Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Populer Regional: Anak Racuni Keluarga Terancam Hukuman Mati | Polisi Todongkan Pistol ke Santri

Berita populer regional mulai anak yang racun keluarganya kini terancam hukuman mati hingga viral video polisi todongkan pistol ke santri.

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Populer Regional: Anak Racuni Keluarga Terancam Hukuman Mati | Polisi Todongkan Pistol ke Santri
Kolase Tribun
(Kiri) Penampakan kondisi rumah tempat penemuan jenazah dipasangi garis polisi di Mertoyudan, Magelang, Senin (28/11/2022) dan (Kanan) Ilustrasi racun. Kini tersangka yang racun keluarganya sendiri terancam hukuman mati. 

TRIBUNNEWS.COM - Berita populer regional di Tribunnews.com dimulai update kasus anak racuni keluarganya di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Tersangka DDS (22) kini terancam hukuman mati karena perbuatan kejinya.

Ia disangkakan pasal pembunuhan berencana karena telah meracuni tiga anggota keluarganya sendiri hingga tewas.

Kemudian ada kabar penemuan jenazah kopilot helikopter Polri yang jatuh di i Belitung Timur, Kepulauan Bangka Belitung.

Korban bernama Briptu Mochamad Lasminto ditemukan tim pada Selasa (29/11/2022) sekira 09.45 WIB dalam kondisi mengapung.

Kepergian korban menyisakan duka mendalam bagi keluarganya, termasuk istri yang baru korban nikahi bulan Maret lalu.

Baca juga: Populer Nasional: Perempuan Terobos Sidang, Ajak Ferdy Sambo Foto | Sosok Briptu Lasminto

Berita populer terakhir ada insiden oknum polisi todongkan pistol ke santri di Gowa, Sulawesi Selatan.

Berita Rekomendasi

Video detik-detik kejadian juga sempat viral dan menjadi bahan perbincangan warganet.

Sementara pemicu keributan berawal dari salah paham antaran santri dengan anggota polisi tersebut.

Berikut berita populer regional di Tribunnews.com dalam 24 jam terakhir:

1. Anak di Magelang Racuni Keluarga Pakai Sianida, Simpan Sisa Racun di Mobil, Terancam Hukuman Mati

Tiga anggota keluarga ditemukan tewas di sebuah rumah di Jalan Sudiro, No.2, Gang Durian, RT10/RW1, Desa Prajenan, Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Senin (28/11/2022). Rumah korban ketika dipasangi garis polisi saat olah TKP di Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Senin (28/11/2022).
Tiga anggota keluarga ditemukan tewas di sebuah rumah di Jalan Sudiro, No.2, Gang Durian, RT10/RW1, Desa Prajenan, Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Senin (28/11/2022). Rumah korban ketika dipasangi garis polisi saat olah TKP di Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Senin (28/11/2022). (TribunJogja.com/Nanda Sagita Ginting)

Seorang pemuda di Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, diduga meracuni tiga anggota keluarganya menggunakan sianida.

Ketiga korban terdiri dari ayah, Abbas Ashari (58); ibu, Heri Riyani (54); dan anak perempuan pertama, Dhea Chairunisa (25).

Mereka diduga dibunuh oleh anak kedua korban yakni DDS (22) dengan mencampurkan racun ke dalam minuman.

Plt Kapolresta Magelang, AKBP Mochammad Sajarod Zakun, menyampaikan ditemukan zat bergolongan sianida dalam organ tubuh korban.

"Yang kemarin (Kabiddokkes) telah memimpin mengambil sampel yang ada di dalam organ tubuh ada dibagian lambung korban."

"Ternyata, ditemukan zat lain yang bergolongan Sianida, jadi tidak hanya arsenik."

"Kemarin kan disampaikan oleh tersangka memakai arsenik, ternyata yang kami temukan pada tubuh atau sampelnya korban adalah golongan sianida," ungkapnya di Mapolresta Magelang, Rabu (30/11/2022), dilansir TribunJogja.com.

Sajarod menjelaskan, penemuan zat sianida dalam tubuh korban, sesuai dengan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP).

"Yang kemarin hasil cek lab dan hasilnya pun sama."

"Jadi kesimpulannya, sementara berdasarkan olah TKP dan berdasarkan keterangan para saksi dan tersangka, bahwasanya korban meninggal dunia ini dimungkinkan karena sianida."

"Karena pengaruh dalam golongan sianida ini mengakibatkan tubuh menjadi lemas," papar Sajarod.

Polisi Amankan Mobil yang Dipakai DDS untuk Simpan Sianida

Sajarod mengatakan, satu unit mobil diamankan sebagai barang bukti yang dipakai DDS untuk mengambil dan menyimpan zat Sianida dan racun arsenik.

"Mobil ini milik orang lain atau statusnya disewa."

Baca selengkapnya.

2. Kopilot Helikopter Polri Ditemukan Tewas, Sang Ayah Tak Kuasa Tahan Tangis dan Istri Korban Syok

Briptu Mochamad Lasminto, co-pilot helikopter NBO-105/P-1103 milik Polri yang jatuh saat dalam perjalanan dari Pangkalan Bun, di Palangka Raya menuju Tanjungpandan, Belitung, pada Minggu (27/11/2022) lalu.
Briptu Mochamad Lasminto, co-pilot helikopter NBO-105/P-1103 milik Polri yang jatuh saat dalam perjalanan dari Pangkalan Bun, di Palangka Raya menuju Tanjungpandan, Belitung, pada Minggu (27/11/2022) lalu. (Tribunnews.com/Istimewa)

Ditemukannya jenazah kopilot helikopter beregistrasi P-1103 milik Polri yakni Briptu Mochamad Lasminto membuat syok sang ayah, Samijan dan istri Lasminto bernama Miranda.

Briptu Mochamad Lasminto diketahui tinggal di Perumahan Korem Kelurahan Cilaku, Kecamatan Curug, Kota Serang.

Samijan, Ayah korban, nampak tak kuasa menahan tangis, mengetahui jenazah sang anak tercinta yang kini berusia 27 tersebut ditemukan.

"Enggak nyangka, saya berharap sebelum anak saya ditemukan itu, dia masih hidup tapi Tuhan berkehendak lain," ujarnya sambil meneteskan air mata.

Ia mengaku baru mengetahui jika helikopter yang ditumpangi sang anak terjatuh pada Minggu (27/11/2022) sore.

"Baru tahunya sore, itupun dikabarin oleh rekan-rekannya ke istrinya di sini," katanya.

Samijan mengaku, tidak mendapatkan firasat apapun, pada saat sang anak akan bertugas ke Bangka Belitung.

"Tidak ada firasat apapun, saya juga syok pas tahu kabar helikopter terjatuh," katanya.

Miranda, istri dari kopilot Briptu Mochamad Lasminto juga sangat terpukul dengan meninggalnya sang suami.

Apalagi wanita asal Banyuwangi itu baru baru tujuh bulan dinikahi Lasminto.

Samijan juga mengungkapkan, sejak mengetahui kabar duka tersebut, menantunya tersebut gelisah dan tidak bisa tidur.

Setelah mendengar kabar duka ini, Miranda pun masih syok dan terpukul atas kepergian sang suami.

"Mereka baru saja menikah di bulan Maret kemarin, jadi masih penganti baru, belum punya anak juga," katanya saat ditemui kediamannya, Selasa (29/11/2022).

Baca selengkapnya.

3. Polisi di Gowa Todongkan Pistol ke Santri, Orang Tua Santri Tolak Damai hingga Proses Mediasi Gagal

Screenshot video aksi penodongan pistol di salah satu pesantren di Kabupaten Gowa, oleh oknum Polrestabes Makassar. 
Oknum polisi tersebut diduga mengamuk di Pesantren Tahfizul Quran Imam Al-Zuhri di Jl Veteran Bakung, Kelurahan Samata Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), Rabu (23/11/2022) pekan lalu.
Screenshot video aksi penodongan pistol di salah satu pesantren di Kabupaten Gowa, oleh oknum Polrestabes Makassar. Oknum polisi tersebut diduga mengamuk di Pesantren Tahfizul Quran Imam Al-Zuhri di Jl Veteran Bakung, Kelurahan Samata Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), Rabu (23/11/2022) pekan lalu. (Dok Pribadi)

Kasus oknum polisi menodongkan pistol ke santri di Gowa, Sulawesi Selatan pada Rabu (23/11/22) malam berbuntut panjang.

Para orang tua santri tidak terima dengan perlakuan kasar oknum polisi berpangkat Brigadir berinisial AH.

Selain ditodongkan pistol, Brigadir AH juga menarik kerah baju santri.

Sebelumnya, aksi pengancaman ini terjadi di Pesantren Tahfizul Quran Imam Al-Zuhri di Jl Veteran Bakung, Kelurahan Samata Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.

Pimpinan Pesantren Tahfizul Quran Imama Al-Zuhri, Suhuri bin Rosli berusaha melakukan mediasi antara orang tua santri dan pihak Brigadir AH, Selasa (29/11/22) malam.

Camat Somba Opu Gowa dan tokoh masyarakat juga dihadirkan dalam proses mediasi ini.

"Ini berkumpul dari pihak pelaku dan orang tua santri kita mediasikan di sini, untuk mencari jalan keluar," jelasnya dikutip dari TribunGowa.com.

Ia menjelaskan jika pihak pondok hanya sebagai mediator namun hasil mediasi berada ditangan para orang tua santri.

"Tapi hasil mediasi berada di tangan orang tua santri. Adapun saya selaku pimpinan pesantren ke orang tua santri," ungkapnya.

Setelah proses mediasi berjalan, belum ada kesepakatan antara kedua belah pihak dan orang tua santri masih belum bersepakat untuk damai.

"Jadi kata putus untuk mediasi ini sebenarnya belum ada. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini kita mendapat hasil dari orang tua santri untuk penyelesaian masalah ini," ujarnya.

Masalah antara Brigadir AH dan pondok sudah selesai ketika malam kejadian, namun video CCTV aksi pengancaman Brigadir AH viral dan membuat orang tua santri tidak terima anaknya diancam dengan pistol.

"Tapi kalau masalah pondok dengan oknum sudah saya anggap kasus ini selesai tapi kalau oknum dengan orang tua santri masih belum ada hasil," pungkasnya.

Baca selengkapnya.

(Tribunnews.com)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas