BNPB: Modifikasi Cuaca Dimaksimalkan di Wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur
Teknologi modifikasi cuaca sebelumnya dilakukan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) serta Jawa Barat.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Erik S
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) kini dimaksimalkan wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Ia memaparkan, TMC sebelumnya dilakukan pada 26 Desember 2022 di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) serta Jawa Barat.
Baca juga: BNPB Beri Bantuan Rp4,25 Miliar untuk Penanganan Bencana Banjir di Jawa Tengah
Kemudian sejak dua hari yang lalu dilanjutkan untuk wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Kita upayakan menurunkan hujannya dulu di lokasi lain dengan membentuk kumulatif awan yang berpotensi menurunkan hujan dengan intensitas lebih tinggi," ungkap Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam briefing disaster secara virtual pada, Selasa (3/1/2023).
Ia menyebut, modifikasi cuaca cukup berhasil meminimalkan potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah seperti Jabodetabek dan Jawa Barat, hingga Jawa Tengah.
“Jika ditanya efisiensinya, kita sama-sama melihat dan merasakan sebenarnya meskipun kita tidak bisa langsung mengklaim bahwa cuaca di DKI adalah hasil TCM tetapi paling tidak upaya kita bisa mengurangi potensi kejadian atau prakiraan bencana yang kita prakirakan sebelumnya,” kata pria yang disapa Aam ini.
Operasi TMC ini dilakukan dengan koordinasi dengan pemerintah provinsi (Pemda) DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Serta juga melibatkan BRIN, BMKG, TNI AU, maupun Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Baca juga: Badai Squall Line Berpotensi Ancam Jabodetabek, BNPB dan BMKG Sarankan Masyarakat Tidak Bepergian
“Alhamdulillah saat ini untuk DKI dan Jawa Barat kita mendapatkan informasi tidak terjadi bencana hidrometeorologi yang signifikan tapi di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang kita upayakan dua hari lalu, semakin turun. Setidaknya kita upayakan dengan maksimal agar intensitas hujannya turun,” tambahnya.
Lebih jauh ia mengatakan, perlu ada dukungan dari pemerintah daerah agar membenahi sistem drainase sebagai antisipasi banjir jika hujan turun dengan intensitas tinggi.
“Sehingga kita harapkan pemerintah daerah membenahi drainase primer, sekunder, kemudian mengurangi potensi dampak ini akibat hujan yang turun," harapnya.
Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG Jawa Barat Rabu, 4 Januari 2023: Tasikmalaya Hujan Petir, Purwakarta Berawan
Menurutnya, secara umum beberapa daerah di Indonesia rawan terhadap bencana khususnya banjir, karena ada beban populasi tinggi yang mempengaruhi ekosistem.
“Kita tahu bahwa di beberapa kota dengan beban populasi yang tinggi, rata-rata di pesisir Pantura, di Jabodetabek, kemudian Semarang, beban populasi ini memberikan tekanan pada ekosistem sehingga sistem drainasenya tidak mampu untuk menghadapi populasi yang banyak ini,” tuturnya.