Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pasutri Selamat Setelah Satu Jam Tertimbun Reruntuhan Rumahnya, Sang Istri Kini Tak Bisa Berjalan

Pasangan suami istri ini berusaha untuk meminta pertolongan agar segera dievakuasi dari dalam reruntuhan bangunan.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Pasutri Selamat Setelah Satu Jam Tertimbun Reruntuhan Rumahnya, Sang Istri Kini Tak Bisa Berjalan
TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino
Enan (55) dan istrinya Nurhayati (54) warga RT 02 RW 03 Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur yang selamat dari gempa. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Enan (55) dan istrinya Nurhayati (54), warga RT 02 RW 03 Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur sempat pasrah berada di reruntuhan bangunan rumahnya saat gempa mengguncang Cianjur pada Senin (21/11/2022) lalu.

Pasangan suami istri ini berusaha untuk meminta pertolongan agar segera dievakuasi dari dalam reruntuhan bangunan.

Baca juga: Cerita Pilu Penemuan Jenazah Ibu dan Anak Korban Gempa Cianjur, Berpelukan dalam Timbunan Longsor

Beruntung pertolongan segera tiba hingga akhirnya pasutri ini bisa selamat dari timbunan reruntuhan.

Ketika itu, saat gempa berkekuatan magnitudo 5,6 mengguncang Cianjur, Senin (21/11/2022) siang, Enan dan sang istri sedang berada di dalam rumahnya.

Enan sedang rebahan di kamar, sementara Nurhayati tengah memasak di dapur.

Sementara itu anak laki-laki pasutri paruh baya itu, Farhan Riyandi (11), sedang bermain di luar rumah.

BERITA REKOMENDASI

Petaka datang jam 13.20 WIB.

Gempa yang guncangannya begitu kencang meluluhlantakkan rumah Enan.

Secepat kilat reruntuhan berjatuhan, menimbun tubuh Enan dan istrinya yang belum sempat menyelamatkan diri.

"Kalo saya sampai tertimbun istri saya masih di dapur, lagi masak. Saya lagi tiduran di kamar. Kami berdua tertimbun," kata Enan saat ditemui di Desa Mangunkerta, Jumat (25/11/2022) dini hari.

Baca juga: Gempa Cianjur, Insiden Warga Hadang Mobil Relawan Kembali Terjadi, Disebut Sudah Diamankan Polisi

Reruntuhan rumah akibat gempa seakan menyeret Enan.


Dia sempat tak sadar dan tiba-tiba sudah terjebak di bawah reruntuhan puing rumah pribadinya itu.

"Terasa itu sudah ke bawah saja, kebawa saya langsung turun sampai kepala saya kena batu itu," ucapnya.

Dalam kondisi tubuh masing-masing terjebak reruntuhan, Enan dan Nurhayati sudah tak bisa bergerak.

Mereka hanya bisa melambaikan tangan sambil berteriak minta tolong berharap segera dievakuasi.

"Saya sudah nggak bisa bergerak berdua sama istri, cuman bisa minta tolong begini (melambaikan tangan)," ungkapnya.

Ada sekitar satu jam Enan dan istrinya terjebak di bawah puing reruntuhan rumahnya sendiri.

Akhirnya, ada beberapa warga yang mengevakuasi pasutri tersebut keluar dari reruntuhan.

Enan dan Nurhayati selamat.

Sang suami menderita luka sobek di telinga kanannya, sementara kondisi sang istri memprihatinkan.

Baca juga: BMKG Catat 248 Kali Gempa Susulan di Cianjur, Terkecil Magnitudo 1,2

Akibat tertimbun reruntuhan, Nurhayati kini lumpuh tak bisa berjalan dan hanya bisa terduduk di kursi roda.

Lantas, bagaimana nasib Farhan, sang anak?

"Kalau anak saya Farhan selamat juga. Pas dia lagi main ketiban tabung gas, alhamdulillah selamat," kata Enan.

Korban Meninggal Sudah 310 Orang

Jumlah korban meninggal dunia akibat bencana gempa bumi yang menguncang Cianjur pada Senin (21/11/2022) bertambah lagi.

Hingga Jumat (25/11/2022) malam, korban meninggal dan sudah teridentifikasi menjadi 310 orang dari sebelumnya 272 korban.

Bertambahnya jumlah korban ini setelah Tim SAR gabungan menemukan sebanyak 17 orang yang sebelumnya dilaporkan hilang tertimbun longsor di dua titik.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan, dari sebanyak 39 orang yang hilang di dua titik lokasi longsor, 17 di antaranya telah ditemukan petugas gabungan.

"Dari 17 jenazah yang ditemukan tersebut, sembilan merupakan warga Desa Mangunkerta setelah teridentifikasi. Sedangkan delapan lainya merupakan warga yang tengah melintas dan belum teridentifikasi," ucapnya pada wartawan.

Selain itu, pihaknya bersama petugas gabungan telah berhasil mengidentifikasi sebanyak 21 jenazah yang ditemukan sebelumnya.

"Kemarin ada satu jenazah by name by address yang telah ditemukan. Lalu berdasarkan penelusuran dari rumah sakit, Puskesmas dan DVI ditemukan 20 jenazah teridentifikasi, sehingga jumlah korban meninggal jadi 310 orang," kata dia.

Ia mengatakan, petugas gabungan dari SAR, TNI/Polri hingga saat ini masih melakukan pencarian terhadap 24 orang yang belum ditemukan.

Baca juga: Cerita Pilu Penemuan Jenazah Ibu dan Anak Korban Gempa Cianjur, Berpelukan dalam Timbunan Longsor

Namun jumlah tersebut sudah teridentifikasi.

"Jumlah rumah yang mengalami kerusakan ringan, sedang dan berat masih sebanyak 58.049. Sampai sekarang jumlah rumah rusak ini masih fluktuatif, tetapi pihak terkait masih melakukan verifikasi," kata dia.

Suharyanto menambahkan jumlah sekolah yang mengalami kerusakan mencapai 363 bangunan, 144 tempat ibadah, 16 bangunan perkantoran dan gedung.

9 Korban Belum Teridentifikasi

Sementara itu Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengimbau warga di sekitar Cianjur maupun di luar Kabupaten Cianjur untuk segera melapor jika merasa kehilangan anggota keluarganya. 

Kendaraan melintas di Jalan Raya Cipanas-Cianjur yang longsor di Desa Cugenang, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (25/11/2022). Di lembah ini, pada Jumat sekitar pukul 08.00 tim penyelamat berhasil menemukan rombongan guru TK Islam Al-Azhar yang menjadi korban longsor akibat gempa Cianjur, Senin (21/11/2022). (TribunnewsDepok.com/Alex Suban)
Kendaraan melintas di Jalan Raya Cipanas-Cianjur yang longsor di Desa Cugenang, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (25/11/2022). Di lembah ini, pada Jumat sekitar pukul 08.00 tim penyelamat berhasil menemukan rombongan guru TK Islam Al-Azhar yang menjadi korban longsor akibat gempa Cianjur, Senin (21/11/2022). (TribunnewsDepok.com/Alex Suban) (TribunnewsDepok.com/Alex Suban)

Pasalnya, ada 9 orang pelintas yang ditemukan meninggal dunia akibat gempa, Jumat (25/11/2022) dan hingga kemarin belum dapat teridentifikasi identitasnya. 

"Mohon seluruh masyarakat di sekitar Kecamatan Cugenang, atau seluruh Kabupaten Cianjur, atau di luar Kabupaten Cianjur yang merasa ada anggota keluarga yang tidak ditemukan atau hilang, segera melapor," kata Suharyanto dalam konferensi pers secara daring dari Cianjur, Jumat (25/11/2022) 

BNPB memperbarui laporan jumlah pelintas yang meninggal dunia dalam musibah gempa berkekuatan 5,6 magnitudo.

Sebelumnya, pelintas yang dilaporkan meninggal dunia hanya 7 orang. 

"(Awalnya) ada 39 yang masih hilang. Dari 39 (orang) itu disampaikan bahwa 32 orang warga Cugenang dan 7 adalah yang pelintas. Setelah tadi dilakukan pencarian, ditemukan bukan 7, tapi ada 9 jenazah," tuturnya. 

Secara total, Tim SAR telah menemukan 17 jenazah pada Jumat kemarin.

Selain 9 orang pelintas, 8 jenazah lain yang ditemukan merupakan warga Cugenang

Dengan demikian, korban jiwa gempa bumi Cianjur mencapai 310 orang. 

"Hasil operasi pencarian dan pertolongan yang dilakukan tim SAR per hari ini, dapat jenazah sebanyak 17 orang sehingga jumlah meninggal menjadi 310 orang," jelas Suharyanto.

Seperti diketahui, gempa bumi mengguncang Kabupaten Cianjur pada Senin (21/11/2022) pukul 13.21 WIB. 

Gempa membuat ribuan rumah dan fasilitas rusak serta 60 ribu lebih warga mengungsi.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Kisah Pasutri Selamat dari Gempa Cianjur, Hanya Bisa Melambai saat Tubuh Terjebak Reruntuhan Rumah

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas