Kepala BNPT Sebut Program Deradikalisasi Tidak Diterima Semua Narapidana Terorisme, Ini Penyebabnya
Terungkap jika tidak semua narapidana kasus terorisme mau menerima deradikalisasi dan mengucap ikrar setia NKRI.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Kata mantan teroris
Seorang polisi bernama Aiptu Sofyan meninggal dunia akibat ledakan bom di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung.
Aipda Sofyan merupakan Bhabinkamtibmas di Kelurahan Karanganayar, Astana Anyar, Kota Bandung.
Ia menjadi korban meninggal dunia akibat teror bom bunuh diri yang dilakukan Agus Sujatno alias Agus Muslim yang terafiliasi dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung.
Seorang mantan teroris, Robby Rubiansyah alias Abu Askar menjelaskan alasan aparat penegak hukum dijadikan target oleh kelompok JAD.
Baca juga: Pelaku Bom Bunuh Diri di Bandung Berprofesi Sebagai Tukang Parkir di Restoran Solo, Sosoknya Pendiam
Ia mengungkap, di mata kelompok JAD, sebuah negara yang tidak menggunakan asas Islam akan dipandang sebagai thougut atau musuh Islam.
"Bagi mereka ketika berbicara satu negara tidak berdasarkan syariat Islam, kemudian tidak ada mencoba perubahan, ya mereka kafirkan," ujarnya dikutip dari TribunJabar.com.
Mantan tersangka kasus bom Kedutaan Besar Myanmar 2013 ini mengatakan, aparat penegak hukum menjadi target JAD karena membela negara yang tidak berasaskan Islam dan dipandang sebagai penolong sistem setan.
"Warga sipil pun mereka kafirkan. Aparat penegak hukum, khususnya TNI-Polri membela negara, maka mereka sebut thogut atau penolong sistem setan dan jelas itu target mereka," terangnya.
Menurutnya, kelompok JAD memiliki rasa kekeluargaan, ideologi, dan militansi yang tinggi.
Meskipun jumlah anggotanya sedikit, namun sangat berbahaya karena tiga hal tersebut.
Baca juga: Motor Shogun Biru Jadi Bukti Aksi Bom Bunuh Diri di Bandung, Biasa Dipakai Pelaku Kerja Juru Parkir
"Apabila ada kelompok mereka tertangkap, jemaahnya siap membiayai keluarganya," pungkasnya.
Robby Rubiansyah menjelaskan, anggota JAD akan menunggu anggota lain yang masih dipenjara dan akan melakukan aksi terorisme serupa, setelah bebas karena ideologi mereka sudah mengakar sangat kuat.
"Memang secara ideologi sangat kuat karena mereka ini seperti sel jaringan. Jika ada yang baru keluar dari masa hukuman, mereka akan kembali meraih sebagai ikhwan dan potensi serupa kejadian seperti yang dilakukan Agus Sujanto (pelaku bom bunuh diri Polsek Astana Anyar)," tambahnya.
Ia mengungkap saat ini masih banyak anggota JAD yang masih aktif termasuk di Bandung.
"Saya melihat ada sekian banyak bahasanya cabang JAD itu. Memang salah satunya masih aktif itu Bandung, Bandung Raya lah bahasa mereka," terangnya.
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJabar.com/Nazmi Abdurrahman/Dian Herdiansyah) (TribunSolo.com/Ibnu DT)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.