Gubernur Jawa Timur Imbau Warga Terdampak Erupsi Gunung Semeru Segera Pindah ke Hunian Tetap
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa imbau warga terdampak erupsi Gunung Semeru agar segera pindah ke hunian tetap.
Penulis: Rifqah
Editor: Daryono
- 10.000 pcs masker medis
“Sesuai koordinasi saya dengan Pak Bupati, bahwa Tim Kesehatan Pemprov fokus di Pronojiwo dan Tim dapur umum dari BPBD juga disiapkan di Pronojiwo."
"Meskipun dapur umum dari BPBD Provinsi juga disiapkan di Candipuro ini,” jelas Khofifah.
Tidak Ada Lagi Warga yang Tinggal di Kawasan Bahaya Erupsi Gunung Semeru
Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan setelah awan panas guguran (APG) Gunung Semeru tahun lalu, warga yang terdampak rumahnya tertimbun APG sudah pindah atau direlokasi ke tempat baru.
"Lebih dari 50 persen masyarakat terdampak sudah hidup di sana."
"Pada praktiknya, sebenarnya sudah tidak ada masyarakat terdampak tahun lalu yang masih hidup di tempat yang sama," ujar Mutari, Senin (5/12/2022).
Tetap Lakukan Evakuasi Demi Keselamatan Warga
Meskipun warga sudah tidak ada lagi yang tinggal di area bahaya erupsi Gunung Semeru, Andi mengatakan bahwa warga masih perlu untuk dievakuasi.
Hal tersebut dilakukan karena untuk menjamin keselamatan para warga.
Total ada sebanyak 2.489 warga yang dievakuasi.
"Karena kadang-kadang kejadian bencana ini kita enggak bisa menebak menerka atau memprediksi dengan tepat eskalasi bencananya."
"Jadi bisa saja kadang-kadang mungkin awan panas guguran tidak seperti kemarin tapi tiba-tiba begitu sampai di bawah ada aktivitas tiba-tiba meluber atau melimpah ke pemukiman penduduk," jelas Andi.
Baca juga: Gunung Bromo Dipastikan Tidak Terdampak Erupsi Gunung Semeru
Untuk mencegah hal tersebut, Andi mengatakan bahwa warga dievakuasi di 11 titik lokasi.
Selain itu, dirinya juga menerima laporan bahwa ada warga yang tidak mau dievakuasi.
"Jadi kita menghimbau mari kita sama-sama utamakan pencegahan."
"Sebaiknya evakuasi dulu sementara sampai benar-benar kondisinya aman, karena sekali lagi kita tidak bisa menjamin eskalasinya," imbuh Andi.
(Tribunnews.com/Rifqah/Rina Ayu Panca Rini) (Tribunjatim.com/Erwin Wicaksono)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.