsi masih belum berani mandi, mungkin ada juga berusaha untuk cari air yang bersih di sumur-sumur," katanya.
Saat ini pengurus wilayah setempat terus berupaya untuk membuka jalan menggunakan eksavator kecil agar bisa kembali dilalui kendaraan.
Dengan begitu, akes mobilitas di Kampung Cisarua bisa dengan mudah dilalui dan warga di wilayah setempat bisa mendapatkan bantuan logistik yang cukup.
Laporan Reporter Muamarrudin Irfani | Sumber: Tribunnews Bogor