Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Soal Ricuh Keraton Solo, Ada Anggota Polisi yang Disebut Todongkan Pistol hingga Kronologinya

Ricuh di Keraton Solo, Jawa Tengah kembali terjadi, Jumat (23/12/2022) malam.

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Soal Ricuh Keraton Solo, Ada Anggota Polisi yang Disebut Todongkan Pistol hingga Kronologinya
(Tangkap layar YouTube Kompas TV // KOMPAS.com Fristin Intan Sulistyowati)
Terjadi kisruh di Keraton Solo, GRAy Devi Lelyana Dewi mengaku jadi korban, cucu raja Keraton Soloditodong Pistol, hingga empat orang dilarikan di rumah sakit. Kondisi di kawasan Keraton Kasunanan Solo, Jawa Tengah, pada Jumat (23/12/2022). (Tangkap layar YouTube Kompas TV // KOMPAS.com Fristin Intan Sulistyowati) 

TRIBUNNEWS.COM - Ricuh di Keraton Solo, Jawa Tengah kembali terjadi, Jumat (23/12/2022) malam.

Kericuhan ini melibatkan dua kubu, Sasonoputro yang mengatasnamakan Sri Susuhunan Pakubuwono XIII dengan Lembaga Dewan Adat (LDA) atau kubu Gusti Moeng.

LDA adalah kerabat keraton yang berisi para adik dan anak raja.

Sri Susuhunan Pakubuwono XIII adalah raja di Keraton Solo yang saat ini menjabat.

Sedangkan Gusti Moeng atau Gusti Kanjeng Ratu Wandansari merupakan putri dari pasangan Sri Susuhunan Pakubuwana XII dengan Kanjeng Raden Ayu Pradapaningrum.

KPH Eddy Warabhumi yang merupakan suami Gusti Moeng mengaku ada satu anggota kepolisian yang terlibat dalam konflik internal Keraton Solo ini.

Baca juga: Sejarah Konflik di Keraton Solo, Berawal dari Perebutan Takhta Setelah PB XII Mangkat 18 Tahun Silam

Ia mengaku, anggota Polri tersebut menodongkan senjata api ke cucu Raja Pakubuwono XIII.

Berita Rekomendasi

Mengutip TribunSolo.com, Eddy mengaku telah lama bersurat ke Propam untuk menindak oknum polisi yang menurutnya menyebabkan insiden ini.

Ia mengungkapkan, jika benar oknum itu adalah anggota kepolisian, maka perlu adanya tindakan karena telah menyalahgunakan wewenang.

"Saya bersurat berkali-kali ke Propam," aku Eddy, lewat video wawancara yang dikirimkan ke TribunSolo.com.

Dari pengakuan Eddy, oknum tersebut telah lima tahun tinggal di kawasan tersebut, hingga menjalin hubungan dengan pembantu Sri Susuhan Pakubuwono XIII.

"Yang 5 tahun di sini tidak pernah dipindah. Yang dua berhubungan dengan pembantunya Sinuhun kemudian kawin," jelasnya.

Cucu Raja Keraton Solo Ditodong Pistol

Cucu Sri Susuhunan Pakubuwono XIII, BRM Suryo Mulyo, mengaku ditodong senjata api.

Mengutip TribunSolo.com, ia mengatakan, yang menodongkan senjata api adalah anggota polisi.

"Saya diginiin (mengisyaratkan tangan seperti ditodongi senjata api)."

"'Isoh meneng ra mas?' Ditodong didorong. 'Ojo peh aku nganggo klambi biasa terus kowe nyepelekke aparat'

(Bisa diam tidak mas, jangan karena saya tidak memakai seragam lantas anda menyepelekan aparat)," tuturnya mengikuti perkataan oknum tersebut.

Terjadi kisruh di Keraton Solo, cucu raja Keraton Solo (kanan) ditodong Pistol, hingga empat orang dilarikan di rumah sakit. Kondisi di kawasan Keraton Kasunanan Solo, Jawa Tengah, pada Jumat (23/12/2022).
Terjadi kisruh di Keraton Solo, cucu raja Keraton Solo (kanan) ditodong Pistol, hingga empat orang dilarikan di rumah sakit. Kondisi di kawasan Keraton Kasunanan Solo, Jawa Tengah, pada Jumat (23/12/2022). (KOMPAS.com Fristin Intan Sulistyowati/TRIBUNSOLO.com Ahmad Syarifudin)

Baca juga: Sosok GRAy Devi Lelyana Dewi, Putri Raja yang Alami Luka saat Bentrok di Keraton Solo

Kronologi Kericuhan

Kericuhan yang terjadi sekitar pukul 19.00 WIB, Jumat (23/12/2022).

Gusti Moeng mengungkapkan, pihak Sasonoputro (pihak PB XIII) membawa sekitar 50 orang untuk mengusir Gusti Moeng sekeluarga.

Dari kericuhan tersebut, Cucu Sri Susuhan Pakubuwono XIII, BRM Suryo Mulyo mengaku ditodong senjata api.

Cucu PB XIII lain, BRM Yudhistira Rachmat Saputro, juga mengaku dipukul punggungnya.

Lalu GRAy Devi Lelyana Dewi dipukul tangannya memakai bambu.

Mengutip TribunSolo, Beberapa orang memaksa masuk kawasan keraton.

Pihak Gusti Moeng pun berusaha mempertahankan area dalam keraton.

Iwan Saktiadi, Kapolresta Solo mengungkapkan jika pihaknya tetap ingin kedua kubu ada mediasi.

Meski begitu, pihaknya tetap akan menindak jika ada bukti yang mengarah ke pidana.

"Jika memang didapati kejadian yang mengarah ke pidana akan kami tindak lanjuti. Sampai dengan detik ini saya tidak bisa mengatakan berapa atau siapa korban luka luka atau tidak kami belum kami pastikan," jelasnya.

Iwan juga mengatakan, akan menyelidiki dulu, apakah benar ada anggota kepolisian yang terlibat dalam keributan ini.

(Tribunnews.com, Renald)(TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas