Buntut Kisruh Penangkapan Lukas Enembe, Polri Perketat Pengamanan, Terjunkan 1000 Personel
Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo terjunkan 1000 personel Polri untuk penebalan pengamanan di Papua.
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo mengklaim telah melakukan penebalan personel pada sembilan wilayah di Papua.
Pengetatan pengamanan tersebut buntut aksi protes masyarakat Papua atas penangkapan Gubernur Papua Lukas Enembe.
Lukas Enembe ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Papua pada Selasa (10/1/2023) kemarin.
Gubernur Papua itu kemudian dibawa ke Jakarta dan tiba pada Selasa (10/1/2023) malam.
"Saat ini situasinya (Jayapura) sudah mulai kondusif dan personel kita lakukan penebalan di sembilan wilayah," kata Listyo, Selasa (10/1/2023), dikutip dari youTube MetroTvNews.
"Mengantisipasi agar tidak terjadi peningkatan gangguan yang akan menganggu masyarakat," lanjutnya.
Baca juga: Terjadi Gesekan saat Lukas Enembe Ditangkap, 1 Orang Dilaporkan Tewas dan 2 Orang Luka
Listyo Sigit menuturkan, 1000 personel pun telah diterjunkan Polri untuk mengantisipasi peningkatan gangguan Kamtibmas di tengah masyarakat Papua.
"Saat ini sudah kita tempatkan baik personel organik maupun yang dari pusat dan daerah hampir 1.000 (personel)," ujar Kapolri.
Lukas Enembe ditangkap buntut kasus dugaan suap dan gratifikasi terkait proyek yang bersumber dari APBD Pemprov Papua.
Adapun penangkapan dilakukan saat Lukas Enembe berada di sebuah restoran yang letaknya di Distrik Abepura, Kota Jayapura, Papua.
Ia ditangkap sekira pukul 11.00 WIT.
Penangkapan itu terjadi pada saat Lukas Enembe sedang makan siang.
Setelah ditangkap dari restoran, Lukas Enembe lantas dibawa ke Markas Brimob (Mako) Brimob, Kotaraja, Kota Jayapura.
Mendengar informasi tersebut, massa pembela Lukas Enembe langsung menyerbu Mako Brimob.