Kasus HIV/AIDS di Banten Meningkat, Ini Penjelasan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Dinas Kesehatan Provinsi Banten mencatat telah ditemukan 15.096 kasus HIV/AIDS sejak 1998 hingga Oktober 2022.
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, BANTEN- Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Banten mengungkapkan penyebab peningkatan penderita HIV/AIDS.
Dinas Kesehatan Provinsi Banten mencatat telah ditemukan 15.096 kasus HIV/AIDS sejak 1998 hingga Oktober 2022.
Baca juga: Jumlah Penderita HIV/AIDS di Kabupaten Sumedang Meningkat Setiap Tahun
Berdasarkan temuan belasan ribu kasus HIV/AIDS itu disebabkan karena perilaku seks bebas.
"Bukan hanya homoseksual, melainkan juga heteroseksual. Jadi kembali lagi," kata Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Banten, I Gede Raikosa.
Dia mengungkapkan, peningkatan jumlah pasien penderita HIV/AIDS dalam skala nasional juga berambah.
Sejak 2020 hingga 2022 bertambah 300 pasien HIV/AIDS.
Menurut Raikosa, tahun 2020 tercatat ada sekira 1.500 pasien HIV/AIDS.
Lalu turun sedikit, hingga akhirnya tahun 2022 sampai Oktober ini, ada 1.800 pasien HIV/AIDS.
Baca juga: 51 Persen Kasus Baru HIV AIDS Terjadi pada Kelompok Remaja, Kemenkes: Target Eliminasi Kian Jauh
"Jadi total akuratif di Provinsi Banten penderita HIV/AIDS terdapat 15 ribuan," sambung Raikosa.
Katanya, faktor penularan terbesar bergeser dari mayoritas inveksi penularan awal.
Pada saat dia bertugas di RSUD Kabupaten Tangerang di 2010, infeksi mayoritas berasal dari pengguna jarum suntik.
Kini, sambung Raikosa, penularan terbesar berasal dari gonta-ganti pasangan alias seks bebas.
"Bila kita berada di tengah-tengah kegiatan yang rentan penularan, harap sadar diri untuk melakukan screening HIV/AIDS," kata dia.
Sementara itu, bila sudah tertular, Orang Dengan HIV/AIDS(ODHA), diharapkan berobat dan mengkonsumsi obat-obatan secara teratur dengan anjuran dokter.
Baca juga: Tertinggi di Asia Tenggara, Jubir Milenial PKB Desak Pemerintah Serius Tangani HIV/AIDS