Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sesaat setelah Dipatuk King Kobra, Alprih Sempoyongan, lalu Tangkap dan Masukkan Ular ke Kantong

Sesaat setelah dipatuk King Kobra, Alprih Priyono sempoyongan. Tetapi, ia sempat menangkap dan memasukkan ular ke dalam kantong.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Sesaat setelah Dipatuk King Kobra, Alprih Sempoyongan, lalu Tangkap dan Masukkan Ular ke Kantong
via TribunJabar.id
Alprih Priyono, eks asisten Panji Petualang, semasa hidup (kiri). Alprih meninggal karena dipatuk ular King Kobra saat nonton bareng (nobar) Piala Dunia 2022 di Gang Lipur, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (14/18/2022). 

TRIBUNNEWS.COM - Mantan asisten Panji Petualang, Alprih Priyono (26), tewas setelah dipatuk ular King Kobra ketika menonton final Piala Dunia 2022 di Gang Lipur, Kota Sukabumi, Jawa Barat pada Minggu (18/12/2022).

Insiden ini bermula ketika Alprih Priyono datang ke Gang Lipur untuk mendatangi acara komunitas Musang Lovers.

Tiba di sana, ada seorang remaja menemui Alprih dan memberikan kantong kain merah berisi bayi ular King Kobra.

Setelah menerima kantong itu, Alprih kemudian melanjutkan nobar Piala Dunia 2022 bersama teman-temannya.

Tepat saat gol kedua dari Argentina, Alprih Priyono dipatuk ular King Kobra.

"Nah ular dalam kantong itu dibuka Alprih, dipegang pakai tangan kanannya."

Baca juga: Sosok Alprih, Eks Asisten Panji Petualang yang Tewas Dipatuk King Kobra, Pecinta Ular Sejak SMP

"Tiba-tiba saat sorak terjadi gol kedua Argentina, ular langsung matuk tangan bagian telunjuk," terang teman dekat Alprih, M Sidik Saefulrahman (30), Selasa (20/12/2022), dikutip dari TribunJabar.id.

Berita Rekomendasi

Alprih bisa terpatuk lantaran ia tak membawa peralatan rescue.

Menurut Sidik, kedatangan Alprih ke Gang Lipur memang hanya untuk nongkrong.

Sesaat setelah Alprih dipatuk, kata Sidik, almarhum berdiri sempotongan hingga topinya terjatuh.

Tetapi, Alprih sempat menangkap kembali ular King Kobra yang mematuknya dan memasukkan ke dalam kantong.

Setelah memasukkan kembali King Kobra, Alprih mengalami sesak napas dan muntah hingga akhirnya dibawa ke RSUD Syamsudin SH.

"Saat berdiri terlihat agak sempoyongan, hingga topinya terjatuh," ujar Sidik.

"Ular disimpan, awalnya digantung di pagar."

"Seusai menyimpan ular, Alprih seperti yang muntah dan sesak hingga akhirnya dievakuasi ke rumah sakit menggunakan motor," lanjutnya.

Tiba di rumah sakit, Alprih langsung mendapatkan penanganan dan disuntik anti-bisa.

Kondisinya sempat membaik sebelum akhirnya meninggal dunia.

"Satu jam itu sudah membaik. Bahkan sudah bisa ngobrol."

"Saat itu pukul 22.44 WIB mendapat penanganan dan mendapatkan obat serum anti-bisa ular."

"Hingga kembali keritis hingga pukul 12.15 WIB malam meninggal," urai Sidik.

Baca juga: Bahaya Gigitan Ular King Kobra: Korban Bisa Meninggal Dalam Waktu 30 Menit

Orang Tua Tak Kaget saat Dengar Alprih Dipatuk

Iroh menunjukan foto Alprih Priyono, eks asisten Panji Petualang yang meninggal dipatuk anak ular king kobra, Selasa (21/12/2022).
Iroh menunjukan foto Alprih Priyono, eks asisten Panji Petualang yang meninggal dipatuk anak ular king kobra, Selasa (21/12/2022). (Tribun Jabar/ Dian Herdiansyah)

Ibunda Alprih Priyono, Iroh (68), mengaku sempat tak kaget saat mendapar kabar sang anak dipatuk ular King Kobra.

Pasalnya, Alprih pernah dipatuk King Kobra pada 2015 silam, tapi selamat setelah disuntik anti-bisa.

"Ada temannya yang ke rumah memberitahukan bahwa Alprih dipatuk ular."

"Saya awalnya tidak kaget karena pada 2015 dia pernah juga dipatuk King Kobra."

"Tapi alhamdulillah waktu itu selamat diberi suntikan serum anti bisa ular kobra," ungkap Iroh, Selasa (20/12/2022).

Kendati demikian, Iroh tak bisa khusyuk saat melaksanakan salat sunah.

Saat memasuki rekaat keenam, pikirannya buyar.

Tak lama kemudian, teman Alprih kembali datang ke rumah dan meminta Iroh ke rumah sakit sambil membawa KTP.

"Saya salat sunat aja di rumah, namun setelah 6 rekaat saya terus tidak konsen, buyar aja pikirkan Ibu."

"Terus ada lagi teman Alprih yang ke rumah nyuruh bawa KTP ke rumah sakit, saya langsung datang aja sama si bapak ke Bunut," tambahnya.

Ketika Iroh tiba di rumah sakit, Alprih sedang dipompa jantungnya karena terus melemah.

Namun, nyawa Alprih tak bisa diselamatkan dan dinyatakan meninggal dunia.

"Jantungnya katanya melemah, saya samperin anak saya itu saya bisikin ke telinganya supaya kuat, Allahu, Allahu."

"Namun, habis itu matanya langsung tertutup dan kata petugas jantungnya sudah berhenti," tandasnya.

Baca juga: Pesan Terakhir Eks Asisten Panji Petualang kepada Orang Tua sebelum Meninggal Dipatuk King Kobra

Sempat Titip Musang Peliharaannya

Alprih Priyono (26) asisten Panji Petualang
Alprih Priyono (26) asisten Panji Petualang (facebook)

Pada Minggu (18/12/2022) siang sebelum Alprih Priyono meninggal, ia sempat menitipkan musang peliharaannya pada orang tua.

Pesan ini disampaikan Alprih setelah merebus ayam untuk makan musang.

Sebelum berangkat ke Gang Lipur, Alprih berpesan pada sang ayah agar tidak lupa memberi musang peliharaannya makan.

"Saat itu, siangnya rebus ayam untuk dikasih ke hewan peliharaannya, musang."

"Dia berpesan sore itu sama bapaknya, dia akan berangkat dan nitip untuk memberi makan, takutnya tidak pulang," kisah Iroh.

Menurut Iroh, kebiasaan Alprih berubah selama tiga bulan belakangan.

Tak seperti biasanya, Alprih menjadi rajin beribadah dan lebih mandiri.

Sosok Alprih Priyono

Alprih Priyono sudah mencintai dunia reptil sejak remaja.

Sejak SMP, Alprih memiliki hobi memelihara ular.

Iroh mengaku ia pernah dipanggil oleh guru lantaran Alprih membawa ular ke sekolah.

"Dari SMP juga Alprih itu suka ngumpetin ular di kantong bajunya, pernah dulu pas SMP saya dipanggil gurunya karena Alprih membawa ular ke sekolahan," kisah Iroh.

Baca juga: Salat Ibunda Alprih Mendadak Buyar Sebelum Eks Asisten Panji Petualang Meninggal Dipatuk King Kobra

Kecintaan Alprih pada reptil membawanya menjadi asisten Panji Petualang.

Ia mulai bergabung dengan Panji Petualang pada 2014 saat Panji masih bertempat tinggal di Cianjur.

"Kalau sama Panji Petualang itu dari awal sejak panji tinggal di Cianjur 2014," tambah Iroh.

Di mata Sidik, Alprih adalah pribadi yang humoris dan berbakat menyanyi serta pencak silat.

Menurut Sidik, almarhum kerap bermain ke rumahnya.

Sebelum meninggal, Alprih sempat belajar melukis pada Sidik.

"Alprih ke sini itu sering, bukan sekali dua kali. Bahkan sebelum meninggal, dia belajar melukis sama saya," terang Sidik, Rabu (21/12/2022).

Lebih lanjut, Sidik mengungkapkan Alprih kerap memijit kaki ayahnya yang menderita stroke.

"Apalagi ke orang tua saya. Dia selalu mijitin kaki bapak saya yang kondisinya stroke. Pokok di sini itu sangat terasa kebaikannya," kata Sidik.

Bahkan sebelum meninggalnya, Alprih sempat membawa buah mangga untuk disantap keluarga Sidik.

"Sebelum kejadian dipatuk dan meninggal, itu sore datang ke rumah bawa buah untuk orang tua saya," ucapnya.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunJabar.id/Dian Herdiansyah/Rheina Sukmawati)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas